Suasana rumah kini tampak sunyi. Juan terbangun ia memandang datar Neron, Baim dan Farel yang masih tertidur pulas, ia menghela napasnya dan bersandar di sofa.
Mereka berempat tidur diruang keluarga, mereka habis berdiskusi, Juan mengingat kembali kejadian kemarin awalnya ia hanya ingin memberi laporan dengan menelpon Kakak sepupunya, namun laporan itu menjadi pemicu aura dingin yang menyebrang dari handphonenya, sepertinya.
Juan mengaruk kepalanya, ia merasa pusing, ayolah ini hari minggu semua libur dan kenapa dia harus ada di sini mengawasi Felicia? Alan gila! Jelas sudah ada Baim, Neron dan juga Farel jangan lupa juga Celin, Celena serta Fani, lalu kenapa ia juga harus?
Lagi dan lagi Juan menghembuskan napas kasar ia membaluti selimut pada tubuhnya, pagi yang dingin dan kepalanya tak bisa dingin.
Baim terbangun menyerengit heran melihat Juan yang sepertinya galau dan stres berat, "Dia gak bakal bunuh dirikan?" gumam Baim tanpa suara, pagi ini pikirannya absurt mungkin karena kejadian kemarin.
"Kenapa tuh Kak Juan? Stres?" tanya Farel yang baru bangun berbisik pada Baim.
"Iya kali," balas Baim juga berbisik.
"Siapa yang kalian bilang stres!" seru Juan menatap tajam kedua orang itu.
Farel dan Baim hanya tersenyum kikuk sambil duduk begitu pula Neron yang terbangun akibat seruan dari Juan.
"Udah jam segini, gue kesiangan dong," ucap Neron.
"Baru jam setengah enam, kesiangan dari mana coba, ini masih pagi Neron!" seru Juan agak kesal pada Neron.
"Ya berarti gue telat, gue belum sholat subuh!" seru Neron kesal.
"Astagfirullah, Ya Allah maafkan hambamu yang lalai ini!" seru Baim segera bangkin dan pergi kekamarnya.
Farel dan Juan saling pandang lalu memandang Neron seakan meminta penjelasan atas sikap aneh Baim.
"Kami dididik untuk disiplin, sholat tiang agama ingat, lagi pula Baim itu udah kebiasaannya biasanya telat gini kami bakal diomelin Cia," jawab Neron sambil berdiri.
"Kalian gak mau sholat subuh?" tanya Neron pada Farel dan Juan yang masih terduduk.
Neron memandang keduanya datar lalu berjalan pergi, Farel dan Juan lagi-lagi saling pandang lalu keduanya segera mengikuti Neron.
06 : 30
Felicia mengambil air dari kulkas lalu mengambil gelas dan menuangkan air tersebut. Peluh membasahi pelipis gadis tersebut dari jam empat pagi tadi ia telah berada di ruang latihan, berlatih tinju lalu setelah sholat subuh tadi ia langsung berlari disekitar perumahan.
Bukan mengapa hanya saja Felicia kesal dengan kejadian kemarin, ia merasa kalah dengan A-01, melihat pria itu mata Felicia terbuka lebar dia merasa kesal, bisa-bisa nya pria itu bersikap begitu padanya.
"Fel...lo habis ngapain?" tanya Juan yang kepalanya nongol tiba-tiba dari bawah meja.
Byur
Sedetik kemudian bunyi guyuran terdengar, Felicia yang kaget spontan menyiram Juan dengan gelas yang ada di tangannya yang belum sempat ia minum.
"Dingin!" seru Juan berteriak.
Cowok itu memandang tajam Felicia dengan si empu yang kini tengah menyegir.
"Sorry Ju, refleks, lagian lo nya sih nongol tiba-tiba gitu," ucap Felicia.
"Ya tapi gak usah di siram juga kali!" seru Juan dengan kesal.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Felicia (Slow Up)
Misteri / ThrillerTeka-teki membingungkan, trik licik yang mengelabui, permainan pikiran serta sebuah dendam. Semuanya mulai terungkap, dia masih memainkan beberapa trik sebelum dia mengakhiri permainannya, sesuatu yang tak terduga, itu semua terjadi karenanya. Dan s...