Jangan lupa beri 💬 dan tekan tombol 🌟
Ya!Happy reading guys!!
****
Felicia mengambil barang bawaan mereka dan pergi ke tempat cucian menaruh kain kotor di sana dan langsung di ambil oleh pembantu yang ada di sana. Sebenarnya dia agak kurang nyaman mengingat selama di Jogja Felicia melakukan semua hal sendiri.
Kediaman Adijaya memang memanjakannya, terlebih Alan. Walau Felicia dari kecil hidup sebagai anak konglomerat dan tampak suka berbelanja tapi untuk pekerjaan rumah dia melakukan semua sendiri ya berkat ajaran Khaina dan Elam. Kalau misal dia tinggal dengan Abra beh pasti dia gak bakal bisa masak dan mengurus pekerjaan rumah.
Dari cerita Zia di Jerman neneknya itu sebelas dua belas dengan kehidupan Felicia sekarang makannya Zia paling senang tinggal di Jogja, ditambah Felicia sering mendengar keluhan Abra yang menyuruh untuk memperkerjakan pembantu. Tapi Felicia menolak keras, walau rumah disana besar tenaganya cukup untuk membersihkan rumah itu ditambah ada para saudaranya yang juga tinggal disana dan jangan lupa para tangan kanannya yang selalu setia menjalankan perintahnya walau itu perintah yang aneh dan kadang tak masuk akal.
"Nyonya."
Panggilan itu membuat Felicia tersadar dari lamunannya dan menoleh memandangi seorang wanita yang kalau Felicia tak salah bekerja membersihkan rumah.
"Ada apa?"
"Tuan Alan memanggil anda," jawab pelayan tersebut dengan sopan dan hormat.
"Heum, ya aku akan kesana, lanjutkan pekerjaanmu," ucap Felicia sambil menghela napas pelan.
Pelayan tersebut berpamitan dan pergi. Felicia berjalan menuju kamar Khayri mengingat Alan tadinya mengantar Khayri. Sepanjang perjalanan semua pekerja yang berlalu lalang menyapa hormat dirinya. Benar-benar Felicia merasa seperti seorang bangsawan yang dia baca di komik-komik kerajaan dan juga novel. Begitu-begitu Felicia juga penggemar komik dan novel.
"Mas," panggil Felicia saat masuk ke kamar Khayri tampak Alan disana yang memandangi Khayri sambil mengelus lembut kepala putra mereka itu.
Alan menoleh sejenak kemudian kembali fokus pada Khayri saat putranya itu mengeliat tak nyaman. Felicia tersenyum kemudian pergi ke lemari pakaian Khayri bukan tapi lebih tepatnya walk in closet milik putranya itu merapikan baju dan barang Khayri yang tadi tidak dipakai putranya itu.
Felicia keluar dari sana dan menghampiri Alan yang baru saja akan berdiri.
"Kita ngomong diluar aja yuk," bisik Alan yang diangguki Felicia.
Felicia mencium kening Khayri lalu pergi keluar mengikuti Alan yang merangkul mesra pinggangnya. Di depan pintu tampak Addi disana segera menghampiri Alan
"Sir, and-"
Alan memandang tajam dan dingin Addi membuat pria itu terdiam menutup mulutnya rapat-rapat. Itu yang membuat Addi malas dengan tuannya itu. Saat dia menyampaikan masalah dia di suruh diam waktu dia tau nanti marah sama dia. Alan memang kadang membuat kesal dan juga takut.
"Mas, biar si Addi selesai ngomong dulu. Pandangannya udah tajam aja mana tau penting," tegur Felicia membuat Addi tersenyum, Felicia benar-benar penyelamat nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Felicia (Slow Up)
Mystery / ThrillerTeka-teki membingungkan, trik licik yang mengelabui, permainan pikiran serta sebuah dendam. Semuanya mulai terungkap, dia masih memainkan beberapa trik sebelum dia mengakhiri permainannya, sesuatu yang tak terduga, itu semua terjadi karenanya. Dan s...