19

5.1K 337 14
                                    

Hongjoong sudah sedari tadi menekan bel apartmentnya Seonghwa tapi tak ada yang membuka pintunya itu, ini sudah malam seharusnya Seonghwa ada dirumah.

Seonghwa juga tak membalas pesannya, dia berkata akan pulang terlebih dahulu karena merasa tak enak badan, dan ia langsung datang setelah selesai bertemu klien.

Ia benar-benar khawatir jika Seonghwa pingsan didalam. Dan entah mengapa Seonghwa tak mengijinkan dirinya untuk tau password apartmentnya itu.

Hongjoong menghela nafasnya berat, ia berjalan pergi dari kamar apartemen Seonghwa tapi langkahnya terhenti saat ia melihat Seonghwa didepan sana.

Mengapa Seonghwa berada diluar, bukankah dia berkata jika dia sedang sakit, cuaca malam ini terlalu dingin. Dengan cepat ia menghampiri Seonghwa.

"Hwa, kenapa kamu ada diluar?"

Seonghwa tersenyum pada Hongjoong, ia menunjukkan belanjaan yang ia beli tadi bersama San saat diperjalanan pulang, sebenarnya ia berniat memasak makan malam untuk San.

Tapi karena ia tadi sempat melihat mobil Hongjoong diparkiran basement, rencananya itu berubah begitu saja dan ia terpaksa menyuruh San untuk pulang.

"Ayo masuk, nanti kamu masuk angin."

"Kenapa kamu tak bilang saja jika ingin belanja? aku dapat mengantarkanmu."
















San memejamkan matanya, mengapa ia menuruti perkataan Seonghwa sampai seperti ini, ia merasa jika dirinya sedang dipermainkan oleh masa lalunya sendiri.

Tapi tak bisa dipungkiri jika ia merasa senang saat Seonghwa ingin memasak makan malam untuknya, mengingat dulu Seonghwa selalu melakukan hal tersebut.

San membuka matanya, mencoba untuk membuang pikiran-pikiran tentang masa lalunya itu, ia harus bisa melupakan Seonghwa bagaimanapun caranya.

"Ini terlalu sulit untukku Hwa."















Wooyoung tersenyum senang kearah cermin, meskipun ia harus mengorbankan tubuhnya, tapi ia berhasil mendapatkan informasi tentang San dari Mingi.

Bahkan ia mendapatkan alamat apartment San dan sekarang ia akan langsung pergi ke tempat San, meskipun ini masih terlalu pagi tapi ia tak peduli dengan itu.

"Mingi berkata jika San tak terlalu suka seseorang dengan pakaian yang terbuka."

Wooyoung melihat dirinya sendiri di cermin, seharusnya ini sudah termasuk tertutup, ia memakai hoodie hitam dan juga celana selutut.

Ia sampai harus membeli pakaian seperti ini untuk mendekati San, tapi itu tak masalah, selagi ia bisa mendapatkan San, semuanya akan terbayarkan.

"I'm coming, sweetheart."

















San tak bisa tidur satu menitpun sedari tadi, ia mencoba untuk tidur tapi saat ia memejamkan matanya itu, ia malah terbayangkan Seonghwa disana.

Ia mencoba untuk melupakan Seonghwa, tapi ia malah terbayang wajahnya terus-menerus, itu membuatnya tak bisa tidur. Bagaimana ia bisa melupakannya.

San menghela nafasnya pelan, beruntung karena sekarang hari libur karena ia tak harus pergi ke kantor, jika tidak ia bisa-bisa ia tak untuk fokus berkerja.

"Aku mengantuk tapi tak bisa tidur."

San menatap kearah jam dinding disana, ini masih jam 8 pagi dan orang gila mana yang datang ke tempatnya sekarang, bahkan dia menekan belnya tanpa henti.

San beranjak dari duduknya, ia berjalan kearah pintu, jika sepagi ini seharusnya Mingi lah yang datang ke tempatnya, tapi bukankah Yunho sudah pulang.

San membuka pintunya dan ternyata tebakannya itu salah besar, ia terkejut saat melihat Wooby lah yang berada ditempatnya sekarang, bagaimana bisa.

"Good morning!"

San mencoba untuk menutup pintunya kembali tapi Wooyoung menahannya dengan kakinya itu, membuat San terpaksa untuk kembali membukanya.

"Tak baik menutup pintu saat ada tamu yang datang, tuan San."

I am your Bitch! : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang