Is It a Trap?

849 25 0
                                    


Arga dan Gisel sama-sama disibukan dengan urusan kantor mereka masing-masing. Sehingga weekend adalah satu-satunya waktu yang mereka punya untuk saling bertemu dan kembali mengenal satu sama lain. Orangtua dari kedua belah pihak juga terus memantau pergerakan anai-anak mereka. Asisten dari kedua belah pihak diminta untuk mengaturkan jadwal pertemuan mereka di hari sabtu dan minggu.

Papinya Gisel sudah beberapa kali bertemu dengan Arga dalam 3 minggu terakhir ini. Mereka membahas tentang banyak hal terutama bisnis dan urusan pribadi. Tuan Jimmy Wiratama, selaku ayah dari Gisel tidak main-main dalam hal mencari calon menantu untuk anak satu-satunya. Oleh karena itu proses assesment terhadap Arga terus beliau lakukan secara sembunyi-sembunyi. Banyak test-test yang beliau berikan pada Arga. Diantaranya memintanya untuk mengantarkan beliau ke lapangan golf untuk bermain Golf bersama keluarga besar Wiratama. Tuan Jimmy meminta Arga yang langsung menyetirkan mobilnya. Walaupun tetap ada beberapa mobil yang menjaga sepanjang perjalanan mereka. Beliau ingin melihat karakter asli Arga dari caranya menyetir. Dari situ beliau menilai bahwa Arga cukup sabar dan sopan kepada siapa saja. Satu hal yang membuat Tuan Jimmy terkesan adalah Arga selalu memberikan jalan kepada orang-orang yang hendak keluar dari gang atau ketika ada kendaraan lain yang ingin menyalip. Dan Arga juga selalu memelankan laju kendaraannya saat melewati genangan air. Sepertinya lelaki itu takut kalau airnya mengenai pengendara motor yang ada di dekat mobilnya. Tuan Jimmy memberikan Arga poin positif atas tindakannya itu. Kemudian saat di padang Golf juga, Tuan Jimmy sengaja meminta asistennya memilihlan cady-cady yang cantik, seksi dan high class tentunya. Beliau ingin melihat reaksi mata dari calon menantunya itu bila dihadapkan pada perempuan cantik. Karena banyak kabar yang beredar kalau Arga suka bermain perempuan. Untuk lebih meyakinkannya, Tuan Jimmy menghilang dari lapangan golf sekitar 30 menit dengan alasan ada telepon penting dari rekan kerjanya di Shanghai. Padahal beliau mengawasi dari sebuah ruangan berjendala besar yang terlihat gelap kalau dari luar. Tuan Jimmy juga memerintahkan beberapa asisten dan pengawalnya untuk mengamati gerak gerik Arga.

Saat datang ke lapangan Golf itu, Arga sedikit kaget karena Cady yang mendampingi mereka bermain Golf dan saat di lounge sangat banyak dan semuanya berpakaian minim. Dia bahkan hampir marah ke asisten atau siapaun yang bertanggung jawab mengatur lapangan dan permainan hari ini karena bisa-bisanya memesankan Cady berpakaian minim seperti mereka di hadapan Tuan Jimmy Wiratama dan beberapa Pamannya Gisel.

Tapi sebagai tamu di tempat itu, Arga hanya bisa diam dengan perasaan yang tidak nyaman. Yang dia tahu Tuan Jimmy bukanlah tipe lelaki yang suka bermain perempuan. Makanya Arga sempat memanggil asistennya untuk menanyakan siapa yang mengatur pemesanan lapangan dan Cady hari ini? Tapi Arga tak bisa berbuat apa-apa ketika diketahui bahwa yang mengatur adalah dari pihak Tuan Jimmy.

"Om, maaf banget om kalo Om gak nyaman dengan keadaan di sini om bilang aja ya sama Arga, nanti Arga aturin Om" Bisik Arga pada Tuan Wiratama

"Gak nyaman kenapa?"

"Ya apa aja pokoknya Om, kalo ada yang gak nyaman bilang aja sama Arga ya"

"Kamu yang gak nyaman?"

"Enggak Om, saya nyaman-nyaman aja cuma agak deg-degan dikit"

"Kenapa?"

"Ya mungkin karena gerogi bertemu dengan banyak paman-pamannya Gisel"

"Oh karena itu, tenang saja kalau soal itu justru mereka yang ingin kamu ikut hari ini"

"Baik Om, saya akan mencoba lebih tenang" Jawab Arga dengan raut wajah yang tidak terlihat tenang sama sekali.

Dalam hati Tuan Jimmy tersenyum, karena dia paham maksud dari pertanyaan Arga di awal tapi sengaja berpura-pura tidak tahu.

FIRECRACKERS (II) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang