Confrontation

620 23 10
                                    

"Kamu capek gak sih Ga?"

"Enggak Sel aku gak akan pernah capek sama kamu"

"Tapi Aku capek" Jawab wanita itu lemas.

"Sel.. Please kamu cuma salah paham"
Arga mencoba meraih jemari tunangannya itu.

"Memeluk mantan kamu yang masih kamu sayangin, dua hari setelah kita tunangan itu namanya apa Ga? Apa yang kurang jelas dari itu? Aku paham, aku gak mungkin salah paham kali ini"

"Astaga Sel! Sumpah! Dia refleks peluk aku saat liat aku dateng ke rumah sakit"

"Emang kamu patung? Kamu gak bisa nolak?"

"Saat itu dia lagi nangis Sel, nenek yang sudah lebih dari lima tahun gak bisa dia temui tiba-tiba meninggal dunia"

"Oh berarti kamu seharusnya gak di sini Ga. Kamu seharusnya sekarang lagi peluk dia, kamu harusnya lagi menghibur dia kan?"

"Sel, please ngertiin keadaannya"

"Kamu mau aku ngertiin sampe mana lagi Ga? Aku kurang apa? Aku udah kasih nomor Cecil sebelum kita tunangan! Kamu bilang kamu gak mau hubungin dia, kamu bilang mau tetep sama aku. Terus kenapa begini sekarang?"

"Loh ini aku tetep sama kamu Sel!"

Gisel yang lelah hanya menatap Arga dengan senyuman sinis.

"Aku capek Ga, coba kita liat ke belakang deh. Kamu suka sama aku duluan, lama banget, selama bertahun-tahun kan kata kamu? Tapi selama bertahun-tahun itu juga kita terus memungkiri perasaan masing-masing, Terus kamu jatuh cinta sama orang lain tepat disaat akhirnya aku suka sama kamu, terus kita pisah 5 tahun tanpa ada kontak sama sekali, selama lima tahun itu juga aku terus kangen sama kamu, terus tiba-tiba kita dijodohin, kita sempat sama-sama nolak, tapi kita berdua usaha buat bikin perjodohan ini works, kita sama-sama berjuang buat dapetin restu Mami Papi, terus sampe akhirnya ada cincin ini di tangan aku. Aku bahagia banget, aku pikir kita beneran jodoh. Tapi sekarang kayaknya aku tahu jawaban yang sebenarnya"

"Jawaban apa?"

"Jawaban kenapa kok kayaknya jalan hubungan kita susah banget. Kenapa kita kayak gak pernah ketemu di waktu yang tepat. Ternyata mungkin karena kita bukan jodoh kali ya?"

"Kamu ngomong apa sih?"

"Mungkin, kita cuma dipermainkan sama takdir. Mungkin kita memang diciptakan bukan untuk satu sama lain Ga. Mungkin kita selalu dipertemukan agar kita saling mengambil pelajaran aja, bukan buat bersama." Air mata gadis itu meluncur tanpa ada ekspresi apapun di wajahnya. Dia sudah terlalu lelah untuk menangis tapi sangking sedihnya air mata itu turun dengan sendirinya.

"Sel.. Please jangan ngomong yang macem-macem!"

"Aku pengen sama kamu, tapi ternyata buat terus bareng-bareng sama kamu tuh sulit. Sulit Banget!  Harusnya cinta itu gak sesulit ini kan Ga? Harusnya kalau kita memang jodoh, jalannya gak akan se-terjal ini" Ada sesak yang coba Gisel tahan agar tangisannya tidak meledak di depan Arga. Dia ingin terlihat tenang dan dewasa dalam menghadapi masalah mereka ini.

"Mana sini jalannya yang sulit? Biar aku cor, aku aspal sampe mulus buat kamu! Atau kalau perlu aku gendong kamu biar gak usah jalan! Gak ada jalan yang sulit! Kita pasti bisa kalau lewatin berdua"

"Yakin berdua? Kamu masih gandeng-gandeng masa lalu kamu gitu!"

"Yaampun sel, kamu cuma overthinking aja. Aku sama Cecil gak ada apa-apa. Kita udah move on Sel, beneran itu cuma refleks aja buat nenangin dia. Di situ juga rame orang kok."

"Nah itu, di depan banyak orang kamu peluk mantan kamu, padahal baru aja tunangan! Sampe aku harus tahu ini dari orang asing. Kalau sampe berita ini nyebar, gimana perasaan orangtua aku? Keluarga aku? Keluarga kamu?"

FIRECRACKERS (II) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang