Chapter 2

4.4K 124 21
                                        

"Olaa, gamau ditinggal ihh! Maunya sama Ola terus."

"Masa aku ditinggalin, hiks. Ola jahat sama Nathan, masa kamu gitu sih Ola!"

"Ola ga bole tau jahat ke Nathan, huwaaaa!"

"Jangan tinggalin aku ya, Ola. Pwiisss, pwisss hiks."

"Pwisss Ola, aku janji ga akan nakal-nakal tapi jangan tinggalin aku. Aku gamau sendirian Ola, maunya sama kamu, ummm pwiss Ola."

Hari masih pagi, bahkan mataharipun masih tampak malu untuk naik memperlihatkan cahayanya. Lihatlah sekarang Nathan sudah melakukan drama tidak jelas, sedari tadi merengek, memelas bahkan meminta dengan alay agar gadisnya tidak pergi meninggalkannya pagi ini.

Dirinya hanya ada matkul siang, yang sudah merelakan waktu tidurnya yaitu bangun dini hari lantas kemari mengunjungi rumah gadisnya. Eh, malah ternyata sang gadis ada jadwal les tambahan mengenai membaca huruf braille. Kesal? Tentu saja dirasakannya. Apalagi gadisnya menolak untuk diantar olehnya dan malah meminta kakaknya. Shibal banget tau!

Keandra nampak memutar bola matanya malas, pria itu serasa ingin menyumpal mulut tunangan adiknya dengan gombal. Masih pagi sudah drama gak jelas, dasar bucin akut! Satu kata yang pantas untuk Nathan yang sudah lupa umur, ABL ABL ABL! ALAY BANGEY LOCH. Gak bahaya ta?

"Ck, nggak usah lebay njir! Lagipula, Viola cuma mau les doang bentar, alay banget sih lo kayak bocil aja!" cibirnya melirik tunangan adiknya sekilas.

Nathan menarik ujung baju yang dipakai oleh gadisnya lirih, meremat-remat seraya memelas memanyunkan bibir agar Violanya luluh. "Yaudah, kalau gitu aku ikut yaa. Gamau ditinggalin Olaa," gumamnya dengan mata berkaca-kaca menahan tangis.

"Pwiss ya sayang, aku ikut ya. Boleh ya pwiss," pintanya ulang.

ANJ-Keandra mengelus dadanya pelan. Sungguh, rasanya kuku ditangannya ini benar-benar ingin mencabik-cabik Nathan sekarang juga! Lagian cowok itu sadar tidak sih dirinya sangat kekanak-kanakan, haishhh!

Sudah uwu-uwu didepan jomblo, pakek drama-drama gak jelas lagi. Sopankah begitu? Keandra menghembuskan napasnya lelah sekali.

"Olaa, pwiss ... jangan cuekin aku lagi," ujar Nathan mengusap-usap punggung tangan kekasihnya. Ia menatap gadisnya penuh harap kali ini. Berharap si gadis akan luluh dengan suaranya ini.

"Nathan, dengerin," sahut gadisnya dengan suara amat lembut, "aku cuma mau les doang sebentar. Paling nanti jam 12 aku udah pulang, kamu dirumah aja ya. Nggak usah ikut, okey?"

"Ihh Ola jahat sama aku!" Cowok itu menghentak-hentakkan kakinya geram, matanya sedari tadi sudah berkedut ingin menangis.

"Mau ikut Olaa, gamau ditinggal!"

"Pokoknya mau ikut!"

"AKU MAU IKUT TITIK."

Keandra bersedekap dada, sampai kapan drama ini akan berlangsung? Arloji ditangan kirinya sudah menunjukkan pukul tujuh lebih sepuluh menit. Shit, adiknya sebentar lagi akan terlambat.

"Nathan cah bagus yang alaynya melebihi jamet pinggir jalan, biarin Viola les dulu ya. Kasihan dia, sebentar lagi udah mau telat. Lo mau Viola dihukum hm?"

Sontak hal itu membuat Nathan langsung menggelengkan kepalanya keras. Mana mungkin ia mau gadisnya dihukum, tak akan pernah ia biarkan!

Pertanyaan Keandra barusan membuat si empu kembali berpikir, walaupun sedikit berat melepaskan Violanya pagi ini ia tak tau harus bagaimana mencegah gadisnya agar tidak jadi berangkat. Hiks, sedih sekali.

Niat hati ingin berduaan menghabiskan waktu bersama Olanya, malah dia tidak dikasih tau oleh Keandra bahwa hari ini ada les. Sialan.

Nathan menatap gadis dihadapannya sendu. "Yauda bole, tapi peyuk dulu yang lama!" putusnya dengan suara terisak lirih.

Dangerous PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang