San menatap Wooyoung, entah mengapa ia tak merasa jijik melihat Wooyoung sekarang, apakah karena dia memang sedang tidak bekerja atau karena mereka sedang berada dirumah.
"Ada apa?"
"Tidak."
"Apa kamu tak ingin bermain dengan tubuhku terlebih dahulu?"
"Tidak."
San beranjak dan mendudukan dirinya disamping Wooyoung, ia melepaskan sisa pakaian yang masih ia pakai, ia tak ingin jika nanti pakaian terkena sperma.
Wooyoung mengerucutkan bibirnya, San terus-menerus menolak permintaannya, meskipun seharusnya ia sudah cukup puas karena San mau bersetubuh dengannya.
Wooyoung menatap San yang sudah tak memakai apapun disana, bahkan San terlihat lebih tampan jika tak memakai pakaian apapun ditubuhnya itu.
"Dimana kondomnya?"
"Untuk apa? aku ingin merasakan langsung penismu tanpa terhalang oleh benda seperti itu."
San benar-benar tak mengerti dengan apa yang Wooyoung pikirkan, dia selalu saja dapat membuatnya terkejut dengan segala keinginannya itu, sungguh tak masuk akal.
San kembali ke posisinya semula, karena lingerie Wooyoung terhubung satu sama lain, ia tak bisa melepaskan satu persatu selain membuka talinya itu dibelakang.
San sedikit menarik lingerie bagian bawah Wooyoung kesamping, ia berniat untuk melonggarkan lubang Wooyoung terlebih dahulu, mengingat malam kemarin dia berteriak cukup keras.
"Jangan melonggarkannya– anhhhh..."
Wooyoung mengigit bibir bawahnya, meskipun hanya dua jari saja yang masuk kedalam lubangnya itu, tapi entah mengapa itu terasa sedikit menyakitkan.
Wooyoung sudah dapat merasakan jari San yang bergerak masuk dan keluar di lubangnya itu, ia sampai bingung mengapa semua terasa menyakitkan saat melakukannya bersama San.
"Hahhh shhh akhhh aku– aku bilang jangan melonggarkannya... berhen–"
"Tidak."
San memilih untuk mengabaikan ucapan Wooyoung, ia tak menghentikan gerakan jarinya dan ia kembali menambahkan kedua jarinya kedalam lubang Wooyoung.
Wooyoung membulatkan matanya terkejut saat tiba-tiba San menambahkan jarinya itu, sudah terhitung empat jari yang masuk kedalam lubangnya sekarang dan itu membuatnya menegang sempurna.
"Melihatmu menegang, sepertinya kau menyukai rough sex."
Wooyoung mengangguk menjawab ucapan San, karena jari San yang terus bergerak dengan cepat didalam sana membuatnya tak bisa mengeluarkan kata-kata selain mendesah.
Wooyoung mendongkakkan kepalanya saat San tiba-tiba mengeluarkan jarinya dan memasukkan penisnya itu dengan sekali hentakan, itu berhasil membuatnya mengeluarkan cairan putihnya.
San menatap dingin kearah Wooyoung, dia menyemburkan spermanya tepat di wajahnya dan itu tentu membuatnya marah, bagaimana bisa dia terus-menerus keluar saat ia memasukkan penisnya.
Wooyoung yang mendapatkan tatapan dingin dari San hanya bersikap tak peduli, dan lagi melihat wajah San yang dipenuhi sperma miliknya itu membuatnya cukup senang.
"Kamu terlihat sangat tampan dengan sperma milikku disana, tu–anrghhh!!"
Wooyoung sedikit meremas bantal untuk melampiaskan rasa sakitnya karena San yang tiba-tiba menghentakkan penisnya itu dengan sangat kasar.
San mengangkat kedua kaki Wooyoung, meletakkannya dibahunya, ia menahan kedua kaki Wooyoung dan terus menggerakkan pinggulnya dengan cepat.
San sedikit mengerutkan dahinya saat Wooyoung dengan sengaja mengetatkan lubangnya itu dan ia memberikan apa yang Wooyoung inginkan dengan menghentakkan penisnya dengan kuat.
"Akhhh anhhh shithhh... moree–"
Wooyoung menatap San yang sedang fokus menusuk lubangnya, ia menatap kearah bibir San, ia merasa bibirnya kering dan tentu saja ia menginginkan sesuatu.
"Jangan bergerak, aku tak mengijinkanmu untuk itu."
Wooyoung kembali mendongkakkan kepalanya, ia dapat merasakan penis San yang masuk lebih dalam dibawah sana. Dan San terus-menerus melakukannya tanpa henti.
San mulai menahan lubang penis Wooyoung dengan tangannya, ia tak ingin jika nanti Wooyoung menyemburkan kembali spermanya itu diwajahnya.
"Ti-tidakhh ahhh shh jangan lakukan itu..."
"Diamlah."
Wooyoung merasakan sakit dikedua sisi, ia tak dapat menikmati sex nya karena San tak menekan titik prostat miliknya itu dengan penisnya dan lagi San menahan lubang penisnya itu.
Tapi entah mengapa ia tetap menyukainya ia suka dengan rasa sakit yang ia rasakan sekarang. Dan ini memang yang Wooyoung inginkan, San yang sengaja tak membiarkan dirinya menikmati sex mereka.
"Mmmhhh ahhhh..."
San mengeluarkan penisnya dari dalam lubang Wooyoung saat ia merasa akan keluar sebentar lagi karena ia tak ingin mengeluarkannya didalam lubang Wooyoung.
Wooyoung mengerutkan dahinya melihat San yang malah mengocok penisnya, saat ia sadar, ia langsung menahan tangan San dan mulai memasukkan setengah dari penis San kedalam mulutnya.
San tersenyum tipis, ia menjambak rambut Wooyoung dan menariknya kebelakang, ia menghentakkan penisnya untuk masuk lebih dalam ke dalam mulut Wooyoung.
"Mmhhhh nghhh–"
Wooyoung tersedak akibat perbuatan San yang tiba-tiba itu dan sekarang ia sudah dapat merasakan tenggorokannya yang dipenuhi oleh sperma milik San.
Prbuatan San itu membuat Wooyoung mual karena San yang menghentakkan penisnya itu barusan, bahkan tenggorokannya terasa perih sekarang.
San mengeluarkan penisnya dari dalam mulut Wooyoung, ia dapat melihat sperma miliknya yang mengalir keluar di ujung bibir Wooyoung disana.
"Do it more roughly, sir."
"Sure."
KAMU SEDANG MEMBACA
I am your Bitch! : Sanwoo/Woosan
FanfictionChoi San selalu memandang rendah seseorang yang bekerja sebagai pelacur. Dan Jung Wooyoung yang seorang pelacur itu berhasil membuat San termakan ucapannya sendiri dengan membuat San jatuh cinta padanya. - Homophobic do not interact this story. ⚠The...