Chapter 18 : Hari Buruk

245 30 0
                                    

'Roda kehidupan keluarga ini akan selalu berputar dengan alur yang sama.'

'Bahkan tiga orang yang belum menyelesaikan takdir masalalu mereka menurunkan perselisihan itu pada keturununannya, perselisihan dengan konflik yang sama'

Deg, deg, deg.

'Tidak!!!'

'Sret

'Dor

'Alurnya akan tetap sama.'

.

.

.

.

"Bunda! Bunda! Bunda bangun!" seru Khayri menguncang tubuh Felicia.

Felicia terbangun dengan napas tak beraturan, Khayri memberikan segelas air pada Felicia yang langsung diteguk habis oleh gadis itu.

'Deg, deg, deg.

'Apa yang baru saja aku mimpikan?' batin Felicia sambil menghela napas pelan dan menstabilkan detak jantungnya yang berdetak kencang.

"Bunda, Bunda gak apa-apakan?" tanya Khayri membuat Felicia menoleh pada anak itu.

Matanya memerah karena menahan air mata, Felicia mengusap airmata Khayri yang menetes.

"Bunda gak apa-apa sayang," jawab Felicia.

Khayri langsung saja memeluk Felicia erat membuat Felicia sedikit tersentak kaget karena gerakan tiba-tiba itu, Felicia balas memeluk Khayri menenangkan anak itu.

"Bunda jangan bikin Ayri khawatir lagi," ucap Khayri dengan lirih.

"Iya sayang, maaf kalau Bunda bikin kamu khawatir," ucap Felicia sambil mengelus lembut kepala Khayri.

Felicia terdiam ia masih mengelus rambut Khayri namun pikirnya berkelana entah kemana.

'Mimpi yang aneh, seakan itu adalah sebuah petunjuk.'

Tak terasa seminggu berlalu begitu cepat hari-hari Felicia berjalan seperti biasa ditambah kehadiran dari Khayri. Dan khusus untuk DE yang dia tau tak ada pergerakan dari mereka kecuali ya membuat rusuh yang pastinya akan di selesai oleh WE.

Ya Felicia rasa tak kan ada hal yang berbeda kecuali mimpi aneh yang selalu mendatanginya belakangan ini, tak ada rencana yang pasti, setelah Felicia mengabungkan dua kasus yang ia tangani ia merasa ada yang menganjal namun ia tak tau apa.

"Bunda nanti pulangnya cepat ya," ucap Khayri saat Felicia tengah memasang sepatunya.

Felicia menoleh tersenyum lalu mengacak rambut Khayri dengan lembut. "Pasti Bunda bakal cepat kok masa anak Bunda satu ini ditinggal lama gak asik dong ya kalau gak sama Ayri," ucap Felicia.

"Bunda berangkat dulu ya Ay, baik-baik sama Grandma ya," pamit Felicia sambil mengecup kening Khayri dibalas anggukan oleh anak itu.

"Grandma, Cia berangkat dulu ya!" pamit Felicia.

"Gak sama yang lain berangkatnya Ci? Sarapan dulu!" seru Zia sambil menghampiri Felicia.

"Gak usah Grandma sayang, Cia buru-buru nanti di sekolah Cia bakal sarapan, bye Grandma," ucap Felicia sambil mengecup pipi Zia lalu pergi.

"Hati-hati dijalan Ci!" teriak Zia.

"Buru-buru ngapa sih Kak Cia, perasaan gak ada rapat osis atau apaan dia," ucap Baim heran.

"Masih pagi juga ini," timpal Celin.

"Masih terbilang subuh juga," tambah Fani.

"Gue kok ngerasa curiga ya? Firasat gue mulai buruk," gumam Neron yang baru saja turun.

I Am Felicia (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang