San terus menatap Wooyoung tanpa henti, entah sudah berapa bulan ia bersama dengannya dan lama-kelamaan ia mulai merasa jika ia mencintai Wooyoung.
Mustahil jika ia tak paham dengan perasaannya sendiri, dari mulai ia yang cemburu berlebihan sampai ia yang tak ingin jauh dari Wooyoung.
Itu semua membuktikan jika ia memang sudah mulai mencintai Wooyoung, ia bahkan sempat tak percaya dengan apa yang sedang ia rasakan ini.
"Sanie, makan malamnya sudah siap!"
San tak menjawabnya, ia masih terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri sekarang. Wooyoung bahkan tak memiliki apapun, tapi bagaimana bisa ia mencintainya.
Wooyoung mengerutkan dahinya, sudah beberapa kali ia memanggil San tapi San tetap saja melamun disana. Apa yang sebenarnya San pikiran sekarang.
San tersadar dari lamunannya saat ia merasakan ada sesuatu yang menempel pada bibirnya itu. Ia melihat Wooyoung yang sedang mengecup bibirnya disana.
"Apa yang sedang kamu pikirkan?"
"Tidak ada."
San menatap kearah meja, sudah banyak makanan disana dan ada makanan kesukaannya juga, akhir-akhir ini dia lebih sering memasak makanan kesukaannya.
San sedikit menghela nafasnya pelan, ini seperti karma baginya karena telah menghina Wooyoung sebelumnya, ia jadi merasa termakan oleh ucapannya sendiri.
"Bagaimana? apakah itu enak?"
San mengangguk menjawab perkataan Wooyoung, dia juga jadi lebih pandai memasak sekarang, ia bahkan sangat menyukai masakan yang dibuat olehnya.
Wooyoung menatap San yang sepertinya masih sibuk bergelut dengan pikirannya itu, ia cukup penasaran tentang apa yang sedang San pikirkan sedari tadi.
"Pria seperti apa yang kamu sukai?"
Wooyoung mengedipkan matanya dengan cepat. Ia sedikit terkejut dengan apa yang ditanyakan San padanya, mengapa San tiba-tiba bertanya hal seperti itu padanya.
San melirik pada Wooyoung yang hanya berdiam diri disana dan tak menjawab pertanyaan darinya. Ia benar-benar ingin tau tipe pria seperti apa yang dia sukai.
"Aku menyukai pria sepertimu."
"Jangan bercanda."
"Aku serius! aku memang menyukaimu!"
Wooyoung terkejut dengan ucapannya sendiri, ia menjadi salah tingkah sekarang karena ucapannya, karena sudah lama ia menyimpan perasaannya itu pada San.
San sama terkejutnya dengan Wooyoung karena apa yang diucapkannya barusan. Ia sedikit menggelengkan kepalanya, itu mungkin hanya bualan Wooyoung saja.
"A-aku..."
"Hm?"
Entah kenapa tiba-tiba Wooyoung merona malu sekarang, melihat San yang menatap padanya dengan tatapan lembut seperti itu, membuat wajahnya terasa panas.
"Kemarilah."
Wooyoung sedikit menunduk mencoba untuk menyembunyikan rona merahnya, ia beranjak dan berjalan mendekat pada San, ia berdiri dihadapan San sekarang.
San menarik tangan Wooyoung untuk duduk diatas pangkuannya dan memeluk Wooyoung dengan erat, ia mulai mengecup pundak Wooyoung disana.
San tersenyum tipis, ia dapat melihat telinga Wooyoung yang memerah, entah apa yang membuatnya malu sekarang, tapi itu terlihat menggemaskan untuknya.
Wooyoung mengigit bibir bawahnya, bagaimana bisa San menjilat telinganya sekarang disaat ia sedang merona malu karena terlalu gugup.
"San... nanti makanannya dingin."
"Suapi aku."
Wooyoung mengangguk dengan cepat dan ia langsung beranjak dari pangkuan San. Ia mendudukan dirinya disamping San dengan masih menundukkan kepalanya.
San benar-benar berharap jika dirinya dapat mengungkapkan perasaannya itu pada Wooyoung secepatnya, jika ia tak bisa maka orang lain pun tak akan bisa.
"Ini benar-benar karma untukku karena telah menghina lelaki manis sepertinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
I am your Bitch! : Sanwoo/Woosan
FanfictionChoi San selalu memandang rendah seseorang yang bekerja sebagai pelacur. Dan Jung Wooyoung yang seorang pelacur itu berhasil membuat San termakan ucapannya sendiri dengan membuat San jatuh cinta padanya. - Homophobic do not interact this story. ⚠The...