60 ; Kegagalan

6.3K 790 90
                                    

KAKAKNYA KEMBALI KE Jakarta dengan sangat tiba-tiba. Rachel tidak tahu kepentingan apa yang membuat Edward mau menapakkan kakinya kembali ke tanah kelahiran mereka. Kota Jakarta mengingatkannya pada tuntutan keluarga. Sebagai satu-satunya saudara kandung, Rachel tahu betul bahwa Edward sangat malas kembali ke sini dan berurusan dengan keluarga besar.

Sama seperti Varen, sosok yang dikaguminya, Edward juga berjiwa bebas. Dia tidak suka dikekang dan disetir oleh orang lain. Rachel tidak mengerti alasan sang kakak mau memenuhi panggilan ayah mereka untuk kembali. Setidaknya, Rachel sempat tidak mengerti, sampai kemudian dia ikut diajak oleh ayahnya untuk menghadiri acara makan malam yang dibuat oleh paman mereka, Djuanda Sambara.

Di antara anggota keluarga besar lain, Paman Djuanda sangatlah disegani. Dia merupakan sosok yang ketika masih muda dulu sempat dipercaya kakek mereka untuk memimpin Sambara Kardinal, perusahaan rokok yang menjadi ikon bisnis Kardinal Group. Pencapaiannya di usia muda sangatlah cemerlang. Dia merupakan cucu pertama sekaligus pewaris Muktar Sambara, pebisnis kondang yang mendirikan Kardinal Group di awal tahun enam puluhan.

Sepak terjangnya di dunia bisnis tidak lagi diragukan. Untuk semakin mengembangkan Kardinal Group, dia bahkan berani membuka cabang perusahaan baru di bidang kelapa sawit. Kepemimpinannya di perusahaan rokok diserahkan pada adiknya, Hermawan Sambara, sementara dia mengerahkan seluruh waktu dan tenaganya untuk mengelola Kardinal Agro supaya dapat bersaing dengan perusahaan sawit raksasa lain, yakni Dikara Agro—sebuah perusahaan sawit terbesar di negara mereka yang kini telah mendominasi hampir seluruh wilayah Asia Tenggara.

Kecerdikan Djuanda Sambara di dunia bisnis berhasil mendorong nama Kardinal Agro di jejeran perusahaan sawit terbesar di Indonesia. Pamannya itu adalah orang besar dan penting. Dibandingkan Ayah Rachel ataupun anggota Keluarga Sambara lain, sang paman merupakan kunci dari perusahaan konglomerasi Kardinal Group. Rachel tidak terlalu mengenal sang paman. Namun, satu yang pasti, Paman Djuanda hampir tidak pernah bermurah hati dengan menyelenggarakan acara makan malam keluarga, kecuali mereka memang sedang merayakan hari besar dan omong kosong lain yang mengharuskan seluruh anggota keluarga besar datang.

Paman mereka bukan sosok yang suka berbasa-basi dan memasang topeng ramah tamah seperti ayahnya. Saudara dan kerabat-kerabatnya memahami tabiat sang paman.

Rachel tahu betul, paman mereka hanya mementingkan nama dan keuntungan perusahaan. Oleh karenanya, Rachel tidak percaya ketika sang ayah memberi tahu bahwa alasan mereka diundang makan malam adalah karena sang paman ingin menemui keponakan yang sudah lama menetap di luar negeri.

Kening Rachel mengerut dengan tidak suka.

Acara mendadak ini memaksanya absen dari sebuah pesta besar yang sedang diadakan di Bali. Pesta itu memang diselenggarakan oleh salah satu rekan kerja yang tidak disukainya. Namun, dibandingkan makan malam keluarga, pesta tersebut jelas-jelas lebih baik. Di sana, dia bisa berkumpul dengan orang-orang yang memiliki strata sosial tinggi sepertinya. Pesta-pesta besar selalu dapat dijadikan ajang untuk unjuk diri. Acara tersebut merupakan wadah untuk memperlihatkan prestise dari masing-masing tamu.

Rachel bukanlah pengecualian. Dia hampir selalu mendatangi acara-acara mewah seperti itu. Dia tidak ingin tertinggal. Dia tidak ingin dianggap rendah dan diabaikan. Mendatangi pesta dengan penampilan yang menawan adalah salah satu hal yang disukainya. Setelah cukup menanti acara tersebut, mengapa tiba-tiba dia harus batal hadir dan malah dipaksa ikut mendatangi acara makan malam tidak penting ini?

Suasana hati ayahnya terlihat sedang tidak bagus. Rachel mau tidak mau jadi ikut sebal. Dia berhenti bertanya pada ayahnya dan kini menatap sang kakak melalui pantulan kaca.

"Kalau Kak Edy, aku tau Kakak pasti ngerti alasan kita dipanggil gini," ujar Rachel terang-terangan. Kedua tangan terlipat di depan dada. Dia memperhatikan ekspresi kakak sulungnya yang sedang menyetir selagi menatap lurus jalan raya. "Tell me," tuntutnya.

Bound Together [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang