Fani dan Nayla berjalan lambat dan sembunyi-sembunyi dan menempel di dinding bak seorang agen rahasia sedangkan Alexa dan Celin berjalan waspada dan takut berbeda dengan Celena yang kini memandang datar pada Fani dan Nayla, entah kemana rasa takutnya tadi.
"Udah ah! Kita ngapain sebenarnya! Wc tadi gak ada apa-apanya! Gosip itu gak bisa dipercaya!" seru Celena kesal.
"Tapikan Len, gosip tentang Cia yang pacarnya Kak Alan benaran kok," ucap Alexa.
"Ya itukan karena kita tau cerita yang benar, itu bukan gosip!" seru Celena kesal.
"Tap-tapikan i-itu," ucap Celin terbata.
"Gak ada tapi-tapian! Aku yakin ini salah satu rencana dari mereka, tapi kenapa mereka gak kasih tau aku! Apa aku udah ketahuan ya?" tanya Celena pada dirinya sendiri sambil bergumam.
"Kak, ada yang ngendekat," ucap Fani berbisik memberitahu membuat Celin, Celena, Alexa dan Nayla menjadi waspada seketika.
Fani mengeluarkan pistol yang di simpannya begitu pula dengan Celin sedangkan Alexa mengeluarkan sebuah senjata yang fungsinya sama seperti bumerang dan Nayla mengeluarkan sebuah panah kecil dan memasukannya pada alat yang telah ada ditangannya.
Celena memperhatikam sekitar langkah akan adanya seseorang semakin mendekat. Kelima gadis itu makin memperkuat kewaspadaan mereka, Celena dengan singap dan lincah kini tengah berada di belakang orang tersebut sambil menyodorkan belati ke lehernya begitu pula dengan Nayla, Fani, Celin yang menyodorkan senjata mereka dengan Alexa yang kini berada di posisi siap membuat orang tersebut mengangkat tangannya.
"Partha!" seru mereka berlima kaget.
"H-hai, bisa turunkan senjata menyeramkan itu? Dari mana kalian dapat itu semua?" tanya orang itu Partha membuat mereka kompak menurunkan senjata mereka.
"Kenapa kau ada di sini malam-malam begini?" tanya Celin menatap tajam cowok yang merangkap sebagai wakil osis itu.
"Haha, ceritanya panjang, aku lagi nyari temanku yang katanya di suruh pacarnya kesini," ucap Partha.
"Hah? Pacarnya?" tanya Celin heran.
"Jangan-jangan dugaan Kak Cia benar lagi," ucap Fani membuat Celin, Celena, Alexa serta Nayla melebarkan mata mereka.
"Kak Cia bisa jadi udah ngunjungi tempat yang dia duga tinggal kita...keatap!" seru Celin.
"Tunggu ada apa ini?" tanya Partha bingung.
"Kamu nyari teman kamukan? Ikut kami aja!" seru Alexa sambil menarik adik kelasnya itu lalu mereka semua pergi berlari menuju kearah atap sekolah.
"Wah, ini memang saat yang tepat, lihat ternyata ada penggangu kecil juga di sini," ucap seorang wanita membuat mereka kompak berhenti menatap tajam wanita yang ada di depan mereka minus Partha yang masih bingung.
"B-01 jangan bilang kau ikut berkhianat," ucap wanita itu pada Celena.
"Sial! Aku padahal ingin mengetahui permainan ini lebih lama tapi yah, apa yang kalian rencanakan sebenarnya?" tanya Celena.
"Hahaha padahal aku ingin sekali bertemu dengan Nona Avram," ucap wanita itu sambil tertawa.
"A-06 bukankah kau telah bertemu denganku? Nona Avram yang mana maksudmu? Kakakku? Dalam sekali terkam kau sudah habis olehnya bukankah lebih baik kau denganku?" tanya Fani sambil tersenyum miring.
"Well, sudah 4 tahun bukan Nona muda Avram? Terakhir kali saya melihat Anda, Anda masih seorang gadis kecil dan kini heh, kau cantik seperti ibumu juga Kakakku," ucap wanita itu B-06.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Felicia (Slow Up)
Tajemnica / ThrillerTeka-teki membingungkan, trik licik yang mengelabui, permainan pikiran serta sebuah dendam. Semuanya mulai terungkap, dia masih memainkan beberapa trik sebelum dia mengakhiri permainannya, sesuatu yang tak terduga, itu semua terjadi karenanya. Dan s...