Setelah rapi mengenakan kemeja yang didalamnya dipadukan kaos oblong miliknya, seraya meneliti penampilan menyisir rambut di spion motornya. Cowok itu pagi ini sudah mandi, niat sekali ingin mengantarkan gadisnya untuk les, karena kebetulan dirinya juga hanya ada jadwal matkul siang. Untunglah.
Mengirim pesan pada gadisnya untuk menunggu sebentar ya tentu saja lewat nomor Keandra, ia langsung menarik pedal gasnya dan melaju menyalip kendaraan lain dijalan raya.
Tak butuh waktu lama untuk sampai, karena kini dirinya sudah sampai didepan gerbang besar rumah gadisnya. Rumah yang berwarna putih tulang menjulang tinggi dihadapannya.
Belum sampai ia memencet bel, gadisnya sudah keluar dituntun oleh Keandra, kakaknya. Nampak anggun sekali menggunakan rok diatas lutut dipadukan dengan cardigan rajut putih. Rambutnya digerai dengan sebagian dikuncir, dihiasi pita untuk mempercantik.
"Nathan, kamu bawa motor ya?"
Nathan jadi sedikit kesal, bagaimana ia lupa untuk meminjam mobil papa. Ditambah lagi gadisnya pasti akan kepanasan jika naik motornya, apalagi cuma memakai rok pendek seperti itu pasti paha gadisnya akan terekspos. Huh, bodoh sekali dirinya.
"Lo bawa aja mobil Bang Raja, tuh dibagasi. Gue gamau ya Viola kepanasan atau kena debu, lain kali kalau mau nganter lebih niat pakai mobil nggak cuma motor," ketus Keandra yang tak ayal langsung memberikan kunci mobil lamborghini aventador milik Rajash.
"Thanks, Jae."
Digenggamnya jemari gadisnya, menuntun membawanya pada garasi besar kepunyaan keluarga gadisnya. Membukakan pintu dengan lembut, seraya berucap, "Be careful, baby."
Gadisnya tersenyum mengangguk, masuk ke dalam mobil dengan senang. Dilanjut ia yang duduk dikemudi, lantas menjalankan mobil meninggalkan garasi juga Keandra yang terbegong menatap keduanya pergi.
/Sabar Keandra, kamu akan begitu saat waktunya tiba.
Mengendarai mobilnya sedang, ditatapnya gadis itu tengah melamun. "Ola, mikirin apa hm? Yang kemarin nggak usah dipikirin ya," katanya lembut mengelus punggung tangan gadisnya.
"Nathan, kamu nggak ada hubungan apa-apa kan sama Shopia? Dia kayaknya suka kamu banget, selalu merhatiin kamu ya? Sampe semua fans kamu ngerti kalau dia suka sama kamu?"
Nathan menghela napasnya. Shopia, ia akan tandai nama itu. "Ola, i love only you nothing else."
Wajah gadisnya masih bersedih, malahan sekarang menampilkan lengkungan bibir ke bawah yang membuatnya gemas. Dimakan boleh nggak sih ini?
"No other girl can make me turn away from you, baby. Nothing, even if i want to be perfect, i don't care. All I think about is you, Ola. Not another girl."
Dikecupnya punggung tangan gadisnya penuh sayang. Sembari fokus mengendarai mobil, ia terus menatap ke arah gadisnya yang masih bersedih. "Ola," panggilnya.
"Mm?"
"Gimana kalau minggu depan kita nikah aja? Biar kamu percaya kalau dihatiku cuma ada kamu, mau?"
Viola memukul lengan Nathan walaupun malah membuat cowok itu tertawa. Pipi gadisnya merona, menahan senyum malu-malu rupanya. "Gimana kamu mau? Kalau mau nanti aku tinggal omong sama papa pasti langsung gas poll!" lanjutnya.
"Ihh Nathan nggak gitu juga! Aku belum mau nikah sama kamu kalau penglihatanku belum kembali, pokoknya biarin dulu aku bisa ngeliat baru abis itu nikah!" jawab gadisnya ngedumel lucu.
"Bilang aja kalau mau nikah, langsung gaskeun aja aku mah!" godanya.
"Nathan! Emangnya kamu berani minta ijin ama Abangku?"
Nathan menggaruk tengkuknya. Itu adalah masalah yang sedikit sulit, hm apalagi ada lima pula. Kalau masalah Keandra saja pasti mudah untuk disuap dengan es cream pisang, lah kalau Rajash? Ndak mempan pakai apa-apa guys. Pelet saja mental huft-
"Nggak berani, kan? Gaya-gayaan mau nikahin aku minggu depan!"
"Eitt, siapa bilang ga berani? Itumah biarin urusan Ayah Arkana aja, aku terima beres. Pasti juga udah diurus apa Papa, haha," tawanya kecil.
"Curang! Mana bisa gitu?!"
"That's easy, baby. Don't worry."
"Haha, kamu aja sekarang udah bukan bestienya Kak Sadewa gaya-gayaan deh!"
"Urusan Jae gampang, dia dikasih es cream pisang juga udah seneng jingkrak-jingkrak," balasnya selow.
"Aku bilangin Kak Sadewa loh!"
"Eee ... jangan dong!"
Dapat dilihat sekarang gadisnya tertawa ceria. Ia tersenyum senang, huft lega rasanya.
"Tapi tetep nikahnya sama aku ya, Ola?"
Dibalas anggukan oleh gadisnya.
"Jangan pernah berpaling dari aku Ola."
Tangannya ia angkat, diletakkannya pada puncak kepala gadisnya. Menepuk beberapa kali dengan pelan. Lucu sekali gadisnya ini, ingin segera ia nikahi rasanya. Ah, jadi kebayang-
"Tapi gimana kalau nanti kita foto prewedding dulu?"
"Anything for you, baby."
"Foto prewednya harus banyak, ganti-ganti konsep. Nanti kita pakai baju couple, terus pakai seragam, pokoknya banyak, ya Nathan?" oceh gadisnya dengan semangat.
Nathan terkekeh. "Of course, let's do it together, baby."
"Aaaa, maaciiiw Nathan. Aku sayang kamu banyak-banyak!" Gadisnya memeluk lengan kirinya dengan erat. Tersenyum girang hingga menampilkan dua lesung pipi kepunyaannya.
"Anjing gemeshnya nggak ngotak, bangsat boleh dimakan sekarang juga nggak sih?!" gumamnya berdesis lirih, tanpa sepengetahuan gadisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Prince
Teen Fiction"Suatu saat aku pengen bisa liat kamu, Nathan. Semoga aja nanti pas kamu wisuda udah ada pendonor dan aku bisa liat wajah ganteng tunanganku ini." "Nathan, kamu denger aku?" Hening. "Aku janji. Suatu saat pasti kamu akan bisa ngeliat lagi indahnya s...