20

5.5K 335 11
                                    

"Tak baik menutup pintu saat ada tamu yang datang, tuan San."

"Aku tak pernah mengundangmu untuk datang."

Wooyoung menggedikkan bahunya tak peduli, ia memang tak diundang, tapi bukankah ia juga masih termasuk seorang tamu sekarang, mau diundang atau tidak.

San memijat pelipisnya perlahan, ia yakin jika Mingi lah dalang dari semua ini, karena terakhir kali pelacur itu bersama dengan Mingi.

Dan mengapa Mingi memberikan alamat rumahnya pada pelacur ini, Mingi terus melakukan apapun yang tak ia sukai, itu berhasil membuatnya kesal.

"Kamu tak membiarkanku masuk?"

"Tidak, pergilah."

"Tapi aku sudah memasak sarapan untukmu!"

San menatap kearah tangan Wooyoung yang memang sedang membawa kotak bekal disana. San kembali menghela nafasnya, ia tak bisa untuk menolaknya sekarang.

"Masuklah."

Wooyoung tersenyum senang, ia berjalan masuk kedalam apartment San dan kesan pertamanya saat masuk kedalam adalah "Indah", ia menyukai warna hitam dan hampir seluruh apartment San bernuansa Hitam.

Bahkan jika dilihat-lihat, apartmentnya itu terlihat sangat rapih dan juga bersih, ia tak menyangka jika San dapat melakukan pekerjaan rumah, atau dia menyewa.

"Bisa aku ke dapur? untuk menyiapkan sarapannya."

Wooyoung melihat San yang mendahului langkah kakinyanya didepan sana, dan ia mulai berjalan dibelakang San. Wooyoung menatap punggung San yang terlihat lebar, membuatnya ingin menyentuh San.

Wooyoung menggelengkan kepalanya dengan cepat, ia tak boleh gegabah, ia harus bisa membuat San nyaman dengan keberadaannya sekarang.

Wooyoung sedikit mengerutkan dahinya saat melihat dapur San sangat kosong, bahkan itu terlihat seperti San tak pernah sekalipun menyentuh dapurnya itu.

"Aku tak bisa memasak, jangan memasang wajah bingung seperti itu."

Wooyoung mengangguk paham, jika saja ia diijinkan untuk berada ditempat San, ia akan memasakkan San makanan setiap waktu sesuai jadwal makan San.

Wooyoung terkekeh pelan, tidakkah itu akan sangat menggemaskan. Ia sedikit menghela nafasnya, membayangkan hal seperti itu membuat Wooyoung tiba-tiba ingin melakukan sex didapur.

"Sial, mengapa pikiranku terus mengarah ke hal-hal yang mesum!"

"Aku akan mandi terlebih dahulu, jangan pernah berani untuk masuk kemanapun."

Wooyoung mengangguk, meskipun San berkata seperti itu, memangnya ia akan langsung menurut, tentu saja tidak. Ia bahkan penasaran dengan semuanya.

Ia akan berkeliling sebentar saat San mandi, terlebih ia penasaran dengan kamar San. Tapi jika dilihat-lihat, San orang yang sangat baik menurutnya.
















Yeosang mendengus kesal, lagi dan lagi Jongho tak membiarkan dirinya untuk pergi ke rumahnya itu. Bahkan sekarang mereka sedang berada ditempatnya.

Entah apa yang membuat Jongho tak mau membawa dirinya kesana, meskipun itu memang tak masalah baginya tapi ia juga ingin mengetahui dimana dia tinggal.

"Sayang? ada apa?"

"Tidak."

Jongho mengerutkan dahinya, sedari tadi Yeosang terus menatap kesal padanya, itu membuatnya penasaran tentang apa yang menganggu pikiran Yeosang sekarang.

Jongho menarik tangan Yeosang dan memeluknya dengan erat, sepertinya Yeosang masih kesal karena ia tak juga membawanya datang ke rumahnya.

Ia sebenarnya ingin membawa Yeosang, tapi jika nanti kakaknya mengetahui jika dirinya berhubungan dengan seorang pelacur, dia akan marah besar padanya.

"Aku akan membawamu datang ke rumahku nanti."

"Benarkah?!"
















San menatap dingin kearah Wooyoung yang berada dikamarnya sekarang. Tidakkah ia sudah berkata jika dia tak boleh masuk kemanapun, tapi apa ini.

"Apa yang kamu lakukan disini?"

Wooyoung mengalihkan pandangannya pada San, ia terlalu sibuk melihat-lihat kamar San sampai ia lupa waktu dan sekarang ia ketahuan berada dikamarnya.

Wooyoung sedikit memajukan bibirnya, ia menatap San yang bertelanjang dada disana dengan hanya memakai kain kecil yang terlilit dipinggang rampitnya itu.

Ia heran mengapa San memiliki pinggang yang ramping tapi bahunya sangat lebar, itu membuatnya ingin memeluk San dengan bersandar pada bahu lebarnya itu.

"Aku hanya ingin memanggilmu karena sarapannya sudah siap."

I am your Bitch! : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang