Chapter 16 : Kesal

252 30 0
                                    

Felicia keluar dari mobilnya sambil memakan es krim dan dengan riangnya masuk kedalam rumah.

"Hei! Juleha! Lo dari mana aja! Jam segini baru balik!" seru Neron berteriak membuat Felicia kaget sontak saja es krimnya terjatuh.

"ERO!!! Es krim Cia jatuh gara-gara Ero! Ganti! Terus nama aku Felicia bukan Juleha udah bagus juga nama aku main ganti-ganti aja," ucap Felicia kesal dan memandang nanar es krimnya yang terjatuh.

"Es krimkan banyak dalam kulkas, lagian kamu dari mana aja sih? Dari tadi pagi dan baru pulang sekarang," ucap Neron.

"Ciakan lagi mecahin kasus, tau gak?" tanya Felicia.

"Gak!" ketus Neron.

"Dih ketus banget sama kayak Grandpa, udah ah Cia kesal, mau kekamar aja!" seru Felicia kesal lalu berlalu pergi menuju kamarnya.

"Lah eh, Ci! Aku belum selesai ngomong loh! CIA!" teriak Neron tak dihiraukan oleh Felicia.

"Ya Allah, Neron! Beresin itu! Ngapain kamu jatuhin es krim sembarangan? Kotorkan lantainya!" marah Zia melihat adanya cairan es krim yang mengotori lantai rumah.

"Eh, Grandma ini bukan punya Neron tapi punya si Cia tuh," ucap Neron membela diri.

"Ngeles iya? Lagian di sini adanya cuma kamu, pakai alesan lagi," ucap Zia membuat Neron gelalapan.

"Gak usah protes buruan beresin!" pinta Zia saat Neron ingin melontarkan protes.

Neron mengerutu kesal segera mengambil pel untuk membereskan ulah yang di buat oleh adiknya itu.

Sedangkan si pelaku kini tengah asik tengelam dengan bacaan buku yang dibawanya tadi.

****

Setelah sholat magrib tadi Felicia kembali fokus membaca buku yang dia dapatkan tadi, Felicia menutup buku itu saat mendapat kesimpulan setelah membaca setengah halaman buku tersebut, benar setengah buku tebal itu sudah dibaca oleh Felicia dalam waktu tidak kurang dari tiga jam.

"Oke jadi kesimpupannya konflik yang sama, jika begitu pastinya konfliknya terjadi berulang kali dan dengan cara yang sama bukan begitu?" monolog Felicia sambil berpikir.

"Kalau menurut buku yang aku dapatkan beberapa minggu yang lalu ada 3 konflik yang sama terjadi berulang kali, jika Scarlet dan Mahabala itu tunangan dan pertunangan itu batal karena adanya orang yang lebih pantas yakni suaminya Scarlet. Oke konflik yang sama tunangan, berarti yang kedua gitu juga dong ya, Bunda sama Ayah gitu juga. Eh Bunda sama Ayah, aku dengar cerita mereka dari Daddy doang, lah tunggu, tunggu," ucap Felicia berpikir.

Felicia melebarkan matanya saat menyadari sesuatu, ia segera keluar dari kamarnya dan turun dari tangga dengan kecepatan kilat meluncur dari pagar tangga untung Zia gak lihat kalau sampai dia lihat habis deh Felicia kena omel.

"GRANDPA!!" teriak Felicia membuat Abra yang sedang makan tersedak sontak terbatuk.

Zia segera saja memberikan segelas air pada suaminya itu, sedangkan Neron, Baim, Celin, Celena juga Fani kompak memandangi Felicia yang telah duduk di kursinya.

"Kenapa teriak kayak gitu sih Ci?" tanya Zia heran pada cucunya itu.

"Kan mau manggil Grandpa, Cia takut nanti Grandpa gak dengar," jawab Felicia dengan polos.

"Kamu mau Grandpa mati keselek? Gak usah teriak juga Grandpa dengar, telinga Grandpa masih berfungsi dengan baik tahu!" seru Abra kesal.

"Oh gitu ya," jawab Felicia lalu mulutnya bergerak tanpa suara.

"Tadi Grandpa dengar Cia barusan ngomong apa?" tanya Felicia.

"Gak ada yang bakal dengar kalau kamu ngomongnya gak pakai suara!" seru Abra naik darah mendengar pertanyaan Felicia.

I Am Felicia (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang