56 ; Forum

5.8K 822 43
                                    

PREDIKSI VAREN MENGENAI Hermawan Sambara yang hanya menggertak ternyata benar. Dari yang Varen dengar, Hermawan berusaha menguasai kepemilikan saham Mandala melalui orang-orang yang berpihak padanya. Persentase konkrit yang kini dimiliki Hermawan memang hanya dua puluh persen. Namun, jika persentase saham itu ditambah dengan para pendukungnya, maka jumlahnya akan mencapai lima puluh persen. Angka ini terbilang cukup besar untuk menguasai sebuah korporasi, apalagi Mandala merupakan perusahaan tertutup yang sahamnya hanya dimiliki oleh segelintir orang. Pembagian jumlah saham dapat menentukan pihak yang dapat berkuasa.

Dengan semua pertimbangan ini, akan sangat janggal jika tiba-tiba Hermawan ingin melepas saham hanya karena permintaan putrinya. Ancaman untuk menjual saham hanyalah ancaman. Prediksi itu terbukti dari sorot tak percaya Hermawan ketika melihat Varen mengajukan diri untuk membeli saham. Raut wajah si pria paruh baya tampak berkonflik. Dia tidak menyangka bahwa Varen akan langsung mencoba mengambil alih kepemilikan sahamnya.

"Jika memang Bapak ingin menjual saham Mandala, pihak pertama yang perlu diberi penawaran adalah kami yang sudah berada di sini. Kita tidak bisa menawarkan jumlah saham sebesar itu untuk pihak luar, apalagi ketika status perusahaan masih berupa perusahaan tertutup semacam ini. Harus ada screening awal dan persyaratan lain untuk memastikan pemilik saham baru memang bersih dan terpercaya. Untuk itu, memang sudah seharusnya penawaran diberikan pada kami, orang-orang yang sudah mengetahui kondisi internal Mandala," ujar Varen panjang lebar, memberi tambahan dari ucapan sebelumnya.

Sorot mata masih terpatri pada Hermawan yang duduk di bangku depan bersama anggota dewan komisaris lain.

"Saya mungkin masih baru di sini, tapi saya cukup tahu dinamika dalam perusahaan ini. Jika memang masih diperlukan screening awal untuk melihat kelayakan saya, saya juga nggak keberatan. Bagaimana, Pak Hermawan? Apakah saya boleh menerima tawaran itu?" lanjut Varen.

Beberapa pasang mata langsung tertuju pada Varen. Anggota komisaris lain pun turut memperhatikannya, termasuk orang-orang yang memihak Hermawan Sambara.

"Poin pertamamu memang benar, tapi apakah adil jika kamu yang membeli? Pembagian saham di perusahaan ini sudah berdasarkan rasio tertentu. Antara pemilik perusahaan dari Keluarga Dhanureja dan antara kami, orang-orang kepercayaan kalian. Rasio itu diperlukan supaya rapat ini nantinya tidak didominasi oleh pemilik saham utama saja. Bagaimana jadinya kalau rasio itu tidak lagi menjadi patokan?" timpal salah satu anggota komisaris lain yang memihak Hermawan Sambara.

Dia lalu menambahkan, "Rapat besar bertujuan untuk membantu proses pengambilan keputusan. Jumlah pihak luar yang proporsional sangat dibutuhkan agar kalian mendapat keputusan yang objektif. Kepemilikan saham yang melebihi rasio akan menimbulkan ketidakseimbangan. Kondisi itu bisa berdampak buruk untuk perusahaan kalian."

Perhatian peserta rapat beralih pada sosok itu. Varen terdiam sesaat. Dia mengulum senyum, cukup mengapresiasi sanggahan yang didapatkan.

"Kalau begitu, saya yang jadi ingin bertanya, apakah ada aturan tertulis yang melarang anggota Keluarga Dhanureja untuk memiliki saham lebih dari persentase yang sekarang?" Varen menanggapi dengan tenang. "Saya rasa tidak. Silakan Bapak Ibu sekalian bisa mereview ulang regulasi perusahaan ini. Rasio yang sempat disinggung Pak Irawan hanyalah aturan laten, bukan tertulis. Bapak memang benar, tujuan dari adanya aturan laten itu kurang lebih agar perusahaan mendapat masukan-masukan yang lebih beragam dan objektif dalam membuat keputusan. Tapi, pertanyaan saya, apakah objektivitas itu akan langsung hilang semisal kita mengubah rasio kepemilikan saham?"

Varen menarik napas pelan. Dia menegakkan diri. Tanggapannya kembali memancing beberapa pasang mata untuk melihatnya.

"Dalam rapat ini, semua orang memiliki bobot suara yang sama, tidak peduli jumlah saham yang mereka punya. Keputusan akhir dari rapat akan ditentukan oleh ketua komisaris, bukan dari kami yang memiliki saham lebih besar. Objektivitas itu tetap ada meski persentase saham yang dimiliki keluarga kami lebih besar dari investor eksternal. Selain itu, satu keluarga bukan berarti kami memiliki pendapat dan suara yang sama, kan?"

Bound Together [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang