HAPPY READING💗
Jangan lupa vote and komen yaa, thanks-!"Ini obat yang anda minta, Tuan."
Arjuna menyeringai, menarik satu sudut bibirnya ke atas kemudian menerima bungkusan kecil itu dari tangan kanannya. "Kerja bagus, kamu boleh pergi," ungkapnya tegas.
"Tunggu!"
"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?"
"Apa sudah kamu pastikan obat ini tidak terlalu bahaya? Ah, maksudku efeknya," sambung Arjuna menaikkan satu alisnya.
"Tidak Tuan, tapi dalam dosis yang besar bisa saja berbahaya."
Arjuna magut-magut, mengisyaratkan dengan tangan memerintah agar pria suruhannya pergi dari sana. Ditatapnya beberapa kapsul yang ada dalam plastik bening itu dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Lo ngapain, Jun?" Keandra asal nyelonong saja masuk ruangan sang kakak, bahkan dia sempat melihat Arjuna tengah mengamati benda menyerupai obat. "Lo masih ngonsumsi obat penenang?" tanyanya.
Dengan buru-buru, Arjuna menyembunyikan plastik berisi kapsul tadi dalam saku celananya. Dia lalu menatap Keandra dan menjawab dengan gelengan kepala.
"Oh gue kira. Jangan sampe lo kecanduan lagi, stop itu bahayain tubuh lo," tutur Keandra tanpa curiga.
Sekilas info, hanya Keandra yang mengetahui sang kakak mengonsumsi obat terlarang. Ya mungkin itu sudah cukup lama, dia pun tau karena tak sengaja menemukan pil tersebut dalam laci kamar sang kakak saat dirinya mencari flasdish berisikan file kantor.
Cukup terkejut, namun setelahnya Keandra malah tak berani melaporkan hal tersebut pada Arkana. Dipaksa Arjuna agar dia mau tutup mulut, dengan janji sang kakak akan segera menyudahi kegiatan tersebut.
Alasannya cukup simple.
Kata Arjuna, dia sering kesulitan untuk tidur bahkan sering mengalami mimpi buruk yang larut. Mimpi buruk yang selalu hadir dalam tidurnya membuat cowok itu enggan tertidur.
"Jangan pernah kepikiran buat hal itu lagi, kalau perlu lo harus ke psikiater," timpal Keandra.
Arjuna menggeleng. "Gue nggak stress."
"Walaupun gitu, nggak ada salahnya lo konsultasi. Barangkali setelahnya lo bisa tidur dengan nyenyak, gue liatpun sekarang lo jarang pulang ke rumah. Kenapa?"
"Atau ini ada sangkut pautnya sama Nathan?"
"Bukan urusan lo," ketus Arjuna.
Keandra mendengkus, selalu saja Arjuna seperti ini. Bukan karena apa, ya mungkin benar kakaknya ini sudah dewasa jua bisa menjaga diri dengan baik. Akan tetapi Gendhislah yang merasa khawatir acap kali Arjuna tidak pulang kerumah dengan dalih lembur dikantor padahal Keandra tau, kakaknya itu tidak kerja lembur melainkan Arjuna menghabiskan malam di club dengan menyewa pelacur hingga matahari terbit.
"Bunda khawatir sama lo, sesekali lo pulanglah," ungkap Keandra, "kasihan Bunda tiap hari dia selalu masakin menu kesukaan lo, hargain lah bro!"
"Iya nanti gue pulang, cerewet banget sih lo!" sela Arjuna menghembuskan napas kasar, "Ada perlu apa lo keruangan gue?"
Keandra sontak menepuk jidat. Ia bahkan hampir lupa tujuan utama datang keruangan kakaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Prince
Novela Juvenil"Suatu saat aku pengen bisa liat kamu, Nathan. Semoga aja nanti pas kamu wisuda udah ada pendonor dan aku bisa liat wajah ganteng tunanganku ini." "Nathan, kamu denger aku?" Hening. "Aku janji. Suatu saat pasti kamu akan bisa ngeliat lagi indahnya s...