Chapter 41

1K 33 5
                                        

Dada Rajash berdenyut, bertalu-talu merasakan sakit yang mulai menjalar disana. Matanya berkaca-kaca dengan kedua tangan terkepal disamping badan, otot lehernya kentara dengan rahang yang ikut mengeras. Tatapan kosong ia layangkan pada cowok dihadapannya.

Disisinya, Keandra menatap ke depan tanpa senyuman. Wajahnya datar, tak ada tawa yang seperti biasa mengiringinya. Kalandra pun tak jauh berbeda, hanya saja dia malah mengusap wajahnya berkali-kali menyembunyikan tangisnya.

Arjuna berkali-kali hendak melayangkan tinju tetapi ditahan terlebih dahulu oleh Edgar juga Pandu. Kedua lengannya dipegangi erat, takut kalau sewaktu lengah dia akan menghajar Nathan habis-habisan.

"Jadi, ini balasan lo atas kepercayaan yang gue kasih, Nath?" Keandra tertawa sumbang, tangannya menutupi gigi padahal sudah keliatan itu hanya lelucon belaka.

Kedua tangan Nathan terikat, kini mereka berada diruang bawah tanah tempat biasa untuk memberikan sedikit pelajaran bagi orang-orang yang masih ngeyel. Sudut bibirnya berdarah dengan luka sobekan dipelipisnya, dipojok matanya lebam kebiruan. Dia layaknya orang yang sudah menyerah dalam hidup.

Setelah peristiwa dimana Gendhis mendapatkan sebuah foto dari nomor asing, tatapan kecewa dari keluarga gadisnya langsung ditujukan padanya. Padahal dia sendiri belum tau apa kesalahan yang dilakukannya hingga dirinya disiksa sebegitu kejamnya, bahkan Gendhis sudah tak lagi melarang mereka untuk berhenti memukulinya.

"Kenapa lo diem? Bisu?" Suara Rajash terkesan dingin.

Nathan mendongakkan kepala walau kini sudah terasa sangat berat matanya, badannya seakan sudah remuk karena dikeroyok oleh lima saudara gadisnya tadi. Dia meringis, memberanikan diri memandang Rajash. "G-gue salah apa, Bang?" lirihnya.

Bugh

"Bajingan! Lo masih nanya salah lo dimana? Brengsek banget lo asu!" pekik Keandra dengan kesabaran setipis tisu.

Dengan cepat, Kalandra menahan kembarannya yang akan melayangkan pukulan. "Jangan pukulin dia, nanti dia bakalan pingsan. Biarin dia tetep sadar, gue mau ngomong sesuatu sama si bajingan ini," selanya menempatkan diri tepat di depan Nathan.

"Lo nanya kesalahan lo dimana?" Pandangannya mengarah pada di empu yang tergolek lemas.

Dengan kasar, dia menjambak rambut Nathan hingga mendongak sempurna kemudian menujukkan beberapa foto yang didapat Gendhis tadi.

Mata Nathan terbelalak seperti akan keluar, foto pertama menampilkan dirinya yang telanjang dada bersama seorang perempuan tanpa busana-hanya mengenakan bikini serta celana pendek.

Selanjutnya pada slide kedua menampilan keduanya dengan pose intim, perempuan itu memeluk Nathan dengan erat.

Begitupun selanjutnya beberapa foto tak senonoh diperlihatkan, lalu yang terakhir adalah sebuah potongan video yang menampilkan Nathan brutal mencium si perempuan hingga keduanya sama-sama berbaring diranjang dengan posisi saling menindih.

"Udah tau dimana kesalahan lo?"

Otak Nathan berhenti memproses, dia memberontak. "BANG DENGERIN GUE, INI GA SEPERTI YANG KALIAN PIKIR!"

Bugh

"Bacot anjing!" geram Kalandra melayangkan tinju pada perut Nathan.

Disusul beberapa pukulan lagi, hingga akhirnya keluar darah dari hidung Nathan. "Bang, dengerin gue-"

"Lo pikir kita sebodoh itu buat lo kelabuhi, hah? Gue ga nyangka ternyata sebrengsek itu lo, Nath. Udah berapa cewek yang lo ewe?" tanya Keandra maju satu langkah.

"Jae, dengerin gue-"

"Basi, Nath! Basi!"

Netra Nathan meneteskan air mata, bibirnya bergetar lalu berucap, "Bang Raja lo percaya gue, kan?"

Dangerous PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang