Steamy!

1.3K 21 0
                                    

⚠⚠⚠⚠

Please be wise ya adik-adik, kalo ada yang under 18 years old mendingan stay away! Karena yang ini sangat-sangat menjurus 😭



Arga dan Gisel sekarang sedang berada di dalam kamar mandi milik Gisel, keduanya baru saja selesai makan siang dan sekarang mereka sedang menggosok gigi. Dari tadi tidak banyak yang mereka katakan, hanya senyuman yang tak henti-hentinya terukir di wajah masing-masing. Bagi keduanya, saat-saat damai dan tenang seperti ini adalah sangat langka. Tak ada teriakan dari Gisel dan juga tak ada ledekan dari Arga. Mereka bersikap layaknya remaja malu-malu yang sedang jatuh cinta.

Seperti sekarang pun mereka tak berhenti saling melirik dari kaca wastafel di depan mereka.

"Kalau kita udah nikah nanti pasti bakal kayak gini ya? Makan berdua terus sikat gigit bareng juga" Sang gadis mengatakannya dengan malu-malu.

"Mandi berdua juga gak Sel?"

"Mandi?" Tanya Gisel dengan wajah terkejut

"Emang begitu kalau udah nikah?"

"Mandi bareng buat pasangan suami istri itu bagus buat keharomonisan rumah tangga"

"Oh gitu, yaudah boleh. Tapi emang gak malu?"

"Kan udah nikah Sel"

"Emang kalau nikah, gak ada rasa malu lagi?"

"Ya ada, tapi kalah sama nafsu deh kayaknya"

"Hmmm gitu, aku sampe sekarang masih belum kebayang deh harus naked di depan orang lain"

Arga tersenyum dengan penuh arti.

"Gak usah dibayangin, mendingan langsung aja"

"Maksudnya apa yaa?" Tatapan tajam. Gisel terarah ke Arga. Lelaki yang sekarang sedang berkumur itu tersenyum nakal ke arah Gisel.

"Sel, waktu lo buat siap-siap gw unboxing tuh tinggal 3 bulan lagi loh! Be ready!"

"Emang aku paket? Enak aja!"

"Emang paket, spesial pake pita-pita nih kayak gini" Arga memeluk Gisel dari belakang dan perlahan membuka ikatan pita pada kimono gadis itu. Pergerakan tangannya sangat cepat hingga Gisel tak sempat melarangnya.

"Argaaa.."

"Ssssttt jangan protes!" Arga meletakkan jari telunjuknya tepat di belahan bibir gadis itu.

Suara beratnya yang tepat berada di telinga Gisel membuat gadis itu merinding dan secara otomatis bahunya terangkat dan menabrak wajah Arga yang sekarang sedang bersarang di ceruk lehernya. Dengan perlahan lelaki itu memberikan kecupan-kecupan kecil pada telinga Gisel, kemudian turun ke lehernya dan secara bersamaan pula tangannya aktif menurunkan kimono tidurnya hingga kini nampaklah pundak, lengan dan tulang selangka wanita itu yang terlihat begitu menggoda untuk dikecup.

Gisel kesulitan mengatur nafasnya, berkali-kali dia mencoba menghindar dari bibir nakal calon tunangannya itu tapi posisinya sekarang terjepit di depannya ada wastafel dan dibelakangnya tubuh kekar Arga mengungungkung dirinya. Tanpa dia sadari seperti ada suara desahan yang ingin keluar dari setiap gelanyar perasaan aneh yang dia rasakan.

FIRECRACKERS (II) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang