"Brengsek!"
Wooyoung menendang pintu apartment San dengan kesal, sudah berkali-kali ia mencoba berbagai macam password tapi itu tetap saja gagal, San menggantinya.
San pasti berpikir jika ia memang tak akan mendengarkan apa yang dia katakan, itu memang benar dan membuatnya sangat kesal, bagaimana cara ia keluar sekarang.
Wooyoung menarik nafasnya pelan, ia harus tenang, ia tak boleh terlalu terbawa emosinya itu, jika nanti San kembali, ia akan memintanya untuk pergi keluar.
"Tapi apakah San akan kembali setelah dia dapat kembali bersama lelaki sialan itu."
Wooyoung berjalan kearah sofa dan mulai mendudukan dirinya disana, meskipun ia nanti dapat kabur dari San, ia harus pergi kemana, ia hanya memiliki Yeosang.
Dan lagi Yeosang sudah memiliki kekasih, ia tak mau merepotkan Yeosang hanya karena kesialannya ini. Mingi, haruskah ia meminta bantuan Mingi.
"Sialan, bahkan bajingan itu juga mengambil ponselku."
Wooyoung mengalihkan pandangannya saat ia mendengar suara pintu terbuka, ia melihat San yang masuk dengan pakaian formalnya itu disana.
San memijat pelipisnya pelan, karena perbuatan Wooyoung yang merusak ponselnya itu, ia jadi harus membuat ulang semua datanya, itu merepotkan.
Wooyoung sedikit mengerutkan dahinya, ia pikir San akan datang dengan lelaki sialan itu tapi ternyata tidak dan itu tentu bagus untuknya sekarang.
Ia dengan cepat beranjak dari duduknya dan berjalan menghampiri San yang sedang melepas sepatunya itu. Wooyoung langsung memeluk erat San disana.
"Kenapa kamu baru pulang? aku– aku minta maaf Sanie..."
"Aku tak akan pergi, maafkan aku."
San mulai menatap Wooyoung yang sudah mengerucutkan bibirnya itu dengan menatap memelas padanya, entah bagaimana dia dapat berubah secepat ini.
Itu membuatnya sedikit curiga. Tapi San mencoba untuk tak memperdulikannya, ia mulai membalas pelukannya itu dan mengecup kening Wooyoung disana.
"Hm bagus jika kamu sudah benar-benar mengurungkan niatmu itu."
Wooyoung tersenyum manis pada San. Tentu saja tidak, untuk apa ia mengurungkan niatnya, bahkan jika bisa ia ingin langsung lari keluar dari sini.
"Sanie mau makan?"
"Aku sudah makan diluar bersama Seonghwa."
Wooyoung memaksakan diri mengangguk menjawab perkataan San, tapi jauh dilubuk hatinya itu ia merasa sangat kesal dengan ucapan San, ia sangat cemburu.
Tapi ia tak boleh dikalahkan begitu saja oleh emosinya ini, ia harus membuat San merasakan apa yang ia rasakan juga, ia akan membalaskan semuanya pada San.
"Sanie..."
"Kenapa?"
"Bisakah kita pergi keluar? aku bosan, aku ingin jalan-jalan bersamamu."
San sedikit mengerutkan dahinya, dia memang mudah bosan jika terus berada dirumah tapi entah mengapa ia merasa cukup aneh melihat sikap Wooyoung itu.
"Kamu berniat untuk kabur bukan?"
"Tidak! aku bosan dirumah, seharusnya kita pergi jalan-jalan kemarin, tapi..."
San menatap Wooyoung yang tiba-tiba saja menghentikan ucapannya itu, ia tau apa yang ingin dia katakan selanjutnya. Mungkin ia akan menuruti kemauannya.
"Baiklah kita pergi."
"Yeay! aku ingin pergi ke mall, Sanie."
Wooyoung tersenyum senang, ia juga dapat melihat senyuman hangat dari San kepadanya. Ini cukup menyakitkan mengingat ia yang sangat mencintai San.
Tapi apa boleh buat, akan terasa lebih menyakitkan jika ia bertahan diposisi seperti ini, mencintai seseorang yang belum bisa melupakan masa lalunya itu.
"Kita lihat nanti San, aku akan membuatmu berlutut maaf padaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
I am your Bitch! : Sanwoo/Woosan
FanfictionChoi San selalu memandang rendah seseorang yang bekerja sebagai pelacur. Dan Jung Wooyoung yang seorang pelacur itu berhasil membuat San termakan ucapannya sendiri dengan membuat San jatuh cinta padanya. - Homophobic do not interact this story. ⚠The...