Keresahan

1.2K 53 7
                                    

Tak perlu waktu lama, Dery langsung tahu dimana keberadaan adiknya. Satu-satunya tempat Arga menyendiri adalah Taman Kunang-kunang. Sebuah tempat yang lebih mirip taman hutan kota pribadi milik Arga. Tempat itu adalah kado ulang tahun dari almarhum nenek nya Arga saat lelaki itu berumur 10 tahun. Taman itu dijaga oleh seorang pria paruh baya bernama Pak Giri yang sudah menganggap Arga seperti anaknya sendiri. Tempat itu sangat tertutup dan rahasia. Hanya orang-orang tertentu saja yang Arga izinkan untuk masuk ke sana, termasuk Dery.

Sesampainya Dery di taman itu, waktu sudah menunjukan pukul 3 sore. Dia melihat Arga yang sedang duduk sendirian di atas kap mobil Jeep nya.
Dery menghampirinya perlahan. Arga sebenrnya sudah bisa menebak kalau kakaknya itu pasti akan datang mencarinya. Jadi ketika dilihatnya mobil sang kakak terparkir tak jauh dari mobilnya, dia sudah tidak terkejut.

"Gw boleh duduk di sini kan?" tanya Dery sambil mengambil kursi lipat yang ada di hadapan Arga. Sepasang kursi lipat dan meja kecil yang dipenuhi makanan dan minuman buatan istri Pak Giri dibiarkan begitu saja oleh Arga tanpa dia sentuh sama sekali.

"Kalo lo di sini buat ngerayu gw nerima perjodohan itu mendingan lo pulang sekarang Kak!"

"Enggak, gw ke sini karena mau minta maaf."

"Minta maaf untuk apa?"

"Minta maaf karena selama ini udah menyembunyikan banyak hal dari lo."

Arga menoleh ke Dery "gw gak butuh maaf, gw butuh penjelasan!"

"Ok" Jawab Dery singkat yang langsung ditanggapi dengan antusias oleh Arga.

"Jadi sekarang lo bakal jelasin semuanya ke gw?"

"Iya semuanya."

Ada perasaan takut dan penasaran sekaligus di benak Arga saat mendengarnya.

"Gw udah kompromi sama Mama Papa untuk bilang semuanya sama lo. Gw yakin lo udah cukup dewasa dan bijaksana sekarang."

"Ok, go ahead!"

"Jadi..." Dery menghela nafasnya dengan berat.

"Sebebarnya... Awalnya yang dijodohin sama Gisel adalah gw!" Dery mengatakannya dengan ragu dan hati-hati.

Arga menoleh kemudian tersenyum getir. "Jadi lagi-lagi gw ini cuma pemeran pengganti yaa?"

"Sorry Ga, tapi lo denger dulu penjelasan dari gw."

Arga tak menjawab, dia masih shock dengan fakta yang baru saja dikatakan oleh kakaknya. Baru permulaan saja sudah begini, pikirnya.

"Gw udah tahu soal perjodohan antara gw dan Gisel saat gw pulang ke Jakarta buat liburan semester tiga, yang kita ke puncak sama Gisel dan Natalie. Inget kan lo?"

Arga hanya diam

"Sebelum gw pulang, Kakek udah telpon gw dan bilang kalau keluarga Wiratama tertarik dengan lamaran yang keluarga kita ajukan ke mereka. Saat tahu tentang hal itu jujur gw gak terkejut, gw tahu kalau saat itu akan datang. Saat dimana gw harus melepas Nathalie dan menikah dengan pilihan keluarga kita. Gw pikir gw udah siap, ternyata enggak! Berat banget buat gw melepas Nathalie."

"Kak Nath tau soal perjodohan lo dengan Gisel?"

"Nathalie tahu gw bakal dijodohin dalam waktu dekat. Tapi gw belom bilang kalau orangnya adalah Gisel. Saat itu juga kan gw belom pernah ketemu secara langsung dengan Gisel. Gw cuma tahu dari foto, cerita-cerita lo tentang dia, dan pernah beberapa kali liat dia waktu di acara-acara resmi. Tapi gw gak perhatiin banget, cuma sekilas doang. Gw pun lupa yang mana orangnya kalau gak ditunjukin fotonya sama Mama."

"... "

"Beberapa kali gw diminta untuk menemui Pak Jimmy Wiratama, bokapnya Gisel. Beliau pengen ngobrol-ngobrol dan kenal gw lebih lanjut. Mungkin lebih kayak introgasi kali ya? Tapi setelah beberapa kali ketemu dan diskusi, beliau sangat suka dengan gw dan setuju untuk menikahkan Gisel dengan gw."

FIRECRACKERS (II) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang