Chapter 2 : Kasus dan Cakra

511 56 0
                                    

    bunyi sirene polisi sudah menghiasi sekolah sedari pagi, terdapat beberapa palang polisi yang dipasang di sebuah kelas, anehnya sekolah tidak mencoba untuk menutupi hal ini.

   "Kalian sudah tau? Katanya ada pembunuhan dikelas itu," bisik beberapa murid mulai bergosip.

    "Satu kelas menjadi korban!"

   "Serius?! Bohongkan?"

   "Serius mereka habis ngikuti kelas malam! Ada satu orang yang selamat!" seru murid lainnya.

   Seorang siswi yang menjadi saksi para polisi, tengah ketakutan tak ingin berbicara sedikitpun membuat Cakra menghela napasnya kasar, kalau begini bagaimana ia bisa menyelesaikan kasus ini.

   "Dimana si detektif sialan itu," gumam Cakra kesal pasalnya ia telah menghubungi Sam namun pria itu tak kunjung datang.

   "Pak, kata beberapa guru, kepala sekolah tak ada ditempat dan mereka biasanya mengandalkan ketua osis," ucap salah seorang polisi membuat Cakra memijit pelipisnya.

    "Kenapa tidak guru saja? Ketua osis sama juga dengan siswa bukan?" tanya Cakra kesal membuat anak buahnya itu terdiam.

   "Dimana ketua osisnya itu?" tanya Cakra.

   "Apa yang terjadi?" heran Felicia, ia baru keluar dari mobilnya dan melihat para murid berkumpul menjadi beberapa titik yang lokasinya tak jauh dari sebuah kelas.

   Felicia berjalan mendekat ingin menanyai pada seorang murid tentang apa yang terjadi sebenarnya.

   "Nah kebetulan Fel, lo dicariin," ucap Juan yang datang entah dari mana langsung menarik Felicia.

   "Eh, eh kenapa sih?" tanya Felicia heran.

    Juan tak menjawab dan terus menarik Felicia menuju dua orang polisi dan seorang siswi disana.

   "Tunggu, kenapa ada garis polisi di sini?" tanya Felicia ketika sampai dihadapat para polisi itu.

    Kedua polisi itu menoleh sejenak terpesona pada remaja yang ada didepan mereka, hal itu membuat Juan mendengus kesal.

    "Nih Pak, ketua osis kami mohon cepat dan gak ribet," ucap Juan ketus masih memegang Felicia.

   Felicia yang merasakan itu menjadi risih lalu menyentak kasar pegangan Juan sehingga terlepas.

    "Jadi ada apa ini? Ada pembunuhan?" tanya Felicia tajam.

   "Seperti yang Anda lihat," balas seorang polisi yakni Cakra.

   "Mohon maaf para polisi yang terhormat kalau begitu kalian boleh pergi," ucap Felicia mengusir.

   "Apa maksudmu itu? Kami belum mendapat keterangan," ucap Cakra kesal pada Felicia.

    "Keterangan apalagi? Ini ulah pembunuh berantai itu bukan? Kalian para polisi sama payahnya menjaga tahanan saja tak becus," ucap Felicia tajam membuat Cakra menatapnya tak kala tajam.

   "Dari mana kau mengetahui tentang tahanan itu, beritanya belum keluar bukan," ucap Cakra dingin.

    "Ajun Inspektur Cakra, kalian para polisi hanya akan menghambat, setelah ini pembunuh itu akan menargetkan beberapa kelas lagi," ucap Felicia tak kalah dingin.

    Cakra sedikit kaget dari mana gadis di depannya itu tau namanya serta jabatannya? Padahal kini ia hanya memakai jaket kulit dengan kaos didalamnya juga celana jins yang tak menunjukan identitasnya kecuali orang tau bahwa dia adalah polisi setidaknya itu yang dilihat saat dia datang.

   "Juan, bawa Cecil keruang kesehatan!" pinta Felicia.

    "Kenapa harus aku? Kenapa tidak siswi lainnya?" tanya Juan membuat Felicia menghunuskan tatapan tajam padanya.

I Am Felicia (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang