Chapter 58 : Escorpião

14 3 0
                                    

Jangan lupa beri 💬 dan tekan tombol 🌟
Ya!

Kalau ada typo jangan lupa ditandai juga ya guys!

Happy reading guys!!

****

   Khayri berceloteh riang di gendongan Alan yang berjalan sambil merangkul mesra pinggang Felicia. Apa yang dibilang Felicia tadi malam benar adanya. Felicia dan Khayri ikut Alan ke markas WE karena Khayri merengek tak ingin pisah dengan Ayahnya dan juga dengan sang Bunda.

   Karena memang dasarnya Alan itu sayang banget dengan putranya itu walau sering menjahilinya, jadilah Alan membawa keluarga kecilnya itu ikut bersamanya, menuruti ucapan pangeran kecilnya.

   "Ayah agent WE pada malas ya? Kok sepi?" tanya Khayri membuat Alan heran berbanding terbalik dengan Felicia yang tampak lelah.

   'Kumat tuh penyakitnya. Kayaknya dia bakal julid in orang deh hari ini,' batin Felicia yang tentunya sangat tau sifat putranya itu.

   "Ay, ramai gini kok kamu bilang sepi sih?" heran Alan.

    Dari pintu banyak orang yang baru datang kemudian yang keluar dari lift sepertinya akan pulang karena tadi malamnya menyelesaikan misi kemudian ada juga yang berjalan ke kantin dan ke kafe. Jadi dimana letak sepi disana.

   "Om Ryon gak kelihatan," ucap Khayri.

   "Om Ryon kamu ke akademi Ay."

   "Aunty Eza? Aunty Cae? Uncle Ero? Terus Om Ar-"

   "Ay...mereka di akademi, gak usah ngomong lagi, yang bakal kamu sebut pasti yang lagi di akademi. Memang harus ada mereka biar dibilang ramai ni gedung?" tanya Alan memandang datar Khayri.

   "Harus Ayah! Oh iya Daddy gak kelihatan tuh, Daddy malas ya Yah," ucap Khayri celingak-celinguk mencari keberadaan Juna.

   "Daddy kamu itu bel- iya kali Ay, dia kan memang pemalas," ucap Alan meralat ucapannya yang awalnya ingin membantah ucapan Khayri.

    Bukan Alan namanya kalau tidak menista Juna. Mereka berdua memang suka cari ribut satu sama lain. Khayri mengangguk kuat setuju dengan ucapan Alan.

    "Kok gitu ya Yah? Padahal daddy itukan ketuanya, harusnya cepat datang kan Yah?" tanya Khayri.

    "Iya Ay, dia memang suka gitu gak tanggung jawab. Makanya jangan ditiru ya Ay," ucap Alan yang diangguki Khayri.

    "Jadi kalau bos gitu gak datang cepat berarti gak tanggung jawab. Oke sifat itu gak boleh ditiru, Daddy gak bisa dicontoh," ucap Khayri membuat Alan tersenyum puas mendengar itu.

    "Kalau gitu tanyain sama Ayah kamu kenapa dia di sini, harusnya kan dia ke kantor. Lebih gak tanggung jawab tau Ay kalau bosnya gak kerja," ketus Juna yang sedari tadi memang menyimak pembicaraan ayah dan anak itu.

    "Iya ya, Ayah kok gak ke kantor?" tanya Khayri pada Alan yang menatap tajam Juna.

   "Ay sini," ucap Felicia mengambil alih Khayri dari gendongan Alan.

   Khayri memeluk Felicia mengambil posisi nyaman di gendongan sang Bunda walau agak heran kenapa tiba-tiba Felicia mengambilnya dari Alan, tapi tak lama kemudian itu terjawab saat melihat Alan dan Juna yang mulai adu mulut.

   "Kayaknya mereka bakal lama, kita ke ruangan tim duluan ya," ucap Felicia mencium pipi Khayri dan berjalan kearah lift.

   "Nggak Bunda kita ke kantin dulu, Ay lapar," ucap Khayri membuat Felicia menatap gemas anak tersebut.

I Am Felicia (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang