Chapter 47

928 28 3
                                    

"Jo, tungguin gue! Ada yang mau gue omongin sama lo!"

Bukan berniat berhenti, ia malah mempercepat langkahnya bahkan sedikit berlari menghindari seseorang yang beberapa hari ini selalu mengusik hidupnya, membuat berantakan harinya bahkan membuat hancur separuh hatinya. Yang ada dipikirannya hanyalah, lari! Jangan sampai bertemu dia lagi!

"Jo! Lo denger gak sih?! Stop, Jo! Ada hal penting yang mau gue omongin!"

Sejenis hantu tak akan dia takuti, tetapi untuk jenis perempuan ini tidak dulu. Skip!

"JONATHAN!"

Bruk

Berakhirlah sudah drama kejar-kejaran hari ini, kedamaian akan hidup Nathan layaknya sudah akan habis. Setelah berhari-hari memilih mengurung diri dalam sangkar, kini dia mencoba hal baru yakni datang ke kampus untuk menimba ilmu tetapi sekarang? Malah bertemu jalang ini lagi.

"Shh, Jo! Tunggu!"

Merasa telinganya sudah panas mendengar teriakan demi teriakan yang dilayangkan Shopia, Nathan menghentikan langkah. Dia tak menoleh, tetapi menghela napas sejenak dengan pandangan lurus ke depan.

Hal itu tentu saja tidak disia-siakan oleh Shopia, gadis yang sudah berkali-kali ditolak olehnya namun tetap keras kepala. Bangkit menghampiri Nathan, ia berjalan tertatih dengan ringisan pelan. "Shh, Jo ... lo kenapa beberapa hari ini menghindar sih?" tanyanya.

"Gue ada salah sama lo?"

"Lo masih marah perihal kejadian waktu itu?"

"Bukannya gue udah jelasin ke elo, gue juga dijebak orang, Jo. Awalnya gue ketakutan, tapi pas tau itu lo nggak mungkin dong gue sia-siain kesempatan itu? Secara lo kan tau kalau-"

"Bacot!" ketus Nathan hendak melanjutkan langkahnya.

Tangan Shopia spontan langsung memegang, menarik pergelangan tangan orang yang dikejarnya agar tak lari lagi. "Gue udah minta maaf, Jo ..."

"Gue tau, gue salah karena manfaatin lo yang waktu itu dalam keadaan mabuk-tapi itu semua murni karena gue emang bener-bener sayang tulus sama lo, Jo."

"Gue minta maaf, bisa kan hubungan kita balik kaya dulu?"

"Lepas!" geraman Nathan bernada rendah. Otot tangannya menonjol dengan rahang mengeras.

"Jo, please maafin gue. Lo mau apa biar bisa maafin gue?" pinta Shopia putus asa. Pasalnya beberapa hari ini ia cukup kesulitan mencari keberadaan Nathan, apalagi saat pertama ketemu kemarin respon yang diberikan oleh cowok itu jauh sekali dari ekspektasinya. Dia kira setelah sejauh ini, Nathan akan luluh.

Namun, nihil.

"Gue min-"

Mendadak ucapan Shopia terhenti ketika rahangnya dicekik Nathan cukup kuat. "Maaf lo nggak berguna jalang! Lo cuma bisa ngerusak apa yang udah gue rencanain selama ini, lo perusak! Lo gak pantes buat hidup anjing!" bentak Nathan.

"Maaf lo gak akan ngebalikin keadaan seperti semula! Lo cuma memperkeruh suasana!"

"Belum juga puas lo? Belum puas ngehancurin hidup gue?!"

"APA LAGI YANG LO MINTA ANJING! LEBIK BAIK EMANG LO MATI!"

Gawat, Nathan sudah gelap mata. Beberapa hari ini dia diwanti-wanti oleh papa agar bisa mengendalikan emosinya tetapi lihat ... pengajaran seminggu yang ia dapat tak membuahkan hasil yang sempurna.

Tangan kekar itu mulai mencekik leher Shopia hingga sang empu terbatuk, berusaha melakukan pembelaanpun tenaganya tak sekuat Nathan.

"Nath-"

Dangerous PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang