49 ; Sulut Api

7.3K 849 99
                                    

MEMBUAT JEBAKAN UNTUK mempermalukan sebuah perusahaan besar di depan media tidaklah mudah. Pasca pertemuannya dengan Gala, Varen segera menghubungi Dipa untuk mulai melaksanakan rencana yang telah dibuatnya. Kaki tangannya itu bertugas untuk mengurus berbagai keperluan di lapangan. Varen cukup memberi arahan dan menjelaskan skema besar yang perlu dilakukan.

Salah satu bagian dari skema besar itu adalah memastikan Kardinal Agro gagal dalam membersihkan nama yang sempat terseret media. Guna mencapainya, Varen perlu menyingkirkan berkas legalitas operasi penanaman sawit milik perusahaan itu. Berkas digital bisa diurus secara daring, berbeda dengan berkas cetak. Meretas sistem keamanan siber tidaklah cukup. Dia perlu mengirimkan orang ke dalam kantor Kardinal untuk mengenyahkan berkas tersebut.

Tindakan ekstrem semacam itu tentu saja tidak bisa dilakukan sendiri. Varen memerlukan orang lain untuk mengurus keperluannya. Sama seperti dulu, Dipa adalah kandidat terbaik sekaligus orang yang dapat diandalkan untuk menuntaskan masalah semacam ini. Oleh karenanya, dia menyerahkan tugas itu pada Dipa.

Satu hal yang perlu dia lakukan hanyalah menunggu. Dua hari kemarin, pasca pertemuannya dengan Gala, dia sudah menemui Dipa untuk mendiskusikan rencana lanjutan. Hari ini, pria yang memiliki banyak anak buah itu sudah mulai bergerak. Mereka mulai memantau kantor perusahaan besar yang ingin disusupi. Rencana penyusupan baru akan dilakukan lusa. Kemungkinan besar, akhir minggu ini dia akan mendapatkan laporan pekerjaan dari kaki tangannya.

Keberhasilan tugas ini bergantung pada usaha orang itu. Varen tidak bisa ikut campur secara langsung. Walau begitu, dia sudah sangat mempercayainya sehingga di saat yang sama, dia juga masih tenang-tenang saja. Tidak ada gunanya terburu-buru dalam mencapai sesuatu. Dia akan menikmati tiap waktu yang dihabiskan untuk menuntaskan masalah merepotkan ini.

Fokusnya terpaku pada satu rencana besar itu. Dia memang dikenal sebagai sosok yang cerdik. Namun, bukan berarti dia bisa luput dari kesalahan. Orang paling teliti pun bisa tetap kecolongan. Varen tak begitu waspada. Dia lupa bahwa kemarahan seseorang yang sudah putus asa bisa membawa petaka bagi salah satu orang terdekatnya.

oOo

Proses pengeditan film sudah cukup jauh. Siang ini, Briana sempat menemui Ade untuk melihat perkembangan finalisasi film produksi mereka. Dari yang dilihatnya, kronologi film Misi Terakhir Letnan sudah tertata. Ade sudah menyatukan semua potongan video menjadi satu. Dari hasil mentah itu, orang awam pun sudah dapat mengikuti alur cerita yang ingin disampaikan. Ade dan timnya kini sedang mengerjakan pengeditan lain untuk mengatur suasana cerita, mulai dari penyuntingan nuansa film hingga pemberian soundtrack.

Durasi pengerjaannya dapat memakan waktu hingga satu bulan. Dibandingkan dengan pengerjaan film yang lain, kecepatan kerja Ade memang lebih singkat. Dua bulan lagi, mereka mungkin sudah dapat melakukan premiere film. Briana amat berterima kasih atas efisiensi waktu dari tim produksinya ini. Sebagai bentuk apresiasi, dia pun membelikan camilan untuk Ade dan tim editornya.

Orang-orang dalam kantor itu langsung menyerukan terima kasih selagi memberi pujian atas kebaikannya.

"Thank you, Bu Owner!" seru salah satu dari anggota tim Ade. "Pas banget gue lagi ngirit pengeluaran, jadi nggak bisa jajan-jajan."

"Lagi nabung buat nikahan 'tu anak," timpal Ade. Dia beranjak dari kursi dan menghampiri Briana, mencoba melihat makanan yang dibawanya. Bibirnya langsung menyunggingkan senyum setelah melihat tiga kotak piza di atas meja. "Ini nih, alasan kenapa gue seneng ikut proyek langsung dari lo. Ada aja bonusnya."

Briana tertawa rendah.

"Biar kalian makin semangat kerja," balas Briana seadanya. "Gue kasih ginian juga nggak tiap hari."

Bound Together [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang