"VAREN DI BALI?" Adalah tanggapan Briana ketika Rangga bercerita mengenai pertemuan mendadak mereka.
Yang ditanya menoleh, dia berhenti mengambil lauk prasmanan.
"Iya, dia lagi di sini. Sebelumnya, dia udah ngontak gue, tanya ada waktu senggang kapan. Jadi, berhubung pagi tadi itu hari terakhir syuting, gue bilang lagi luang waktu sore. Baru tadi banget kami ketemu," terang Rangga. "Sebelum pergi, gue sempat pinjam MacBook dia, buat meeting tawaran kerja selanjutnya. Lo kenal dekat sama dia kan, Mbak? Gue boleh nitip balikin MacBook-nya nggak?"
Briana terdiam sesaat. Dia menatap Rangga dengan ragu.
"Emangnya lo nggak akan ketemu dia lagi?"
"Dalam waktu dekat, nggak akan ketemu lagi. Abis selesai acara ini, gue mau langsung pulang ke Jakarta. Udah keburu booking tiket pesawat. Takut telat kalau ketemu dulu," jelas Rangga, memberitahukan keadaannya. "Waktu kami ngobrol, dia bilang lagi stay di hotel yang sama kayak kita kok, cuma beda lantai. Mbak Bella udah sempat ketemu dia tadi pagi, kru-kru lain juga sempat papasan waktu kita sarapan di hotel."
Briana masih belum menyanggupi permintaan Rangga. Aktor baru itu pun menatap dengan sorot memohon. Ekspresi semacam itu membuat Briana tidak tega. Apalagi, kalau mengingat umur mereka, sosok ini memang beberapa tahun lebih muda darinya. Sebagai sutradara yang memandunya berakting, dia jadi semakin terdorong untuk berusaha mengayomi.
Briana sudah bertekad untuk menemui Varen setelah pulang dari Bali. Jadi, sepertinya tidak masalah jika dia menemui pria itu lebih awal. Permintaan tolong Rangga pun disanggupi. Rangga menuturkan terima kasih sebelum lanjut mengambil lauk prasmanan.
Briana melakukan hal yang sama. Dia mengisi piring dengan menu makan malam, kemudian lanjut menyantap makanan selagi mengobrol dengan para kru dan pemain. Mereka berbincang-bincang dan mendokumentasikan momen perayaan hari terakhir syuting. Briana juga sempat menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh kru dan pemain yang sudah bekerja dengan baik.
Waktu dua bulan ternyata cepat berlalu. Briana cukup lega karena mereka tak mendapati kendala besar dalam proses syuting ini. Setelah masa-masa syuting, proses pembuatan film tinggal diserahkan pada tim editor mereka. Durasi pengeditan rekaman mentah menjadi film utuh bisa memakan waktu dari dua hingga empat bulan. Karena tidak menyutradarai film lain dalam waktu dekat, maka pekerjaan Briana takkan sepadat dua bulan terakhir. Jadwalnya akan lebih luang dan dia tak perlu lagi pulang larut malam.
Dia bisa kembali mencurahkan waktu untuk hal-hal lain, salah satunya untuk menuntaskan masalah pribadinya dengan Varen.
oOo
Bagaimana cara kembali menghadapi seseorang yang selama dua minggu ini menjaga jarak?
Varen memang salah satu orang terdekat Briana. Dia tidak pernah membuat Briana takut ataupun merasa tidak nyaman. Berbicara dengan Varen selalu mudah. Briana tak pernah merasa canggung ataupun takut salah bicara ketika berbincang dengan Varen. Dalam pertemanan mereka, yang namanya pertengkaran serius benar-benar jarang terjadi. Mereka lebih banyak menoleransi sifat mengesalkan satu sama lain. Konflik yang muncul juga selalu dibicarakan. Tak jarang, Varen memilih untuk tak ambil pusing dan segera mengajak Briana keluar jika mereka sempat bertengkar akan suatu hal.
Varen sangat fleksibel untuk permasalahan-permasalahan kecil. Dia tak suka mendramatisasi sesuatu yang malah tambah merepotkannya. Briana mengetahui kecenderungan ini karena dia sudah mengenal Varen selama bertahun-tahun. Rentang waktu itu kini terasa tak berarti ketika dia harus kembali menemuinya setelah saling diam. Untuk suatu alasan, Briana dilanda kekhawatiran yang dalam. Dia takut pada reaksi Varen, khawatir pada hasil yang mungkin dapat memperburuk kondisi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bound Together [END]
RomanceSahabat lelaki, bagi Briana, sosok bernama Varen Abimanyu hanyalah seorang sahabat lelaki yang dikenalkan oleh ibunya ketika dulu mereka masih kanak-kanak. Mereka tumbuh dan berkembang bersama, menyaksikan kejatuhan, perjuangan, dan pencapaian yang...