Sebagai pembukaan chapter kali ini, komen sebanyak-banyaknya ya guys-🖤! Btw diatas itu potret visualnya Jojo, kiw kiww
Sesuai ama judul chapter kali ini, mungkin ini adalah akhir dari cerita 'Dangerous Prince'. Terimakasih buat yang selama ini dukung aku dari awal cerita ini dibuat dan setia baca sampai sekarang, aku sayang kalian semua🖤
Tinggalin kesan dan pesan atau mungkin keluh kesah kalian ya, aku tunggu.
Happy reading, bacanya pelan aja dicermati baik-baik.
》
Seorang gadis berpakaian dress hitam panjang menutupi kaki jenjang jua lengan putihnya sebatas siku, disertai topi untuk melindungi wajahnya dari terik matahari pagi ini. Memakai kaca mata hitam agar menyembunyikan mata sembabnya yang sampai kini masih meneteskan air mata.
Ditatapnya gundukan tanah merah itu sendu, beberapa kali helaan napas keluar dari hidungnya dengan tak sabaran. Isakan lirih kembali terdengar sampai tubuhnya ikut bergetar.
Perlahan, tangannya menjulur hendak memegang batu nisan hitam meski hatinya terasa amat berat.
"Sayang, ayo pulang. Hari udah makin siang, Abang gamau kamu kepanasan. Yuk pulang, besok kita bisa kesini lagi," tutur Rajash lembut seraya mengusap punggung adiknya.
Tangis yang dari tadi ditahannya luruh begitu saja, isakan kencang dia keluarkan seolah untuk membuat ruang dalam dadanya yang terasa amat sesak.
"Nggak boleh nangisin orang yang udah meninggal sampai kaya gini, kasihan nanti malah susah buat dia tenang. Ikhlasin ya?" ucap Keandra ikut berjongkok disisi kiri sang adik.
Rajash ikut menyahuti, "Iya bener yang diomongin Sadewa, kamu harus bisa ikhlas ya. Nggak boleh larut dalam kesedihan gini, nggak baik juga."
Bukannya mereda tangisnya malah semakin kencang. Rajash langsung memeluk, menarik tubuh ringkih itu dalam dekapan hangatnya. Mengecupi puncak kepala adiknya penuh sayang.
"Semua udah pulang, yuk pulang. Mau ya?"
Lagi, gadis itu menggeleng.
"Besok bisa kesini lagi. Nggak papa ya, ini bukan salahmu sayang. Biarin dia pergi dengan tenang, kita harus bisa ikhlas," ujar Keandra, "jangan ngerasa salah lagi, semua ini udah ditakdirin ama Tuhan."
Rajash melepaskan pelukannya, menghapus air mata yang masih mengalir deras dari mata Viola. Meniup pelan netra itu lalu mengecupinya dengan lembut. "Kita pulang, masih ada yang nunggu kamu," katanya.
"Jangan nangis lagi, nanti kalau dia tau kamu nangis terus dia pasti ikut sedih. Kamu mau dia ikutan sedih hm?" sambung Rajash.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Prince
Teen Fiction"Suatu saat aku pengen bisa liat kamu, Nathan. Semoga aja nanti pas kamu wisuda udah ada pendonor dan aku bisa liat wajah ganteng tunanganku ini." "Nathan, kamu denger aku?" Hening. "Aku janji. Suatu saat pasti kamu akan bisa ngeliat lagi indahnya s...