John berantem? (Wenjoy)

1K 116 3
                                    

Wendy kini tengah meeting bersama dengan beberapa koleganya, sudah berjalan lebih dari dua jam mereka membahas tentang kerjasama antara perusahaan mereka dengan perusahaan Wendy.

"Terimakasih atas kerjasamanya" Ujar sekretaris Wendy menutup meeting kali ini, Wendy kemudian menyusun berkas-berkasnya sembari memperhatikan jadwalnya.

"Hm?" Kaget Wendy ketika melihat ada nomor tak dikenal menelfonnya, Wendy tentu saja langsung mengangkat telfon tersebut.

"Halo" Sapa Wendy sembari berjalan keluar menuju kearah ruangannya, Wendy sontak berhenti ketika mendengar bahwa kantor polisi yang menelfon nya.

"Iya betul, saya ayahnya John" Ujar Wendy benar-benar cemas sekarang, Wendy sontak berjalan cepat kearah ruangannya untuk mengambil kunci mobil dan menyimpan berkas-berkasnya.

"Tunda semua meeting saya hari ini" Ujar Wendy ketika berpas-pasan dengan sekretarisnya, Wendy langsung berjalan cepat menuju kearah lift.

"Semoga John nggak kenapa-napa" Ujar Wendy yang benar-benar khawatir dengan anaknya tersebut.

"Huft, tenang Wen" Ujar Wendy pada dirinya sendiri apalagi dirinya sekarang dalam keadaan benar-benar panik.

"Joy nggak boleh tau tentang ini, bisa ngamuk dia" Ujar Wendy ketika melihat Joy tengah menghubunginya.

"Halo sayang" Sapa Wendy setelah mengangkat telfon dari Joy, Joy agak mengerutkan keningnya ketika mendengar ada beberapa suara kendaraan yang terdengar.

"Dimana dad? Belum jemput Celi?" Tanya Joy dari ujung telfon, Joy kini sedang bersama dengan Irene juga Jennie.

"Daddy udah nyuruh pak supir yang jemput, daddy ada urusan bentar sayang" Ujar Wendy fokus pada jalanan yang ada didepannya.

"Hm? Mau kemana emangnya?" Tanya Joy sembari membantu Jennie dan juga Irene karna mereka akan menyambut kepulangan Rose.

"Ada urusan bentar sayang, udah dulu ya" Ujar Wendy kemudian mematikan sambungan telfonnya karna jalanan benar-benar macet sekarang.

"Kenapa?" Tanya Jennie sembari fokus memilih beberapa balon untuk menyambut kepulangan Rose serta baby R.

"Enggak, Wendy aneh aja tiba-tiba nggak bisa jemput Celi" Ujar Joy ikut membantu Jennie dan Irene yang tengah memilih balon serta pernak pernik yang lainnya.

"Emang mau kemana?" Tanya Irene karna dia juga tau biasanya Wendy akan meluangkan waktunya untuk sekedar menjemput anak perempuannya tersebut.

"Nggak tau juga, katanya sih ada urusan" Ujar Joy kemudian mengambil satu balon dan tersenyum melihat balon tersebut.

"Jadi pengen punya baby lagi" Ujar Joy yang membuat Jennie sontak diam saja apalagi tau bagaimana dua sahabatnya tersebut pernah mengalami masa-masa pahit.

"Udah, jangan terlalu dipikirin. Masih ada Celi sama Yeri kan yang ngehibur kalian" Ujar Jennie tersenyum pada kedua sahabatnya tersebut.

"Jen, lo nggak ada niatan punya baby lagi? Apalagi Ahyeon umurnya udah bisa dibilang dewasa nggak sih?" Tanya Joy yang membuat Jennie hanya bisa tersenyum.

"Awalnya gue juga mikir gitu, tapi tingkahnya si adek, sikapnya si adek, pokoknya segalanya tentang si adek buat gue mikir 2x buat punya anak lagi" Ujar Jennie karna Jennie sendiri mengakui bahwa Ahyeon adalah the real anak bungsu yang bisa bikin Jennie ngurungin niatnya buat punya anak lagi.

"Tapi lo nggak ngerasa kesepian gitu? Apalagi anak-anak lo udah pada gede" Ujar Joy yang membuat Jennie sontak menggelengkan kepalanya.

"Lim pernah bilang ke gue, nantinya masa tua gue dihabisin berdua doang sama dia. Otomatis mau anak gue nanti udah nikah pun gue nggak bakalan kesepian karna ada Lim yang selalu ada buat gue" Ujar Jennie yang membuat Joy dan Irene ikut tersenyum.

kim manoban familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang