13 ; Ombak

8.7K 1K 152
                                    

SEPERTI YANG TELAH diagendakan, kegiatan table reading dari proyek film 'Misi Terakhir Letnan' dilakukan seminggu pasca skrip final dirampungkan.

Puluhan kru dan juga pemain berkumpul di sebuah aula dengan meja dan kursi yang ditata melingkar. Briana duduk di posisi senter. Dia memandu proses pembacaan skrip dengan memberi arahan terkait dengan pendalaman karakter dan implikasi dari adegan yang tercantum dalam skrip.

Kegiatan yang melibatkan sutradara, penulis skrip, pemain, produser, dan juga eksekutif produser ini telah berlangsung selama kurang lebih empat jam. Dua jam yang lalu, mereka telah melakukan jeda istirahat, sebelum kembali melanjutkan kegiatan hingga sekarang. Metode pembacaan skrip dalam skala besar semacam ini memang masih jarang dilakukan oleh para produser film di Indonesia. Para pemain yang belum pernah bekerja dengan StarView kentara sekali tampak kelelahan.

Bagaimana tidak, kegiatan ini mengharuskanmu untuk duduk selama berjam-jam selagi memperhatikan lawan main yang tengah menuturkan dialognya. Para pemain utama mungkin akan cukup sibuk karena memiliki porsi adegan yang banyak. Hal tersebut tidak berlaku untuk para pemain pendukung. Mereka terlihat suntuk dan lelah karena hanya dapat menyimak. Untuk itu, pada satu jam terakhir, Briana membolehkan beberapa pemain pembantu untuk meninggalkan ruangan.

Kegiatan tersebut ditutup dengan saran dari salah satu produser mereka, Fajar. Setelahnya, Briana mengumumkan persiapan proses syuting yang akan dimulai tiga hari ke depan.

Tak ingin mengulur banyak waktu lagi, Briana menyelesaikan kegiatan dan mempersilakan para pemain dan para kru film untuk melanjutkan aktivitas masing-masing. Dia baru selesai berdiskusi dengan produsen dan asisten sutradara ketika seorang memintanya untuk mengunjungi kantor subunit perusahaan mereka di lantai lain.

"Kak Cindy mau diskusi sesuatu tentang talent baru," tutur anak magang yang diutus untuk menemuinya. "Saya diminta menyampaikan pesan, sekalian mau ... uh, mewawancarai salah satu aktor film ini sama Kak Vanya."

Briana tiba-tiba ingat, salah satu konten kreator baru mereka-yang memiliki channel populer di Youtube-hendak mewawancarai salah satu aktor filmnya. Dia menoleh ke sekitar, melihat-lihat keberadaan orang yang sedang dibicarakan.

"Vanya udah datang?"

Perempuan muda yang merupakan anak magang itu mengangguk.

"Udah, Kak. Tadi dia lagi ngobrol-ngobrol sama Elang Sebastian dan Rangga Caturangga buat briefing wawancara."

Briana pun mengangguk. Dia mengucapkan terima kasih sebelum bergegas keluar untuk menemui Cindy, Kepala Bagian StarView Creator Agency. Perempuan berambut pendek dengan kacamata bundar itu langsung berdiri dari tempat duduknya begitu melihat kedatangan Briana. Dia membenarkan kardigan yang dipakai dan melangkah lebar ke arah pintu. Air wajahnya terlihat rumit, campuran antara cemas sekaligus antusias.

"Bri, akhirnya lo kelar acara juga," ungkapnya, terdengar lega. Dia menarik napas pelan dan memijat pelipis. "Ah, gue ada berita bagus-enggak, berita gede, tapi belum tentu bagus. Pokoknya gue perlu konsultasi ... lo, duduk dulu aja. Sini, sini. Lo mau minum apa? Mau gue buatin kopi? Atau pesan kopi di foodcourt bawah?"

Suara perempuan itu bagaikan ocehan panjang di telinga Briana. Cindy berbicara dengan cepat, terlampau cepat. Briana sudah mengenal Cindy dengan baik. Dia tahu bahwa sosok ini sedang cukup panik.

Oleh karena itu, dia menanggapi dengan tenang. Pundak perempuan seumuran Bella itu ditepuk pelan.

"Nggak perlu, Kak. Gue mau denger lo aja." Dia melangkah mendekati sofa kantor rekan kerjanya. "Tadi anak magang yang lo suruh nyamperin gue bilang sesuatu tentang talent baru. Lo mau membicarakan orang ini?"

Bound Together [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang