BRIANA MALU ATAS kesalahpahamannya terhadap Agnes. Meskipun biang di balik kesalahpahaman itu adalah Varen—ingat, dia yang menyudutkan Briana dengan akting mengesalkan supaya Briana mau mengakui perasaannya—Briana tetap merasa bersalah karena sempat berasumsi negatif pada perempuan itu.
Pertemuan mereka dengan Agnes mengambil lokasi di sebuah restoran Mandarin yang dipilih oleh Agnes sendiri. Mereka bertemu saat jam makan siang. Ketika mereka datang, Agnes langsung menyapa dengan riang. Gesturnya amat bersahabat dan kecanggungan yang sempat dirasakan Briana segera pudar begitu Agnes menariknya ke dalam rangkulan.
Sudah hampir dua puluh tahun Briana mengenal Varen. Dia cukup tahu berbagai fase dalam kehidupan pria itu, termasuk saat-saat sang pria menjalin hubungan dengan perempuan ini. Ketika Varen dan Agnes berpacaran, Briana sering mendengar mengenai sosok yang merupakan kekasih sahabatnya. Sesekali, mereka juga bertemu karena Varen turut mengajak Agnes berkumpul bersama teman-temannya yang lain, termasuk Briana.
Suasana pertemuan mereka dulu bisa dibilang kaku. Saat itu, Briana tak begitu tahu alasan di balik perilaku Agnes yang seolah menjaga jarak darinya. Namun, setelah memiliki kekasih sendiri, Briana akhirnya paham. Agnes bersikap seperti itu karena Briana adalah sahabat dekat Varen. Dan Varen jelas-jelas tidak membatasi kontak dengan Briana meski dia sendiri sudah berpacaran.
Perilaku dingin Agnes kepadanya dapat dimaklumi, sebab Briana sendiri merasakan hal yang sama ketika mendengar Varen kembali menemui mantan kekasihnya ini. Berdasarkan prasangka tersebut, Briana pun mengira bahwa Agnes akan tetap bersikap kaku padanya. Bagaimanapun juga, kandasnya hubungan mereka dapat dikarenakan oleh kehadiran Briana di kehidupan Varen—meski Briana juga sama sekali tidak bersalah, Varen saja yang kelewat kurang ajar.
Jadi, ketika Agnes menyapanya dengan riang dan ramah, Briana sedikit terkejut. Kekhawatiran yang menjerat pun memudar. Dia merasa lebih rileks dan dia bisa ikut berbincang dengan bebas.
Seperti yang sempat dikatakan Varen, mereka bertemu Agnes untuk membicarakan permasalahan Rachel. Selama mereka bercakap-cakap pun topik utama yang diobrolkan berpusat pada anggota keluarga Sambara itu. Agnes menceritakan lebih lanjut pengalamannya ketika berada di sebuah agensi model yang sama bersama Rachel. Dia memberi tahu Briana dan Varen bahwa Rachel selalu murung jika teman satu agensinya mendapatkan tawaran kerja yang dianggap lebih tinggi dari dia.
"Agensi kami mewadahi banyak tipe model, dari catalog modeling, commercial, fashion, sampai fitness. Waktu itu, aku dan Rachel lingkupnya sama, kami adalah catalog dan commercial model. Simpelnya, kerjaan kami kebanyakan melakukan photoshoot dari produk dan brand tertentu untuk dipromosikan. Dari berbagai jenis model itu, tipe yang dianggap lebih tinggi itu fashion model. Di agensi kami, fashion model ini yang diperbolehkan ikut fashion show. Orang awam mungkin menyebutnya sebagai catwalk model atau runway model," jelas Agnes panjang lebar.
Dia menarik napas pelan.
"Model yang udah dianggap sebagai fashion model, lingkup kerjanya bakal lebih luas, karena selain bisa tampil di fashion show, mereka juga tetap bisa foto katalog dan komersial. Di antara aku, Rachel, dan orang-orang yang masuk agensi dalam waktu berdekatan, bisa dibilang kami masih newbie. Aku, Rachel, dan orang-orang itu masih jarang dapat tawaran pemotretan. Brand yang kami dapat juga bukan yang elite. Nah, singkatnya, waktu itu teman kami ternyata ada yang ditawari ikut camp pelatihan catwalk modeling. Posisinya, dia baru banget masuk, sementara aku dan Rachel udah mau setahun di agensi itu."
Agnes memutar gelas minumnya, dia terdiam sesaat, seperti sedang mengingat-ingat kronologi kejadian yang melibatkan Rachel.
"Buat orang biasa yang bukan dari keluarga selebriti, usia 18 tahun udah dipilih jadi catwalk model itu pencapaian tinggi. Rachel udah lama mengincar posisi itu, tapi dia keduluan sama newbie yang dianggap lebih berbakat dari dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bound Together [END]
RomanceSahabat lelaki, bagi Briana, sosok bernama Varen Abimanyu hanyalah seorang sahabat lelaki yang dikenalkan oleh ibunya ketika dulu mereka masih kanak-kanak. Mereka tumbuh dan berkembang bersama, menyaksikan kejatuhan, perjuangan, dan pencapaian yang...