"Sayang, ada apa? kamu terlihat kesal."
Seonghwa mengalihkan pandangannya pada Hongjoong, bagaimana ia tak merasa kesal jika sedari tadi ia melihat San yang terus bersikap manis pada pelacur itu.
Apakah mereka pikir rumah sakit adalah tempat untuk mereka bermesraan, benar-benar membuatnya kesal, bahkan ia tak tahan berada disana lebih lama lagi.
"Aku sedikit kesal, tapi aku baik-baik saja."
"Mau pergi ke suatu tempat? untuk menghilangkan rasa kesalmu."
Seonghwa mengangguk dengan cepat, ia memang cukup beruntung karena bisa mendapatkan Hongjoong, tapi disatu sisi ia juga belum bisa melupakan San.
Dan lagi melihat San yang sudah memiliki kekasih sekarang membuatnya cemburu berlebihan, ia tak tau apakah Hongjoong menyadari hal tersebut atau tidak.
"Aku minta maaf karena membuatmu berada diposisi ini, Joong."
Hongjoong sedikit melirik pada Seonghwa, ia paham betul kemana arah pembicaraan itu dan tentu saja ia tau jika Seonghwa merasa cemburu melihat San dan Wooby.
Itu berhasil membuatnya kesal, tapi ia tak pernah melepaskan Seonghwa meskipun dia meminta putus, Seonghwa hanya akan menjadi miliknya sampai kapanpun.
"Aku tak masalah dengan itu, jadi tak perlu membahasnya lagi."
"Tak peduli siapa orang yang kamu cintai, kamu akan tetap menjadi milikku, Hwa."
"Ingat itu baik-baik."
—
Wooyoung mengerucutkan bibirnya, ia sudah sangat lelah sedari tadi berkeliling mall tanpa henti dan sekarang ia merasa lapar kan memang belum sarapan.
Wooyoung melirik kearah San yang hanya menatap lurus disana, San benar-benar bersikap dingin jika hanya sedang berdua saja dengannya, dia bahkan tak berbicara.
"Sanie, aku lelah... aku juga lapar."
"Kamu mau makan apa?"
San mulai menatap kearah Wooyoung, dia benar-benar terlihat kelelahan, padahal dia sendiri yang meminta berkeliling mall untuk membeli berbagai macam baju.
Wooyoung tersenyum senang saat San tiba-tiba mengambil semua paper bag yang ia bawa dan lihatlah itu, dia juga memeluk pinggangnya sekarang.
"Kita ke restoran yang ada didepan sana!"
"Baiklah."
Wooyoung sedikit melirik kearah penis San disana, bagaimana bisa itu tertidur kembali padahal San tak melakukan apapun untuk menidurkannya.
Dan mengapa juga San tak mengijinkan ia untuk menidurkannya, pikiranku jadi dipenuhi hal-hal mesum untuk menggoda San. Apakah San akan marah nantinya.
"Duduk disana Sanie."
San melihat arah tangan Wooyoung menunjuk dan dia memilih meja dipaling pojok, ia bahkan dapat menebak apa yang sedang dipikirkan Wooyoung sekarang.
Dan entah mengapa ia juga menuruti apa yang Wooyoung inginkan untuk duduk disana, meskipun ia sudah tau apa yang akan terjadi padanya nanti.
"Sanie mau makan apa?"
"Terserah padamu saja."
San menatap Wooyoung yang sedang sibuk memilih menu makanan, warna rambut Wooyoung sekarang terlihat mencolok, tapi itu juga terlihat cocok.
Dia juga terlihat sangat cantik, mengapa dia berakhir menjadi pelacur, meskipun dia sudah tak lagi menjadi pelacur tapi cara berpikirnya itu terlalu mesum.
San sedikit terkejut saat Wooyoung tiba-tiba menatap padanya, dengan cepat ia mengalihkan pandangannya itu. Ia tak sadar terlalu lama menatap wajahnya.
Wooyoung tersenyum tipis saat tak sengaja menangkap San yang terus menatap padanya sedari tadi saat ia sudah selesai memesan makanannya itu.
"Bagaimana menurutmu? apa warna merah ini cocok untukku?"
"Hm, kamu terlihat cantik dengan itu."
Wooyoung merona malu mendapat pujian dari San. Apa yang dia katakan, dia berkata jika dirinya cantik, ia merasa jika wajahnya terasa sangat panas sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I am your Bitch! : Sanwoo/Woosan
FanfictionChoi San selalu memandang rendah seseorang yang bekerja sebagai pelacur. Dan Jung Wooyoung yang seorang pelacur itu berhasil membuat San termakan ucapannya sendiri dengan membuat San jatuh cinta padanya. - Homophobic do not interact this story. ⚠The...