Dengan mata yang masih sembab serta darah yang sudah mengering disekitar hidung juga bibirnya, Viola mengedarkan pandangan ke luar kaca mobil melihat kemana Arjuna membawanya pergi. Tak berapa lama, dirinya terbelalak bertepatan dengan kakaknya yang menghentikan kendaraan roda empat tsb.
Dilihatnya Arjuna turun, mengintari mobil lalu menariknya dengan paksa agar mau keluar. Air matanya kembali meluruh.
"TURUN!"
Viola menggeleng pelan. Sungguh dirinya takut memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.
"CEPETAN TURUN BEGO!"
"Ngeyel banget sih lo, bisanya cuma nyusahin orang mulu!" dengus Arjuna kemudian menarik pergelangan tangan adiknya keras.
Setelahnya ia menutup pintu mobil tanpa berperasaan. Masih dengan menarik paksa Viola, dirinya berjalan mengintari beberapa nisan tanpa memperdulikan tangis sang adik yang semakin keras.
Sebenarnya Viola tak tahu-menahu, mengapa kakaknya malah membawanya ke pemakaman? Bukankah Arjuna bilang dirinya akan diantar untuk menemui Nathan?
Pergelangan tangannya mulai memerah, layaknya Arjuna sudah tak punya belas kasih.
Bahkan sekarang tak ada yang bisa dilakukannya, menangis memohon ampun? Arjuna tidak akan mengampuninya malah kemungkinan terburuknya adalah dia akan semakin menyiksanya. Lalu mau memberontak? Semakin Viola memberontak meminta dilepaskan, maka semakin kuat juga pegangan Arjuna.
Kalau sudah begini, Viola harus minta tolong pada siapa selain berdoa pada Yang Kuasa? Ponselpun dirinya belum punya, bagaimana mungkin ia bisa menghubungi anggota keluarga yang lain.
Memandang sekeliling, sepi dan senyap. Lagipula jam segini mana ada yang pergi ke tempat pemakaman?
Tangis Viola semakin menjadi, pikiran-pikiran negatif lekas menghantuinya.
Apa mungkin-
Bruk
Viola didorong kuat oleh Arjuna, gadis itu jatuh bersimpuh dengan kedua lutut terluka. Belum sempat dia bertanya, sang kakak sudah lebih dahulu menyela, "TUH LO LIAT DENGAN MATA KEPALA LO SENDIRI, BACA!"
Arjuna menjambak rambut sang adik, mendorong kepala Viola agar merunduk tepat didepan batu nisan hitam.
Mendadak tubuh Viola menegang, matanya terbelalak kaget dengan jantungnya yang terpacu cepat. Dikedipkannya netra itu berkali-kali, namun nihil. Hasilnya tetap sama.
"BACA! LO BACA ITU TULISANNYA APA HAH?!"
Viola tak lagi menghiraukan, ditatapinya batu nisan bertuliskan ...
JONATHAN C. GANENDRA
LAHIR : 12 FEBRUARY 2001
WAFAT : 24 SEPTEMBER 2023Meremas tangannya didada, tangisnya kembali pecah tambah pilu.
"LO BACA! DIA ITU DAH LAMA MATI!"
"DAN LO BISA-BISANYA MASIH BERHARAP DIA BALIK HAH?!"
"BUKA MATA LO! LO PIKIR LO DAPET DONOR DARI SIAPA HAH?!
"CK, UNTUNG DIA UDAH MATI. MUAK GUE LIATNYA."
Beberapa kalimat yang diucapkan sang kakak membuat hatinya tambah terluka. Jadi, selama ini dirinya dibohongi?
Apa? Kenyataan macam apa ini?
"Si brengsek ini udah mati, jadi mendingan lo move on. Gue muak liat lo ngeharapin dia mulu," kekeh Arjuna.
"Lagipula dia nggak pantes buat lo, dia cuma cowo brengs-"
Plak
Tubuh Viola bergetar hebat, ditatapnya sang kakak dengan pandangan terluka. Meski ya benar, ia sudah sangat terluka melihat ini, tapi lihatlah Arjuna malah tambah memperkeruh suasana.
Tapi, kenapa dilihatnya sang kakak sangat senang?
"LO BERANI SAMA GUE HA-"
"MAKSUD KAKAK APA HAH?! KAKAK MAU BOHONGIN AKU DENGAN CARA MURAHAN INI?"
"KAKAK PIKIR AKU BAKALAN PERCAYA KALAU NATHAN UDAH NGGAK ADA HAH?!"
"NATHAN ITU MASIH HIDUP! DIA NGGAK BAKALAN NINGGALIN AKU!" teriaknya dengan mata memerah.
"Brengsek, disaat lo liat sendiri makam si brengsek ini ... lo masih bisa bilang gue bohong hah?!"
Viola menatap tajam sang kakak. "NATHAN MASIH HIDUP! DIA NGGAK AKAN NINGGALIN AKU SENDIRIAN!"
"LO LIAT INI TOLOL! BACA! DIA UDAH DIKUBUR DALEM TANAH! DAN LO MASIH BILANG DIA MASIH HIDUP?!" geram Arjuna mencengkeram bahu Viola.
"NATHAN DAH MATI! DIA UDAH MATI ANJING!"
Dada Viola tambah sesak, enggak mungkin kan Nathan-nya pergi?
Bukannya Nathan sendiri yang janji, kalau mereka bakalan nikah setelah wisuda nanti?
Nathan juga janji, dia bakalan selalu ada disampingnya kan?
Kan, besok adalah hari spesial untuk Nathan. Nggak mungkin Nathan-nya pergi secepat ini! Nggak mungkin Nathan ngingkarin janjinya!
"Nathan pasti masih disini, dia lagi nyiapin diri karena besok adalah hari penting. Nggak mungkin dia ninggalin aku Kak, ini semua prank-kan?" lirih Viola menghapus air matanya.
Viola saja belum sempat melihat wajah tampan tunangannya. NGGAK! NATHAN PASTI MASIH HIDUP!
"Terus lo pikir, selama ini dia nggak nemuin lo karena apa? Karena skripsi? Mustahil anjing! Lo cuma dibohongin sama semua orang! Nathan udah mati!" bentak Arjuna.
"Lo pikir, kenapa Bang Raja selalu alesan pas lo minta ngehubungin si brengsek hah?!"
"Lo juga udah nyoba telpon dia kan? Terus diangkat?"
Menundukkan kepalanya, mendadak memori-memori pahit itu muncul kembali.
"Nathan gak pernah dateng, karena dia udah mati!"
"DIA NGGAK AKAN NEMUIN LO LAGI!"
Tubuh Viola melemas, dia kembali jatuh terduduk dengan posisi memeluk batu nisan seraya menangis. Mengapa semua perkataan Arjuna terasa menamparnya?
"AYO PULANG! NANTI AYAH NYARIIN!" Arjuna kembali menarik tangan Viola tapi langsung ditepis oleh sang empu.
"Tolong, biarin aku sendiri," lirih Viola bergetar.
Melihat adiknya seperti itu, bukannya ada rasa empati Arjuna malah langsung membalikkan badan menjauh. Biarkan saja, lagipula dia sudah muak dengan semua ini pikirnya.
Namun belum jauh ia melangkah, mendadak sebuah tangan menepuk bahunya dari belakang. Arjuna menyeringai, secepat itu adiknya berubah keputusan?
Perlahan, dirinya memutar badan. Ekspresinya berubah seketika, raut ketakutan terlihat kentara dimimik wajahnya. Tubuhnya menegang hebat dengan mata melotot melihat objek didepannya.
Bruk
Tulang-tulang tubuhnya serasa lemas bak jely. Dia jatuh, mundur dengan terseok-seok sembari bergumam, "Nggak mungkin! Nggak mungkin!"
"Lo kaget liat si brengsek ini?"
"NGGAK! NGGAK MUNGKIN! LO UDAH MATI!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Prince
Fiksi Remaja"Suatu saat aku pengen bisa liat kamu, Nathan. Semoga aja nanti pas kamu wisuda udah ada pendonor dan aku bisa liat wajah ganteng tunanganku ini." "Nathan, kamu denger aku?" Hening. "Aku janji. Suatu saat pasti kamu akan bisa ngeliat lagi indahnya s...