Flashback (4)

1.3K 152 7
                                    

Limario tersenyum ketika membaca pesan dari Jennie yang terus menerus mengatakan bahwa dirinya kangen pada Limario.

"Kakak jadi ke Jakarta?" Tanya Rose memperhatikan Limario yang tersenyum sembari melihat ponselnya.

"Jadi, kamu nggak ikut?" Tanya balik Limario yang membuat Rose menggelengkan kepalanya.

"Besok aku ada tugas kelompok" Ujar Rose mengerucutkan bibirnya karna dia sebenarnya malas.

"Minta anter Jisoo aja, jangan bawa kendaraan sendiri" Ujar Limario yang langsung mendapat anggukan dari Rose.

"Emang kak Jennie nggak tau kalau kakak besok ke Jakarta?" Tanya Rose yang membuat Limario menggeleng.

"Mau ngasih kejutan" Ujar Limario mengambil alih gitar yang sejak tadi berada dipangkuan Rose.

"Request dong" Ujar Limario yang membuat Rose berpikir sebentar.

"Seperti mati lampu" Ujar Rose yang membuat Limario menatapnya dengan datar karna Rose malah mengerjainya.

"Mending kakak siap-siap buat besok" Ujar Rose merebut gitarnya kembali sedangkan Limario memilih membaringkan tubuhnya ke sofa.

"Lagi pada ngapain?" Tanya Alice yang baru saja datang, keduanya sontak menyalim tangan Alice.

"Ngobrol aja, bawa apa kak?" Tanya balik Rose ketika melihat Alice memegang beberapa paper bag.

"Oleh-oleh, buat kalian" Ujar Alice memberikan dua buah paper bag untuk Limario dan juga Rose.

"Makasih kakak" Ujar Rose dan Limario secara bersamaan.

"Yaudah, jangan lupa pada tidur ya" Pesan Alice kemudian berlalu meninggalkan kedua adiknya yang meneruskan obrolan mereka berdua.

"Hati-hati ya" Ujar Alice yang kini mengantar Limario sampai didepan rumah bersama dengan Rose.

"Iya kak, Lim jalan dulu" Pamit Limario kemudian menaikki mobilnya untuk segera berjalan menuju ke Jakarta.

"Jangan ngebut" Pesan Alice sebelum Limario meninggalkan rumah, Limario hanya mengangguk kemudian mulai menjalankan mobilnya meninggalkan area rumah.

"Pasti dia kaget banget" Gumam Limario tersenyum ketika mobilnya sudah memasuki area kampus Jennie.

"Halo, Nini. Dimana?" Tanya Limario sembari mengedarkan pandangannya dengan ponsel yang berada di telinganya.

"Tempat biasa, kenapa sayang?" Tanya Jennie diseberang sana, Limario sontak menyipitkan matanya dan tersenyum melihat seorang gadis yang membelakangi nya.

"Halo sayang?" Panggil Jennie tapi Limario justru mematikan sambungan telfon mereka dan berjalan pelan kearah Jennie.

"Jen" Sapa seorang pria yang mendekat kearah Jennie, Limario terdiam melihat interaksi keduanya.

"Sa ae lo" Ujar sang pria dengan mengacak-acak rambut Jennie hingga membuat Jennie kesal.

"Kenapa bro?" Tanya pria tersebut ketika menyadari Limario memandanginya dan Jennie, Jennie sontak menoleh dan membulatkan matanya melihat Limario.

"Lo yang kenapa?" Tanya balik Limario berjalan mendekat sedangkan Jennie masih tak bisa berkata apa-apa karna terlalu kaget melihat Limario kini berada didekatnya.

"Weish, santai dong" Ujar pria tersebut, Jennie yang tersadar memegang lengan Limario ketika melihat Limario hendak memukul Wendy.

"Sayang, hey" Panggil Jennie berusaha menghalangi Limario sedangkan Wendy sama sekali tidak mengetahui tentang Limario.

kim manoban familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang