Bunda Ngambek

817 86 3
                                    

Hari ini, Jennie memilih untuk ikut bersama dengan Limario ke kantor karna merasa sangat bosan jika dirumah sendirian.

"Bunda yakin nih mau ikut ayah?" Tanya Limario menoleh sekilas kearah Jennie yang sedang duduk disampingnya.

"Yakin lah, emang kenapa sih? Ayah punya selingkuhan dikantor?" Tanya Jennie dengan sarkas tapi hal tersebut malah membuat Limario tersenyum.

"Ayah bodoh banget nggak sih kalau selingkuhin kamu?" Tanya balik Limario yang membuat Jennie diam-diam tersenyum.

"Tadi bunda buatin bekel tuh, dimakan ya" Ujar Jennie yang langsung mendapat anggukan dari Limario.

"Pasti sayang" Ujar Limario meraih satu tangan Jennie untuk dia genggam sedangkan Jennie hanya membiarkan saja tangannya digenggam.

"Nggak kerasa ya, udah lama banget kita nikah" Ujar Jennie yang membuat Limario ikut mengangguk setuju.

"Anak-anak udah pada gede, bahkan mungkin nanti mereka bakalan nemuin kebahagiaan mereka sendiri" Ujar Jennie lagi mengingat salah satu anaknya sudah memiliki kekasih.

"Bunda rasanya nggak rela kalau nanti abang, kakak atau adek izin nikah ke kita" Ujar Jennie merasa tak rela jika suatu saat nanti dia harus melepaskan salah satu anaknya.

"Namanya juga hidup sayang, kita nggak bisa ngikutin ego kita terus apalagi itu menyangkut tentang anak-anak" Ujar Limario yang membuat Jennie terdiam.

"Anak-anak nantinya bakalan ngelepasin kita, nyari dimana sih letak kebahagiaan mereka" Ujar Limario yang membuat Jennie mengangguk.

"Bunda berharap, semoga mereka punya jodoh yang tepat. Yang bisa nemenin mereka, bimbing mereka, bahkan bisa nerima segala kekurangan mereka" Ujar Jennie penuh harap bahwa suatu saat nanti ketiga anaknya mendapat jodoh yang benar-benar sesuai sama apa yang anak-anaknya mau.

"Udah, jangan dibahas lagi. Nanti bunda mewek lagi" Ujar Limario sembari terkekeh mengingat Jennie pernah membahas hal seperti ini berujung menangis karna tak kuat mengingat anak-anaknya.

"Ih, ayah mah" Ujar Jennie memukul bahu Limario yang hanya bisa tertawa karna Jennie terus memukulnya.

"Nggak ada yang ketinggalan?" Tanya Limario ketika Jennie sedang memoleskan lipstik dibibirnya.

"Nggak ada, tolong tas bekelnya ya yah" Pinta Jennie yang dibalas anggukan oleh Limario, Limario sontak melepaskan seatbeltnya dan memutuskan untuk turun terlebih dahulu.

"Ayo sayang" Ujar Limario mengambil tangan Jennie untuk dia genggam sementara Jennie tersenyum mendapat perlakuan dari Limario.

"Selamat pagi pak, bu" Sapa Nayeon ketika melihat Limario dan Jennie baru saja datang, Jennie sontak tersenyum pada Nayeon sembari ikut masuk kedalam ruangan kerja Limario.

"Ayah bentar lagi mau meeting sama kolega, bunda tunggu disini atau mau ikut meeting?" Tanya Limario sembari menaruh tas bekal yang dibawa oleh Jennie.

"Disini aja lah yah, ngapain juga bunda sampai ikut ke ruang meeting" Jawab Jennie sembari duduk di sofa yang ada di ruang kerja Limario.

"Kirain mau kayak adek, kan adek tiap kesini ikut kemana aja ayah pergi" Ujar Limario mulai menyalakan komputernya untuk mengecek beberapa kerjaan.

"Rafa makin lucu tau, makin keliatan kayak oppa-oppa Korea gitu" Ujar Jennie melihat postingan Rose bersama dengan baby R.

"Namanya juga dia ada campuran Koreanya sayang, kan nggak mungkin tiba-tiba jadi kayak orang India" Celutuk Limario sementara Jennie menghela nafasnya dengan malas.

kim manoban familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang