Chapter 61 : Psikopat sejak dini ya Bun

11 1 0
                                    

Jangan lupa beri 💬 dan tekan tombol 🌟
Ya!

Dan kalau ada typo jangan lupa tandai juga biar bisa segera di perbaiki

Happy reading guys!!

****

Alan memakai coat bewarna hitam yang sudah dipersiapkan oleh Felicia dia kemudian mengambil senjata miliknya menyimpannya dibalik coat tersebut.

"Cuma bawa pistol sama peluru doang?"

"Emang mau bawa apa lagi? Emang Mas kamu," ejek Alan membuat Felicia mendengus.

Alan terkekeh melihat itu, dia kemudian merapikan pakaian yang dikenakan Felicia kemudian jilbab istrinya itu.

"Syal untuk siapa? Untuk Mas?" tanya Alan melihat Syal bewarna coklat ditangan Felicia.

"Yang ada kena darah kalau untuk Mas, lagian gak perlukan?" tanya Felicia dibalas gelengan oleh Alan.

Coat saja sudah cukup untuk membuatnya hangat, dia akan melakukan penangkapan jadi akan ribet jika banyak atribut padanya. Cuaca juga tidak terlalu dingin diluar.

"Ini untuk anak Mas, dimana Ay tadi? Tinggal makai ini sama sepatu terus pergi," ucap Felicia matanya berkeliaran kesekeliling kamar.

"Kayaknya waktu Mas siap-siap dia tetap di sana deh," ucap Alan menunjuk kearah kasur tepat pada gumpalan selimut, "berantakan lagi loh itu, padahal udah kamu beresin."

Felicia menghela napas kasar kemudian menghampiri kasur berusaha menarik selimut yang dicengkeram erat oleh Khayri yang merajuk karena tidak boleh ikut dengan Alan dan malah pergi berjalan-jalan dengan sang Bunda. Benar, dia, Felicia, Tanvir dan juga Ryna akan pergi bermain sementara Alan, Gerant dan Dion akan melakukan penangkapan pada perdagangan senjata ilegal sebagai Black Dragon, mengingat jika pelaku meniru senjata milik mereka maka Alan akan menuntaskannya sebagai Black Dragon bukan WE.

"Ay, ayo sayang kita mau berangkat loh."

"Nggak mau, Ay mau ikut Ayah! Kalau nggak Ay di sini aja."

"Yaudah di sana aja, kamu tinggal sendiri ya di apertemen, Ethan juga gak ada loh, dia udah pulang sama Vivi dan Glen," ucap Alan.

"Yaudah gak apa-apa ada Agasthya kok!" seru Khayri.

"Agasthya dari kemarin gak kelihatan, dia ngikutin Neandro tuh, sendiri loh kamu, yakin mau tinggal?" goda Alan membuat Khayri terdiam, dia gak mau mati kebosanan di apertemen tersebut.

"Jangan digituin, nanti nangis Ayah juga yang panik," ucap Felicia malas ya mengingat kejadian yang telah terjadi berulang kali, "Ay, kita pergi yuk, Bunda beliin es krim."

"Bun, dingin loh ini masa dibeliin es krim nanti si Ay sakit gimana?" tanya Alan yang langsung khawatir.

"Nggak banyak kok. Ay kamu mau gak?" tanya Felicia.

"Mau kok Bun, ayo Bunda kok Bunda lama sih?" tanya Khayri yang entah sejak kapan sudah ada di depan pintu.

"Kapan kamu kesana?" tanya Felicia dibalas kerutan dahi oleh Khayri.

"Dari tadi loh Bun, Bunda kok gak siap-siap? Ay nungguin dari tadi."

Felicia tersenyum kesal pada putranya itu sedangkan Alan tergelak pelan melihat tingkah Khayri.

"Oh gitu? Oke Bunda lambat, soalnya tadi bujukin orang yang ngambek dibalik selimut, siapa ya tadi? Eh Ay kok baju kamu kusut gini? Kamu ya yang tadi dibalik selimut," ucap Felicia menyamakan tinggi dengan Khayri merapikan baju anaknya itu dan memakaikan syal.

I Am Felicia (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang