"Jaga adik gue baik-baik, kalau dia sampe lecet lo mati ditangan gue!"
Setidaknya itulah pesan singkat yang dikirimkan oleh Arjuna padanya, ya apalagi selain permintaan untuk menjaga gadisnya dan mengaitkannya dengan nyawa miliknya. Itu adalah hal biasa yang dilakukan oleh kakak nomor tiga gadisnya.
Arjuna memang sangat posesif, apalagi menyangkut Viola. Namun tak apa, Nathan tak akan menyerah ataupun merasa takut akan hal itu. Yang terpenting dia bisa terus bersama Viola, separuh nyawanya.
Dia menarik senyum simpul, memandangi wajah cantik nan rupawan dari samping. Gadisnya memakai gaun hitam menjuntai tanpa lengan dengan riasan tipis disertai mahkota kecil yang diletakkan sebagai hiasan rambut. Nampak anggun dan sexy, arghh.
Kalau saja tidak menghadiri pesta malam ini, sudah pasti dirinya akan membawa sang gadis lalu dikurung dalam kamar. Memeluknya sepanjang malam, mengecupi seluruh wajahnya penuh sayang.
Haha, dirinya memang seperti itu jika sudah menyangkut Violanya.
"Nathan, birthday party yang diadain temen kamu ini pasti megah banget iya, kan? Aaa aku jadi inget dulu pas ngerayain ulang tahunku," tutur gadisnya tersenyum simpul.
Keliatan sekali jika sang gadis sangat bersemangat bahkan sangat antusias menghadiri pesta ini. Bisa ia liat gurat-gurat kebahagiaan yang terpancar dari wajah berseri gadisnya, oh ayolah sepertinya usul David tidak salah untuk mengajak gadisnya keluar menghadiri pesta ini.
"Iya sayang. Tapi yang pasti pesta ultah kamu yang paling berkesan," jawab Nathan tak melunturkan senyumnya.
"Aaa, pas itu juga kita tunangan. Nggak sabar deh nunggu kamu wisuda terus kita nikah," kekeh Viola.
Tak ada jawaban, Nathan hanya mengasak puncak kepala gadisnya gemas.
"Jangan diberantakin ih! Nanti nggak cantik lagi tauu!"
"No baby, you are always beautiful in my eyes."
Pipi Viola merona. Sungguh, ia tersipu kali ini.
Setelah menempuh perjalanan lebih dari 10 menit, akhirnya mereka telah sampai ditempat acara akan digelar. Disebuah gedung mewah dengan banyak lampu yang menghiasinya.
Menggunakan mobil lamborghini aventador svj roadster kepunyaan Rajash memang tak salah. Sudah terlihat keren, cool, mewah seakan tambah mendukung penampilan keduanya saat ini. Nathan sendiri memakai stelan jas formal yang dipadukan dengan kemeja putih bagian dalamnya, dengan celana bahan senada. Ya bisa dibilang baju keduanya, couple.
Selanjutnya, ia memarkirkan mobil tsb dengan gesit lalu keluar mengintari mobil dan membukakan pintu untuk gadis mungilnya. Kali ini sang gadis tidak membawa tongkat, katanya agar si kekasih terus berada disampingnya.
Membungkukkan tubuh, kemudian mengulurkan tangannya menarik jemari halus milik gadisnya perlahan. "Please come down princess, be careful."
Pipi gadisnya memerah lagi, hal itu membuat dirinya menahan kedutan senyum dalam-dalam. Oh, bagaimana bisa dirinya melewatkan momen semanis ini? Melihat gadisnya tersipu malu, ingin rasanya Nathan melahap pipi itu, aaarghhh!
Menutup pintu mobil pelan, Nathan mengapitkan kedua tangan gadisnya pada lengan kekarnya. Semua pasang mata pun menatap kedua pasangan ini terkagum-kagum, mereka terlihat sangat serasi.
"Oi, akhirnya lo dateng juga!" David menepuk pundak Nathan seraya tertawa lirih, dirinya memandang gadis yang dibawa oleh sang teman dengan pandangan memuja. Hei, inikah gadis yang kemarin ditemuinya? Cantik sekali, OMG OMG!
"Your eyes, David?!"
Teguran bernada rendah tapi menyeramkan itu menghentikan lamunan David mengenai gadis itu.
"By the way, kita kayaknya belum kenalan secara resmi. Gue Adyava David Shaidan, lo?" Nada bicaranya pede sekali.
Sebelum tangan temannya hendak menyentuh jemari sang gadis, Nathan buru-buru menampiknya keras. "Viola," balasnya dengan ketus membuat sang gadis tertawa lirih. Jiwa posesifnya muncul guys.
"Eh Jo, ternyata lo dateng juga. Gue seneng banget lo dateng," ucap seorang cewek dengan gaun sangat terbuka, bahkan menampilkan sebagian pahanya. Nampaknya dia bahagia sekali melihat Nathan datang.
Dahi Viola berkerut. Kalau didengar lebih jeli, suara perempuan yang ceria ini sepertinya adalah orang yang menggelar pesta. Setelahnya ia tersenyum hangat, kemudian menuturkan, "Haii, selamat ulang tahun ya Shopia. Doa terbaik untuk kamu, oh iya ini ada hadiah dari aku sama Nathan."
Gadis lainnya mulai berbisik-bisik ramai. Mereka banyak terheran mengenai sikap seorang gadis asing yang dibawa oleh ketua basket dikampusnya. Apa? Gadis itu buta, bahkan untuk mengulurkan kado itupun hanya mengenai udara. Shopia jelas berdiri disamping Nathan dan gadis itu? Entah menujukan pada siapa kado ditangannya.
Nathan yang mengerti keadaan lantas mengarahkan tangan gadisnya pada Shopia.
"Itu siapa yang dibawa Jonathan? Dia pacarnya?"
"Yaampun nggak nyangka banget, gue yang semlehoy gini aja ditolak lah malah milih ama yang buta anjir."
"Iya gak habis pikir deh, gilak!"
"Anyway gue denger-denger si Jonathan malah nolak si Shopia anjirr banget ga si? Secara Shopia itu duta kampus, bentuk tubuhnya bagus proposional, cantik udah pasti, berbakat? Jelas banget. Eh malah milih yang-"
"Shutt, jangan keras-keras bego!"
Suara-suara itu sampai pada telinga Viola yang mempunyai pendengaran tajam. Mata gadis itu berkaca-kaca. Memang iya benar kalau beauty privilege itu nyata adanya.
"Mending Shopia anjir, kemana-mana juga menang Shopia!"
"Gue bilang si Jonathan buta sih milih cewek kaya dia."
"Serasi kan? Cowonya buta cewenya juga, haha."
"Shopia itu sempurna bagaikan dewi, ga ada satupun kecacatan yang dia punya."
Telinga Nathan berdengung hebat. Otot-otot dilehernya mulai terlihat menonjol, tangannya diam-diam terkepal kuat. Belum sempat ia mengeluarkan amarahnya, Viola menjerit dengan mata yang mulai basah.
"Kalian semua jahat! Kalian bertingkah selayaknya Tuhan ... aku juga manusia dan aku juga punya hati! Kalian nggak berhak buat berkata-kata seperti itu!"
"DIDUNIA INI GA ADA YANG SEMPURNA!"
"APA DUNIA INI HANYA MILIK SI CANTIK DAN SI TAMPAN, HA?!"
"Aku ... emang gak cantik, emang gak sesempurna kalian, bahkan aku juga buta. Tetapi hatiku masih berfungsi, kalian cantik tapi kalian ngomong tanpa memikirkan perasaan orang lain! Hati kalian mati, ha?!"
Dunia tidak adil untuk dirinya.
gimana masih terus bertahan sampai part ini atau udah nyerah setelah baca prolognya?
-
yoww dukung aku dengan kasih vote & komen, jangan lupa follow akun ini ya🫵🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Prince
Teen Fiction"Suatu saat aku pengen bisa liat kamu, Nathan. Semoga aja nanti pas kamu wisuda udah ada pendonor dan aku bisa liat wajah ganteng tunanganku ini." "Nathan, kamu denger aku?" Hening. "Aku janji. Suatu saat pasti kamu akan bisa ngeliat lagi indahnya s...