Penaset Pribadi

3.4K 190 3
                                    

Kini Limario dan Wendy sedang duduk diruang keluarga kediaman Limario dan Jennie karna mendengar bahwa Wendy ingin membicarakan tentang sesuatu hal pada Limario.

"Mau ngomong apa sih?" Tanya Limario setelah beberapa saat Wendy hanya terdiam saja, Wendy nampak menghela nafasnya kemudian memandang dengan tampang sendu kearah Limario.

"Gue minjem duit semilyar dong" Ujar Wendy masih dengan tampang memelasnya, Limario yang mendengar ucapan Wendy tampak kaget apalagi ini anak tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba ingin meminjam uang.

"Kenapa tiba-tiba? Ini bukan nggak mau ngasih, lo lagi ada masalah keuangan?" Tanya Limario dengan serius sedangkan Wendy masih saja memasang wajah lemasnya.

"Buat nyari bini baru" Celutuk Wendy lantas tertawa ketika melihat Limario sudah meliriknya dengan sinis. Jennie yang baru datang langsung memasang wajah kebingungan apalagi melihat wajah tak senang suaminya.

"Kenapa yah?" Tanya Jennie setelah meletakkan dua buah kopi dimeja kemudian Jennie memilih duduk disamping Limario karna tadi Wendy juga meminta Jennie untuk ikutan.

"Tuh, mau nikah lagi katanya bun. Laporin ke Joy" Ujar Limario hendak membalaskan dendamnya pada Wendy sementara Wendy yang mendengar itu mendadak panik apalagi melihat wajah Jennie seolah mengatakan akan mencincang dirinya saat ini juga.

"Canda elah, Jen. Laki lo hobinya serius mulu" Ujar Wendy kemudian mengatur dirinya sendiri agar tidak kembali tertawa apalagi Limario masih saja melihatnya dengan tatapan kesalnya sementara Jennie beralih mengelus perlahan lengan Limario.

"Ada sih, Wen?" Tanya Jennie tapi bukannya menjawab, Wendy malah fokus meminum kopinya dengan santainya.

"Gini, gue tuh pusing Jen. Joy bener-bener ngerengek terus pengen punya anak lagi" Ujar Wendy akhirnya menumpahkan apa yang harusnya dia ceritakan, Jennie dan Limario saling pandang kemudian mengalihkan atensi mereka pada Wendy karna mereka tau sepanik apa Wendy saat itu, saat Joy benar-benar hampir kehilangan nyawanya.

"Joynya mungkin udah gapapa, Wen" Ujar Jennie menatap sahabat suaminya tersebut, Jennie juga ada disana ketika dokter mengatakan Wendy harus memilih antara anaknya dan Joy dan itu membuat Wendy sangat terpukul bahkan Wendy berkali-kali memukul dinding dan bergumam ingin dia saja yang dicabut nyawanya dibanding harus memilih antara sang istri juga sang anak.

"Tapi gue nggak siap, Jen" Lirih Wendy, Limario menatap iba sahabatnya itu. Limario tau betul, meskipun sangat pecicilan dan menyebalkan tapi Wendy adalah sesosok ayah yang sangat baik. Bahkan ketiga anak Wendy sangat sayang pada Wendy juga jangan lupakan bahwa Wendy juga sangat menyayangi Joy.

"Gini Wen, siap nggak siap. Lo harus ikutin kemauan Joy atau biar lo nya nggak panik gimana kalau kalian konsultasi dulu ke dokter?" Jennie memberikan sedikit masukkan pada Wendy tapi seperti kemarin-kemarin, Wendy benar-benar belum siap dihadapkan pada kenyataan waktu itu saat dirinya harus dihadapkan pada pilihan memilih Joy atau sang anak bungsu.

"Nggak tau gue, Jen. Gue pusing" Ujar Wendy kemudian menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa dan mulai memijat kepalanya yang terasa sedikit pening.

"Wen, mungkin Joy tuh mikir kalau dia nggak hamil lagi anak lo mungkin lo nyari yang baru. Coba lo tanyain dulu deh ke Joy niat sebenarnya pengen nambah anak itu apa, emang karna dia ngerasa kesepian cuman 3 orang atau gimana. Lo harus tau dulu motif nya dia tapi dengan cara perlahan biar dia nya nggak kesel ke lo" Ujar Limario setelah diam beberapa saat, Wendy kemudian menghela nafasnya dan menganggukkan kepalanya seolah paham.

"Kadang, emang nggak semuanya harus kita khawatirin Wen. Lo juga harus nempatin diri lo ke bener-bener ada di dua posisi dan salah satunya diposisi Joy" Sambung Limario lagi masih menatap kearah Wendy yang masih terlihat memikirkan banyak hal.

kim manoban familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang