“Anjir itu cewek yang kemarin dibawa Jo ke partynya si Shopia bukan si?!”
“Njrit, Shopia dicuekin dong!”
“Anzeng, si Jonathan malah milih sama tu cewek! Padahal udah jelas didepannya Shopia lebih dari segala-galanya!”
“Goblok banget sih kalau gue bilang.”
“Shopia! Rebut aja Jonathan dari tuh cewek, lagian dia buta ini nggak bakalan tau, hahah.”
“Selingkuh aja dah, wkwkwk.”
Duagh
Otot dipergelangan tangannya terlihat, lehernya yang basah oleh keringat menegak sempurna menatap kesegerombolan cewek yang baru saja berceloteh tidak jelas. Tampak sekali dia marah kali ini, matanya memerah dengan urat pipi yang kentara.
Tanpa aba-aba lagi, ia berlari menerobos beberapa orang yang menghalangi jalannya. Dan lihat kejadian selanjutnya.
Bugh
“Jaga mulut lo, bitch! Lo nggak pantes bilang kaya gitu!”
“Atau lo mau mulut lo gue bikin nggak bisa ngomong seumur hidup?!”
Bugh
Keandra dengan cepat membuntuti pacar adiknya. Kemudian berusaha memisahkannya dari perempuan yang dibogemnya tanpa ampun.
“Nathan goblok, dia cewe anjir!” katanya diacuhkan.
Tak menggubris ucapan Keandra, cowok itu malah semakin membabi buta. Dipukulnya satu persatu cewek yang mencela gadisnya tanpa perasaan.
Saat pegangan Keandra menguat, ia menggeram lalu tanpa sadar mendorong tubuh kakak kekasihnya hingga jatuh terjerembab. “Biarin gue ngasih paham sama mereka, Jae!” geramnya marah.
“Anjir, bantuin gue!” Keandra menatap saudaranya yang lain.
Arjuna juga Rajash kemudian menahan kedua tangan Nathan. Setelahnya Pandu juga Kalandra membantu mengamankan beberapa cewek yang kesakitan akibat pukulan dari pacar adik mereka yang tidak main-main.
“Bawa mereka kesini! Biar gue kasih paham!” jerit Nathan kesetanan, "Biar mereka ngerti apa yang udah mereka lakuin!"
“Aaa! Kamu ngapain sih!” gerutu seseorang mendorong tubuh Viola.
Mata Nathan sontak menoleh ke arah kiri, dilihat gadisnya itu sudah jatuh terduduk dengan lutut terluka. Dengan buru-buru ia melepaskan cekalan kedua kakak gadisnya dan mendekat. “Ola,” panggilnya lirih.
"Ada yang sakit hm? Bilang mana yang sakit."
"Nathan ...."
"Ini sakit ya? Sakit banget hm?"
“Kenapa mereka jahat, Nathan? Aku salah apa?” isak Viola lirih, luka dilututnya tak seberapa tapi luka hatinya lebih menyakitkan. Mengapa dunia ini seolah bertindak tidak adil? Ah bukan, tapi manusia didalam dunia ini yang merasa dirinya lebih tinggi tanpa memikirkan orang lain.
Setelah meniup luka dilutut Viola, Nathan mengalihkan tatapannya pada cewek dihadapannya. “Lo apain pacar gue anjing?!” hardiknya meremas tangan cewek itu.
“Apaan sih Jo, gue nggak ngapa-ngapain!”
“Lo apain cewek gue, Shopia?!”
Cengkeraman itu semakin menguat, bahkan lengan cewek itu memerah. “Gue selama ini udah sabar ya sama sikap lo, kenapa lo makin seenaknya, hah?!” bentak Nathan.
Rajash membantu Viola bangkit. Membawanya pergi dari sana karena kondisi sudah tidak kondusif. Diikuti ketiga kakaknya yang lain. Pandu sendiri mendekati Nathan lalu berujar, “Viola gue bawa pulang kasihan dia, lo selesaiin masalah ini dulu baru kerumah. Gue tunggu!”
Nathan mengangguk sebagai jawaban, tatapannya masih pada Shopia. “Lo mau nyakitin pacar gue, hah?!” cetuknya menggeram.
“G-gue nggak ada maksud gitu.”
Nathan sudah tidak lagi memikirkan harga dirinya didepan pada fans, ia tidak mau kejadian seperti tadi terulang. “Gue liat lo ngedorong Viola njing, lo bilang lo nggak bermaksud?! Lo ngelawak?”
David dan Jaiden datang mendekat. Mereka kemudian berusaha melepaskan keduanya agar terpisah. “Nath, jaga emosi lo. Kendaliin!” tegur Jaiden.
“Dia ganggu ketenangan gue, dia ganggu kesayangan gue Jay!” Suara Nathan serak, dia memang terlihat sangar namun dalam hatinya dia rapuh merasa tak percaya diri karena tak bisa menjaga Violanya dengan baik.
David menatap Shopia. “Lo ngapain anjir? Udah tau kalau Nathan itu ganas kenapa masih bikin gara-gara, bego?!” katanya dengan tatapan mata malas.
“Gue n-nggak bermaksud ... ”
Tangan Nathan mengambang diudara, rasanya ia sudah gatal ingin memberikan pelajaran pada Shopia. “Lo harus dikasih pelajaran, bitch!” sentak Nathan sudah tak bisa berpikir jernih.
“Gausa kasar ama cewek bangsat, lo cowok pengecut banget sih!” Seseorang menangkis tangannya, membuat si empu menggeram tertahan.
“Gausa kasar, lo itu cowok mikir!”
“Dia yang nyari gara-gara, njing!” jawab Nathan.
David menahan lengan Nathan diiringi dengan Jaiden. “Guntur kenapa lo baru muncul sih, anying!” desis David.
Ya cowok itu Guntur, berdiri tegak menjadi benteng Shopia.
“Lo berdua bikin gue muak, bangsat!” Selanjutnya, Nathan melenggang pergi begitu saja. Selalu saja, saat dirinya akan memberikan pelajaran pada Shopia ketika itu juga Guntur datang.
Apasih hubungan mereka? Hingga Guntur mau repot-repot turun tangan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Prince
Teen Fiction"Suatu saat aku pengen bisa liat kamu, Nathan. Semoga aja nanti pas kamu wisuda udah ada pendonor dan aku bisa liat wajah ganteng tunanganku ini." "Nathan, kamu denger aku?" Hening. "Aku janji. Suatu saat pasti kamu akan bisa ngeliat lagi indahnya s...