25 ; Jawaban

7.6K 1K 171
                                    

PENGAMBILAN ADEGAN AKSI berupa kejar-kejaran mobil berjalan lancar tanpa adanya kecelakaan. Masalah pengganti ahli teknis komputer juga telah mendapat titik terang. Hari syuting mereka sangat sempurna. Saking senangnya, Briana bahkan menyempatkan diri untuk mengunggah beberapa potret perjalanan syuting mereka di laman media sosial.

Sebagai salah seorang sutradara muda yang cukup dikenal, ada banyak orang yang mengikuti laman media sosialnya. Briana termasuk aktif memperlihatkan aktivitas, hobi, dan relasi sosialnya di internet. Dia sangat selektif memilih teman dekat. Tapi, untuk urusan kenalan dan koneksi rekan kerja, dia berusaha untuk tetap terbuka.

Kemampuan sosial ini memudahkannya mendapat orang-orang terpercaya dan kompeten seperti Endra, Liya, dan juga Fajar. Malam itu, mereka sedang beristirahat setelah melakukan syuting panjang. Pengambilan adegan di luar ruangan telah selesai. Kini, mereka hendak melanjutkan syuting di dalam ruangan.

Para kru properti sedang kembali memeriksa kelengkapan set syuting ketika rekan-rekan dan pemain lain beristirahat. Beberapa di antara mereka ada yang sekadar mengobrol. Beberapa yang lain memanfaatkan waktu untuk tidur. Briana sendiri baru menyelesaikan makan malam—yang sudah terlambat—bersama Elang dan juga Endra, asisten sutradaranya.

Mereka sedang berbincang ketika Irfan datang. Lelaki berpostur gempal itu terlihat senang oleh sesuatu. Dia menunjuk koridor bangunan di belakang mereka.

"Kenalannya Bang Jimmy udah dateng," ungkap sosok tersebut. "Dia lagi ngobrol sama Rangga, kasih briefing tentang urusan teknis."

Briana meletakkan gelas minumnya ke atas meja.

"Datang sejak kapan?"

"Dua jam yang lalu? Waktu kalian masih take adegan," jelas Irfan. "Lo tenang aja, dia orangnya santai, kok, kayak Bang Jimmy. Dia bahkan mau ke sini buat ketemu Rangga. Dia nggak tersinggung cuma karena ketua proyek filmnya lagi sibuk."

"Itu orang yang lo ceritain kemarin, Fan?" timpal Endra, dia mengambil gorengan yang sedang disantapnya.

Irfan mengiakan.

"Yoi, Ndra. Besok pagi gue beresin urusan properti. Siangnya, kita bisa lanjutin take adegan yang dua minggu kemarin sempat ketunda."

Salah satu aktor di sana menatap para kru film. Dia menaikkan sebelah alis.

"Dia ahli retas itu? Orang yang bakal ngajarin Rangga?"

Endra menoleh pada Elang.

"Bukan ngajarin secara literal, sih. Lebih ke kasih penggambaran cara kerja dia waktu lagi nge-hack dan semacamnya. Biar Rangga bisa lebih mendalami karakter. Lo waktu training juga sempat ngobrol sama aparat, kan?"

Elang mengangguk, kemudian tertawa.

"Iya juga. Gue sampai dikira ngapain karena ke kantor polisi."

Briana menghabiskan sisa minumannya. Dia lalu berdiri dan meminta Irfan mengantarnya untuk menemui orang yang dimaksud. Mereka berbincang-bincang ringan selama berjalan. Briana sempat memeriksa ruangan kosong yang telah diubah menjadi sebuah kamar. Mereka kemudian lanjut berjalan menuju ruang yang berisi peralatan komputer, tempat yang katanya sedang ditempati oleh Rangga dan pengganti Jimmy.

Lampu ruangan itu menyala terang. Pintunya sedikit terbuka. Briana dapat mendengar samar suara Rangga ketika sampai di dekat pintu.

Di hadapannya, Irfan melebarkan pintu masuk. Briana hendak mengikuti langkah sang rekan kerja ketika dia mendengar tawa rendah yang familier. Langkah kakinya langsung terhenti. Irfan perlu menoleh karena melihat Briana yang mematung dengan mendadak.

Bound Together [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang