Ayumi Angelina Daniswara

1.4K 136 5
                                    

Limario dan yang lainnya masih stay dirumah sakit, mengingat kondisi Seulgi dan keluarganya tidak bisa ditinggal sama sekali.

"Mr.Kang" Panggil dokter yang baru saja keluar dari ruangan operasi, Seulgi berdiri dengan mata yang sudah memerah menahan tangis.

"Bayi anda perempuan, dia cantik seperti ibunya" Ujar sang dokter sembari membuka maskernya, Seulgi hanya bisa menganggukkan kepalanya sedangkan Yeri, Karina, Mi Kyung, Jennie dan juga Joy tengah menangis.

"Bayi anda sedang dibersihkan, untuk mrs.Kang akan kami pidahkan ke ruangan rawat" Ujar sang dokter kemudian menepuk pundak Seulgi seolah memberikan kekuatan.

"Silahkan mr.Kang, kita butuh lebih banyak informasi tentang nama bayi anda" Ujar seorang perawat yang baru saja datang, Seulgi menganggukkan kepalanya kemudian masuk kedalam ruang operasi tersebut.

"Bayi anda sangat cantik tuan, dia tampak seperti ibunya" Ujar perawat tersebut sembari memberikan sebuah bolpoin agar Seulgi dapat menulis nama lengkap anaknya.

"Ayumi Angelina Daniswara" Gumam Seulgi setelah menulis nama anaknya, Seulgi benar-benar tidak percaya ketika seorang perawat mendorong box bayi yang terdapat putri kecilnya yang tampak memucat.

"Bisa saya minta waktu berdua dengan anak dan istri saya?" Tanya Seulgi, kedua perawat sontak saling melihat satu sama lain kemudian mengizinkan Seulgi.

"Hey putri ayah" Sapa Seulgi dengan mata yang sudah mengeluarkan air mata, Seulgi kemudian mendorong box bayinya menuju kearah Irene yang sedang tidak sadarkan diri akibat obat bius.

"Lihat sayang, anak kita, putri kita" Ujar Seulgi dengan suara sedikit gemetar, Seulgi tidak mengharapkan hal ini tapi sepertinya Tuhan lebih menyayangi Ayumi.

"Kamu pernah bilang kan mau kasih nama dia Ayumi? Aku turutin sayang, tapi aku tambahin Angelina ya soalnya dia udah jadi malaikat buat kita" Ujar Seulgi dengan sesekali menghapus air matanya.

"Maafin aku Ren" Ujar Seulgi terduduk disamping brangkar Irene, Seulgi benar-benar tidak tau harus berbicara apa untuk sekarang selain menangis.

"Mr.Kang, bayi anda harus segera dimakamkan" Ujar sang dokter yang baru saja datang, Seulgi sontak menghapus air matanya dan berdiri.

"Aku jalan dulu ya sayang, mau nemenin dedek ke rumahnya" Ujar Seulgi pada Irene yang masih tidak sadarkan diri, Seulgi mencium kening Irene kemudian berjalan dengan mendorong box bayi Ayumi.

"Gi" Panggil Hyo ketika Seulgi sudah keluar dengan box bayi didepannya, Yeri maju menuju kearah Seulgi.

"Look, dedek Ayumi cantik kan?" Tanya Seulgi pada Yeri yang melihat Ayumi, Yeri terdiam untuk beberapa saat kemudian menangis dipelukan Seulgi.

"Kenapa dedek pergi yah?" Tanya Yeri sedangkan Seulgi berusaha mati-matian menahan air matanya, Karina juga mendekat untuk melihat adeknya.

"Dedek Ayumi, baik-baik disana ya. Maafin kakak belum bisa jadi kakak yang baik buat dedek" Ujar Karina memegang tangan kecil Ayumi yang terasa dingin, Karina masih menangis begitupun dengan yang lainnya.

"Ayo, pamitan ke dedeknya" Suruh Seulgi pada Yeri yang masih menangis didalam pelukannya, Yeri sontak melonggarkan pelukannya pada Seulgi kemudian ikut memegang tangan kecil Ayumi.

"Dedek Ayumi, maafin kakak ya. Awalnya kakak nggak nerima dedek karna kakak takut ayah sama buna lebih sayang ke dedek tapi kakak udah nerima dedek kok. Kakak selalu nungguin dedek tapi kata ayah, Tuhan lebih sayang sama dedek. Jagain ayah, buna, kakak Karin sama kakak Yeri disana ya dek" Ujar Yeri dengan sesegukan karna tidak sanggup memegang tangan Ayumi yang sudah dingin.

kim manoban familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang