Jam tepat menunjukan pukul 8 malam dan Alexa, Nayla, Farel serta Juan telah berada di rumah Felicia, mereka kini berada di teras rumah.
"Kenapa kalian gak bicara di dalam aja? Udaranya dingin loh," ucap Zia sedikit khawatir melihat cucu-cucunya yang tengah berada di luar.
"Benar, lebih baik kita ke dalam aja sambil memakan beberapa biskuit," ucap Farel yang setuju namun hal itu membuat Felicia memandang tajam dirinya.
"Gak usah Grandma, Cia sama yang lainnya mau cepat," ucap Felicia.
"Kalian bakal pulang jam berapa?" tanya Abra memandang datar para anak remaja yang ada didepannya itu.
"Belum tau, tapi gak bakal lama kok," ucap Neron membuat Abra mengangguk paham.
"Udah, kita masuk aja biarin mereka, gak usah khawatir," ucap Abra pada Zia.
"Gak usah khawatir gimana sih?! Lihat mereka ngapain bawa senjata gitu!" seru Zia kesal pada suaminya itu apa lagi melihat Neron yang membawa senjata kesayangannya, pedang leser yang menjadi andalannya.
"Grandma dilihat dari segi manapun yang membawa senjata di sini cuma Kak Ero doang," ucap Baim dianggukin Fani.
"Grandma gak usah khawatir Ero jago kok, ini untuk perlindungan kalau ada kenapa-napa secaranyakan kalau Cia bertindak itu pasti ada kata nekat yang bikin bahaya," ucap Neron membuat Felicia melotot kesal padanya.
Abra memandang datar para remaja itu lalu merangkul Zia segera membawa istrinya itu kedalam dan menutup pintu.
"Grandpa selalu melakukan hal yang tepat," ucap Fani.
"Ok jadi seperti rencana tadi bagi 2 kelompok, kita hompimpa," ucap Felicia diangguki yang lain.
"Oke ayo!" seru Nayla semangat.
Mereka mengulurkan satu tangan mereka masing-masing kedepan dan segera mencari kelompok.
"Hompimpa aleum gambreng!"
****
Felicia melipat tangannya mendengus kesal.
"Kenapa aku harus sekelompok sama kalian!" seru Felicia kesal membuat Baim dan Farel yang duduk mengurungnya memutar bola mata mereka malas.
"Dan kenapa gue harus jadi sopir?" tanya Juan kesal.
"Kendarai aja gak usah banyak protes, kamu juga Ci, udah hompimpa juga," ucap Neron.
Dan ya setelah tadi mereka mengundi kolompok hal yang didapat sangat amat membuat Felicia kesal, dia harus sekelompok dengan empat cowok menyebalkan yang bakal membuatnya susah.
"Lagian ini bagus, berarti kami lebih leluasa ngejaga Kakak biar Kakak gak nekat," ucap Baim membuat Felicia melotot kesal pada adiknya itu.
"Tapi apa kita benar-benar membuntuhkan senjata kayak gini?" tanya Farel sambil memegangi belati yang ada ditangannya, belati kecil yang mudah untuk di lempar.
"Ini namanya waspada, kalau gue sih curiga dengan pergerakan dan kasus yang belakangan ini muncul," ucap Neron.
Felicia tak ikut masuk kedalam pembicaraan mereka, gadis itu hanya memakan sebungkus keriping besar yang dimakannya dengan kesal. Baim yang melihat Kakaknya yang makan dengan nikmat itu membuatnya jadi ingin makan juga, Baim mengulurkan tangannya ingin mengambil makanan Felicia namun tangannya segera ditepis oleh Felicia.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Felicia (Slow Up)
Mistero / ThrillerTeka-teki membingungkan, trik licik yang mengelabui, permainan pikiran serta sebuah dendam. Semuanya mulai terungkap, dia masih memainkan beberapa trik sebelum dia mengakhiri permainannya, sesuatu yang tak terduga, itu semua terjadi karenanya. Dan s...