VII. Pesta Perpisahan

1.7K 200 45
                                    

Gaun lurus panjang berwarna peach dengan bordir bunga-bunga warna-warni membuat penampilanku jadi stunning hari ini. Berbahan sifon yang menambah kesan mewah, payet bertebaran, riasan natural di wajah. Aku menyukai tampilanku hari ini.

Kieera, salah satu teman di akademi dasar sudah berpenampilan heboh. Gaun mengembang, riasan yang begitu cantik. Dasarnya dia memang cantik, sih. Kupu-kupunya akademi dasar.

Aku melangkah anggun dengan tas di tangan, berjalan menuju tempat yang sudah disediakan. Pesta perpisahan akademi mengundang orangtua, tetapi Ayah dan Ibu akan datang terpisah karena Ayah akan jadi perwakilan orangtua murid untuk memberi sambutan.

Di meja sudah ada Anargia. Ada Arkhananta, ada Iseline, Ryan, dan beberapa nama yang kukenal tapi malas kusebut. Mereka adalah putra-putri bangsawan dari berbagai tingkatan.

Secara struktural, karena aku putri penguasa Agradhipa, aku tidak perlu mengenal mereka. Posisi dan gelarku cukup untuk membuat mereka mengenalku, aku hanya mengenal beberapa sebagai sopan-santun dan formalitas.

Sebenarnya alasan di atas, sih, cuma pengalihan.

Alasan sebenarnya aku memang pelupa.

Saking pelupanya sampai-sampai aku tidak mampu mengingat teman seangkatanku sendiri.

"Kukira kau sengaja terlambat," celetuk Arkhananta, menyindir kelakuanku yang terkadang suka terlambat di acara tertentu.

Aku suka ditunggu, tetapi aku tidak suka menunggu.

"Tidak untuk pesta ini, Ark." Aku tertawa formal, duduk di kursi. Anargia melirikku, aku membalasnya dengan tatapan dalam.

Ada yang aneh darinya.

"Yang Mulia Raja Arsenika Sandhya dan Yang Mulia Ratu Manohara memasuki ruangan!"

Suara terompet bersahutan. Orkestra mulai berbunyi mengalunkan melodi. Raja Arsenika melangkah gagah, dengan Ratu Manohara yang menggamit lengan suaminya mesra.

"Yang Mulia Putra Mahkota Rajendra Rajasanegara dan Yang Mulia Putri Dyah Lakeisha Ushmila telah tiba!"

Orkestra semakin kencang. Putra Mahkota berjalan tegap memasuki ruangan, tangannya menggandeng sang adik yang melangkah anggun dengan gaun berwarna biru langit. Putri Lakeisha hanya berbeda bulan denganku, tetapi dia tidak masuk akademi dasar. Ia satu tingkat pendidikan di atasku, masuk ke akademi khusus keluarga kerajaan.

Keluarga kerajaan utama memang tidak pernah mengenyam pendidikan seperti bangsawan pada umumnya. Hanya Putri Alamanda yang berbeda, ia memilih masuk akademi bangsawan dan menjadi ratu pergaulan kelas atas karena kecantikan, kepintaran, dan keramahannya.

Acara dimulai. Pembawa acara mulai membacakan susunan acara. Aku hanya manggut-manggut, sesekali mengubah posisi dudukku agar tidak pegal. Aku melempar senyuman saat Ayah naik ke panggung.

Ibu dan Ayah duduk lumayan jauh, posisi mereka 'kan tamu undangan. Aku sebenarnya sedikit tidak suka acara seperti ini. Akademi Dasar adalah sekolah yang membuang-buang waktu, apalagi fakta bahwa kebanyakan nona bangsawan memilih menikah dan tidak melanjutkan pendidikan sesaat setelah lulus dari sini membuatku mendengkus remeh.

Bukannya aku membenci pernikahan, tetapi umur mereka masih terlalu muda untuk menikah.

Akademi Dasar juga sekolah yang belum terprogram seperti Akademi Bangsawan dan Akademi Lanjutan, membuat banyak tuan dan nona bangsawan cenderung bertindak semau mereka sendiri. Membolos untuk kepentingan yang tidak ada gunanya, perundungan, dan beberapa hal yang kerap aku temui sebelumnya.

Aku memang tidak pernah peduli. Karena bagaimanapun tidak ada yang berani menyentuhku.

Tetapi fakta bahwa hari ini pesta perpisahan cukup membuatku senang. Aku tidak sabar untuk belajar lebih serius di Akademi Bangsawan. Masa studi yang relatif pendek, aku sudah berencana langsung melanjutkan ke Akademi Lanjutan.

[END] Naladhipa : The Crown Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang