55

4.4K 286 45
                                    

"Apa kamu sudah merasa baikan Hwa?"

Seonghwa mengangguk dan mengeratkan pelukannya itu pada San. Ini cukup bagus untuknya, karena San dan juga Yunho sudah melihat kelakuan buruk Hongjoong.

Seharusnya mereka tak lagi mempercayai Hongjoong dan ia bisa kembali berada disisi San, tapi pelacur itu tetap menjadi penganggu. "Aku harus melakukan apa?"

"San, kamu pulanglah, Wooyoung pasti sedang menunggumu."

"Tapi Seonghwa?"

"Aku yang akan menemaninya."

San menatap kearah Seonghwa dan dia menggelengkan kepalanya itu disana. San menghela nafasnya berat, ia tak bisa meninggalkan Seonghwa lagi, ia takut.

"Wooyoung akan baik-baik saja, aku akan menemani Seonghwa."

Yunho memang sempat melihat Seonghwa menggelengkan kepalanya itu saat ia berkata akan menemaninya, itu benar yang Seonghwa inginkan adalah San.

Yunho menatap San dan juga Seonghwa disana, Seonghwa terlihat nyaman berada didekat San, ia merasa tenang dengan itu tapi bagaimana dengan Wooyoung.

"San, apa kamu yakin Wooyoung akan baik-baik saja?"

"Aku ingin bersama San, Yunho..."

Yunho mulai menatap Seonghwa, terlihat raut wajah memelas disana, ia sudah paham betul dengan itu, Seonghwa selalu ingin bersama San.

Ia menghela nafasnya pelan, mungkin untuk sekarang ia akan membiarkannya sampai Seonghwa memang sudah benar-benar sembuh terlebih dahulu.

"Yunho, bisakah kamu tinggalkan aku dan San berdua? aku–"

"Aku mengerti, aku juga harus pulang."

Yunho sedikit mengelus surai hitam milik Seonghwa disana, ia sangat menyayangi San maupun Seonghwa, itu lah mengapa ia  ingin mereka kembali berhubungan.

"Aku pulang terlebih dahulu hyung, San."

"Terimakasih Yun."

Yunho hanya mengangguk, ia berjalan pergi keluar dari kamar hotel itu, setelah membawa Seonghwa berobat, San memutuskan untuk memesan hotel saja.

Itu memang bagus. Mungkin ia juga harus melakukan sesuatu, tapi ia yakin jika Mingi tak akan menyetujui sarannya, terlebih dia selalu membela Wooyoung.

San terus mengelus punggung Seonghwa, mencoba untuk menenangkannya. Hatinya terasa sangat sakit melihat Seonghwa yang dipenuhi banyak luka itu.

"Hwa, minum obatnya terlebih dahulu."

"Tidak San, itu pahit, aku tak suka."

"Untuk mengurangi rasa sakitnya, Hwa."

Seonghwa sedikit mengerucutkan bibirnya ia benar-benar tak menyukai obat, itu sangat pahit. Seonghwa menatap pada San yang sedang mengelus pipinya itu disana.

"Aku akan meminumnya, tapi aku ingin kamu mengabulkan satu hal untukku."

"Baiklah, apapun untukmu. Minumlah."

San tersenyum tipis melihat Seonghwa yang terpaksa meminum obatnya itu disana, terlihat menggemaskan saat dia menahan rasa pahit dari obatnya itu.

Seonghwa mengusap lidahnya sendiri, rasa pahitnya tak hilang meskipun ia sudah banyak minum air, inilah mengapa ia tak ingin sakit, obat itu sangat pahit.

"Aku sudah meminum obatnya San."

"Hm, jadi apa yang kamu inginkan?"

Seonghwa menatap San, perasaannya pada San tak pernah berubah sedikitpun, ia masih sangat mencintai San dan ia tak ingin San menjadi milik orang lain.

"Berjanjilah padaku, jangan pernah meninggalkanku lagi San."

San tersenyum manis pada Seonghwa saat mendengar apa yang dia diinginkan, ia tak berniat untuk meninggalkannya, ia bahkan masih menyayangi Seonghwa.

Ia kembali mengusap wajah Seonghwa, ia cukup penasaran mengapa Hongjoong tiba-tiba saja menyakiti Seonghwa, tentu dia memiliki alasan untuk itu bukan.

"Baiklah aku berjanji."

Seonghwa tersenyum senang mendengar jawaban yang diberikan San padanya, ini adalah awal dimana San akan menjadi miliknya kembali.

Seonghwa memeluk San dengan erat, tapi si pelacur itu bagaimana ia membuatnya mau meninggalkan San. "Sudahlah, aku akan memikirkan itu nanti."

"Katakan jika kamu menyayangiku, San."

"Aku menyayangimu, Hwa."

I am your Bitch! : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang