Arjuna Hakim adalah penyihir murni yang lahir dari darah para penyihir agung Naladhipa. Anak bungsu dari dua bersaudara, Arjuna kecil tumbuh berbakat dengan sihir yang menguasai tubuhnya.
Bukan ia yang menguasai, tetapi ialah yang dikuasai. Tak terhitung berapa kali Arjuna membunuh tanaman gara-gara sihir yang ada di tangannya. Arjuna mendesah pelan, ia harus belajar mengendalikan sihirnya. Tetapi bagaimana?
"Kau hebat sekali, Arjuna." Ganesha, kakaknya, mengelus pucuk kepala Arjuna penuh afeksi. Ini adalah hari kelulusan Arjuna dari Akademi Dasar. Arjuna dapat nilai tertinggi yang menyebabkan Ganesha berada di sini untuk mewakili orangtua mereka menerima penghargaan.
Orangtua mereka sudah meninggal sejak lama. Ganesha hidup berdua dengan Arjuna. Arjuna tersenyum senang saat ia maju ditemani kakaknya untuk menerima hadiah. Bagi Arjuna, tidak apa-apa orangtuanya meninggal, asal ia punya kakak yang hebat dan perhatian di sampingnya.
Waktu terus berjalan. Arjuna masuk ke Akademi Bangsawan. Menikmati hari-harinya dengan tidak terlalu mencolok. Arjuna tidak suka keramaian berlebih di hidupnya. Sampai hari itu ada lulusan dari Akademi Bangsawan yang hadir mengisi acara seminar di Akademi. Lulusan hebat yang Arjuna yakini Arjuna ingin seperti dirinya. Walaupun wanita, tetapi ia beruntung mendapatkan suami yang baik dan kemauannya kuat untuk berkontribusi pada Naladhipa, Arjuna jadi terpana.
"Ini adikmu, Ganesha?" Wanita itu sedang hamil. Perutnya cukup besar tapi Arjuna yakin ia belum akan melahirkan. Ganesha merangkul Arjuna, menganggukkan kepala bangga.
"Iya. Adikku satu-satunya. Arjuna, kenalkan. Ini Nyonya Nirvaira, istri Adipati Agradhipa." Ganesha tersenyum bangga, menarik telapak tangan adiknya untuk menjabat tangan Nirvaira yang sudah terulur. Nirvaira tersenyum lembut.
Untuk pertama kalinya, Arjuna jatuh pada seseorang yang bahkan jauh lebih tua darinya. Melihat senyum Nirvaira yang teduh dan menenangkan, Arjuna meringis. Menyadari kalau wanita itu sudah buncit. Ganesha merangkul Arjuna, membawa Arjuna mengikuti Nirvaira yang berjalan menuju kereta kuda.
Arjuna tidak pernah menyesali bagaimana ia pertama kali menjejakkan kaki ke Kastil Agradhipa yang teduh dan lebih layak disebut rumah. Kastil milik penguasa ibukota Naladhipa itu memang megah dan mewah, tetapi kilauannya tidak berlebihan dan tidak membuatnya sakit mata. Kastil Agradhipa terasa sangat hangat. Tanaman-tanaman yang berjejer cantik. Pohon-pohon buah yang siap dipetik. Nirvaira menyuruh beberapa pelayannya menyiapkan jamuan.
Jantung Arjuna berdebar saat Ganesha membawanya pada Adipati Swarnabhumi yang memang tampak lebih tua dari umurnya. Pria itu duduk di samping Nirvaira, menegaskan bahwa Nirvaira memang istrinya. Membuat Arjuna tersenyum kecut. Ini bahkan baru pertemuan pertama, bukan?
Jamuan di Agradhipa sangatlah menyenangkan. Ganesha asyik berbincang, Adipati Swarnabhumi adalah pria yang pandai menempatkan diri dan mencari bahan pembicaraan. Nyonya Nirvaira juga ramah dan tidak suka menyindir seperti kebanyakan wanita bangsawan. Tetapi situasi seketika hening saat Swarnabhumi memerhatikan Arjuna dan menatapnya lamat-lamat.
"Berapa umurmu, Nak?" Arjuna terkejut saat Swarnabhumi menanyakannya. Pasalnya Swarnabhumi dan Nirvaira tidak setua itu sampai menganggap Arjuna seperti anaknya.
"Delapanbelas tahun, Tuan Adipati." Arjuna menjawab takut-takut. Ganesha alih-alih sebal, justru merangkulnya senang.
"Tahun besok ia lulus dari Akademi Bangsawan. Setelah itu kupikir biar di Ravenna saja. Ada beberapa perguruan sihir," timpal Ganesha sambil menatap adiknya bangga. Arjuna hanya bisa meringis. Sejujurnya ia tidak terlalu ingin jadi penyihir.
Jadi penyihir adalah hal yang kompleks. Walau orang-orang bilang bakat sihirnya bagus, tetapi Arjuna merasa tidak ada gunanya. Toh dengan sihir ia bisa mendapat apa? Ia sudah merasa cukup dengan kehidupannya. Kalaupun ada yang ia inginkan, ia hanya ingin bisa menguasai sihirnya agar tidak merusak kehidupan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Naladhipa : The Crown Princess
Ficción históricaSienna tidak pernah menyangka kalau Ratu menginginkannya masuk ke istana untuk sebuah tujuan besar. Kisah kematian Mendiang Raja dan upacara bunuh diri Mendiang Ratu yang melegenda, yang menjadi kunci kenapa harus Sienna yang jadi putri mahkota di u...