Baby Boss!

808 19 0
                                    

"Om Arga! Ayo kita main ayunan yok!" Nico yang sudah selesai menyantap puding susu sambil dipangku oleh Gisel, tiba-tiba merengek kepada Om nya.

"Udah malem, besok aja ya?"

"Heeuuuuu gak mau! Mau sekarang!"

"Emang Nico gak capek?"

"Tidak Kak Gisel, Nico is fine. Kak Gisel jangan khawatir"

"Dih! Sok manis banget kamu bocil kalo sama cewek!"

"Biarin! Om Arga iri ya karena Nico lebih manis?"

Semua orang di meja itu tertawa mendengar Arga yang diledek bocah kecil.

"Kalo gini, Om Arga gak mau ah main ayunan sama Nico!"

"Aaaaahh Om Arga... Ayolah Om, katanya Om sayang sama Nico?"

"Nanti Nico jatoh loh!"

"Kan ada Kak Gisel!"

"Maksudnya?"

"Jadi gini loh Om, Kak Gisel pangku Nico terus Om Arga yang dorongin ayunannya. Jadi kan Nico aman!"

"Wah cerdas anak Papi!" Dery bersorak bangga dengan pikiran cerdas anaknya.

"Ya Om? Ayo Om.." Nico mulai menarik-narik tangan Omnya itu.

"Udah sana gih, sekalian latihan jadi papa muda!" Ledek Dery

"Wih sembarangan! Bikin aja belom, udah mau jadi papa!"

Mendengar bercandaan itu seketika wajah Gisel memerah malu. Ini laki-laki gak ada kapoknya sama sekali! Padahal habis diledekin habis-habisan sama satu keluarga! Tetep aja nekat!

"Arga! Awas kamu ya! Nikah dulu!"

"Iyaa Ma iyaaa.. Ayo bocil!" Arga menggendong Nico dengan satu tangannya, kemudian Gisel mengikutinya di belakang.

"Aku nemenin Nico dulu ya, Maa..Paa.. Kak.." Ucap Gisel sopan kepada semua orang yang ada di meja.

"Hati-hati ya Sel, dua-duanya sama itu bandelnya!"

"Hehehe iya Kak!" Gisel berusaha keras menutupi rasa malunya yang masih dia rasakan akibat tertangkap basah oleh Papa tadi.

***

Seperti keinginan si baby boss, sekarang Gisel sedang memangku Nico di sebuah ayunan yang terdapat di taman bagian samping rumah Arga. Pencahayaan di taman itu tidak terlalu terang, hanya ada beberapa lampu taman kecil yang menyinari mereka. Arga dengan malas-malasan mendorong ayunan yang terbuat dari besi itu agar jangan sampai berhenti atau si bos kecil bisa merengek. Sudah beberapa menit berlalu tapi sepertinya Nico belum juga bosan.

"Kak Gisel udah tepatin janji belum?"

"Janji apa sayang?"

"Janji buat kiss Om Arga kalo Nico gak ada."

Mendadak Gisel menjadi gagap! Isi pikiran Nico dan Gisel tentang makna cium jelas jauh berbeda. Karena kini yang ada di benak Gisel adalah saat tadi dia dengan sembrono melumat bibir Arga di kamarnya.

"Oh.. Iyaa.."

"Hayoo Kak Gisel lupa ya?"

"Emmm.. Enggak kok, udah tadi udah Kak Gisel kiss Om Arganya."

"Oh pantes saja Om Arga sudah tersenyum lagi! Nico benar kan? Pasti Om Arga sedih karena tidak dapat peluk dan cium dari Kak Gisel."

FIRECRACKERS (II) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang