18

5.3K 324 17
                                    

"Tentang San, bukan?"

Wooyoung terkejut, bagaimana bisa Mingi tau tentang apa yang ingin ia tanyakan, apakah itu terlihat jelas atau bagaimana, jika memang iya itu cukup membuatnya sedikit malu.

Mingi tersenyum tipis melihat Wooyoung yang sedang malu disana, bagaimana ia bisa tak tau apa isi pikiran Wooyoung sedangkan sedari tadi dia terus menatap kearah San.

"Tanyakan saja, tapi kamu tau bukan apa bayarannya?"

"Umm... lelaki tadi, siapa dia? bukankah dia sudah memiliki kekasih?"

"Dia mantan kekasih San dan San masih sangat menyayanginya."

Wooyoung mengerutkan dahinya, pantas saja sedari tadi San terus memperhatikan lelaki itu tanpa henti, seolah tak ada objek lain yang menarik perhatiannya.

Tapi itu sedikit membingungkan, lelaki itu sudah memiliki kekasih tapi mengapa dia masih tetap posesif pada San yang bahkan statusnya adalah mantan kekasih.

"Lelaki itu juga masih menyayangi San?"

"Hmm, mereka masih sama-sama saling menyayangi."

Mingi sedikit menarik pinggang Wooyoung untuk lebih mendekat padanya, melihat dari ekspresi wajah Wooyoung sekarang, dia terlihat seperti benar-benar penasaran tentang kehidupan San.

Wooyoung cukup merasa kesal dengan itu, jika mereka masih saling menyayangi mengapa mereka putus, tapi itu juga bagus untuknya, karena ia bisa memiliki San.

Wooyoung tersenyum manis pada Mingi, ia memeluk leher Mingi dan mengecup bibirnya itu. Sekarang tugasnya hanya satu yaitu menjadi apa yang San sukai.

"Apa kamu dapat memberitahuku tentang apa saja yang San sukai?"

"Tentu saja sayang."

















Seonghwa menggelengkan kepalanya dengan cepat, ia tak ingin pulang, ia ingin bersama dengan San, ia bahkan bersusah payah pergi untuk menemui San.

Tapi San terus berkata akan mengantar dirinya pulang, itu membuatnya cukup kesal pada San. Seharusnya San tau jika ia ingin bersama San sekarang.

"Hwa, jangan membuat ini semakin sulit. Aku tak ingin Hongjoong hyung tau tentang kamu yang datang ke tempatku."

"Tapi aku ingin bersamamu!"

San menghela nafasnya berat, ini semakin sulit untuknya, terlebih ia masih mencintai Seonghwa, jika terus seperti ini bagaimana ia bisa melupakan Seonghwa.

Seonghwa mengerucutkan bibirnya, apa salahnya jika ia ingin bersama dengan San, meski hanya sebentar, apakah itu terlalu sulit untuk San memberikan apa yang ia inginkan.

San yang melihat Seonghwa memasang wajah sedihnya itu kembali menghela nafasnya, ia bukan tak ingin Seonghwa berada ditempatnya.

"Dengarkan aku Hwa, aku–"

"Kau tak lagi menyayangiku bukan?"

Seonghwa menatap tajam kearah San yang hanya diam saja disana, seolah tak ingin menjawab pertanyaannya, apakah karena pelacur rendahan itu, San jadi begini.

"Aku akan mengantarmu pulang."

"Jawab pertanyaanku!! kau mencintainya bukan?!"

"Mencintai siapa?"

"Pelacur itu, kau mencintainya kan?"

San menatap tak percaya pada Seonghwa, bagaimana bisa Seonghwa berpikir jika ia mencintai pelacur itu disaat ia sendiri tak menyukai seorang pelacur.

Seonghwa mendengus kesal, ia memukul dada San dengan kencang membuat San sedikit meringis karena pukulan darinya. Mengapa San melakukan ini padanya.

San terkejut saat Seonghwa tiba-tiba meneteskan air matanya itu disana, untuk yang kesekian kalinya, ia melakukan hal buruk pada Seonghwa. San dengan perlahan mengusap air mata Seonghwa.

"Maafkan aku. Kita pulang sekarang, ini sudah terlalu larut."

Seonghwa mengangguk pelan, hatinya terasa sangat sakit saat San tak menjawab pertanyaannya tentang dia yang tak menyayanginya, bahkan dia tak mengelak.

"Aku akan pulang, tapi kamu menginap dirumahku."

I am your Bitch! : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang