63

4.4K 308 6
                                    

"Woo, minggu depan aku harus bertemu dengan rekan bisnisku."

"Siapa? apa aku bisa ikut?"

"Choi San, dia rekan bisnisku di proyek kali ini, sikapnya cukup dingin jadi aku meminta untuk bertemu di club nanti."

Wooyoung membulatkan matanya terkejut bagaimana tidak, dia adalah orang yang membuatnya seperti ini, tapi bukankah itu kesempatan bagus untuknya sekarang.

Ia mungkin akan ikut dan membuat si San itu cemburu pada Yeonjun dan ia akan dengan sengaja terus menggoda Yeonjun nantinya, mungkin itu cukup bagus.

Tapi bagaimana jika nanti San marah dan membawanya pergi bersamanya, tidak dia tak akan berani melakukan itu dihadapan rekan bisnisnya bukan. Ia akan menempel pada Yeonjun nanti.

"Aku mau ikut, boleh?"

"Tentu, itu tak akan menjadi masalah."

Sebenarnya Yeonjun merasa cemburu sekarang saat melihat Wooyoung yang selalu bersemangat saat ia akan bertemu dengan seorang pria, dia terlihat senang.
















San menidurkan dirinya diatas ranjang, ia baru sampai di kota daejeon, itu sangat melelahkan karena ia tak menggunakan kereta. Tapi, ia mulai menatap Mingi.

"Mengapa kau ingin ikut? bukankah kau tak menyukaiku sekarang?"

"Ya aku memang tak menyukaimu."

Mingi memutar bola matanya malas, ia mempercayai ucapan San sekarang saat dia berkata jika Wooyoung tak ada, San juga sedang mencarinya.

Dan tugasnya sekarang adalah mengawasi San agar jika dia bertemu dengan Wooyoung tiba-tiba, ia dapat membawa pergi kembali Wooyoung sejauh mungkin.

Mengingat ia dan San sudah berteman sejak kecil, membuatnya tak bisa terlalu mengabaikan San, ia hanya ingin San merasakan apa yang telah dia perbuat.

"Dikamar mana sekertaris cantikmu itu?"

Mingi mengerutkan dahinya melihat San yang malah sibuk dengan ponselnya itu disana, bukannya menjawab pertanyaan darinya, apa dia sedang mengabaikannya.

"Apa yang kau lakukan?"

"Menelpon Yunho untuk mengadu."

Mingi cukup terkejut dan dengan cepat ia merebut ponsel San dan benar saja dia sudah menelpon Yunho disana, ia langsung menekan tombol merah disana.

"Sial, aku hanya bertanya."

"Untuk apa kau bertanya jika bukan karena ingin mendatangi sekertarisku."

San kembali mengambil ponselnya, sambungannya sudah terputus disana, dia bergerak dengan cepat, bahkan dia sudah mau menikah tapi dia tetap saja genit.

Dan lagi mengapa dia harus sekamar dengannya, dia memaksa untuk berbagi kamar, entah apa alasannya dia tak mau berbicara padanya saat itu.
















"Apa kau serius akan membahas proyek ditempat seperti ini?"

Mingi tak habis pikir dengan rekan bisnis San itu, bagaimana bisa dia mengajak bertemu disebuah club, apakah dia gila, dia ingin membahas proyek atau apa.

Siyeon, sekertaris San, sudah terbiasa dengan ini, rekan bisnis bos nya yang satu ini memang aneh menurutnya, dia selalu memilih tempat yang tak masuk akal.

"Dia memang selalu meminta bertemu di tempat yang tak masuk akal."

"Dan satu lagi, tunggulah diluar."

San masuk kedalam ruangan yang sudah dipesan oleh Yeonjun itu bersama sekertarisnya meninggalkan Mingi yang masih mematung diluar sana.

Mingi mendengus kesal menatap pintu yang sudah tertutup itu, dia sungguh tak dibiarkan masuk, ya itu juga tak penting karena ia dapat bersenang-senang disini.

"Kau terlambat 15 menit San."

"Aku tak peduli, tempat ini terlalu jauh."

San mendudukan dirinya disofa, karena ia yang sedari tadi fokus pada ponselnya itu dan saat ia mengangkat kepalanya ia cukup terkejut melihat Wooyoung disana.

Wooyoung mencoba untuk mengabaikan tatapan dari San, ia dapat melihat San yang terkejut disana. Lihatlah bagaimana ia akan membuat San cemburu sekarang.

"Disampingmu itu, dia siapa?"

Yeonjun mengalihkan pandangannya pada Wooyoung yang setia memeluk lengannya itu disana, entah mengapa dia tiba-tiba saja menjadi manja seperti ini.

Wooyoung yang mendengar pertanyaan itu dari San hanya mendengus kesal, dia bertanya seolah dia tak mengenalinya sama sekali, "Menyebalkan."

"Dia kekasihku."

I am your Bitch! : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang