The Secret

616 16 1
                                    

Arga dan Gisel kini sedang duduk berdua saling bersebelahan di sebuah teras private observatorium milik keluarga Winata. Tempat yang sama dengan yang dulu pernah mereka datangi beberapa tahun lalu. Tidak banyak yang berubah dari tempat yang sempat membuat Gisel terkagum-kagum itu. Bangunan yang tak terlalu besar dengan kubah seperti masjid yang bisa terbuka secara otomatis. Penjaga Vila yang bergaya American Classic ini pun masih sama, Mang Ujo.

Dinginnya malam dan kabut tebal yang mulai turun dari puncak membuat Gisel dan Arga mempererat selimut tebal yang melekat di tubuh mereka masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dinginnya malam dan kabut tebal yang mulai turun dari puncak membuat Gisel dan Arga mempererat selimut tebal yang melekat di tubuh mereka masing-masing.

"Kenapa musti jauh-jauh ke Puncak?"

"Biar nanti kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan antara kita, lo gak akan bisa pulang sendirian. Lo harus tetep gw anter pulang. Jadi lo gak bisa kabur"

"Oh jadi aku semacam disandera ya?" Tanya Gisel dengan senyuman yang sangat lucu dibalik selimutnya. Arga hanya ikut tersenyum, sambil mengangguk pelan.

"Kayaknya kamu deh yang harusnya aku sandera, karena abis ini belum tentu kamu masih mau pulang bareng aku"

"Apakah seburuk itu Sel? Apakah menurut lo fakta yang mau lo ungkapin ke gw akan membuat kita berpisah lagi?"

"Mungkin iya"

"Kalo gitu aku gak mau tahu! Aku mau kita kayak gini aja"

"Kita udah sampe sini, gak mungkin mundur lagi" Gadis itu menatap Arga dengan tatapan memohon.

"Lucu gak sih? Kita repot-repot pendekatan 2 bulan terakhir ini, terus ujung-ujungnya lo bakal kasih tahu fakta yang mungkin aja akan menghancurkan semua usaha kita"

"Mungkin juga akan menguatkan hubungan Kita Ga"

Arga menatap Gisel dengan tatapan tajam hingga membuat gadis itu sedikit takut.

"Ok, fine! Gw mau denger, silahkan buka semuanya. Jangan ada yang lo sembunyikan lagi"

"Ok, tapi boleh gak kalau aku yang denger alasan kamu duluan?" Jantung Gisel berdetak dengan kencang saat mengutarakan permintaannya itu. Bukannya ingin mengulur waktu, tapi Gisel tahu bahwa rahasia yang akan dia ceritakan sangatlah panjang dan memakan waktu. Sedangkan hatinya sudah tak sabar ingin tahu apa alasan lelaki yang dulu mengusirnya ini menerima perjodohan mereka.

Arga menghela nafas berat sebelum mengiyakan permintaan gadis di sebelahnya.

"Ok, gw akan kasih tahu lo duluan" Gisel mempersiapkan semua fokus indera pendengaran dan penglihatannya pada Arga.

"Sorry kalau ini akan melukai kamu Sel" Gisel mengganggukkan kepalanya  sambil tersenyum.

"Sebenarnya awalnya gw menolak keras perjodohan kita, sampe gw marah ke Mama, Papa dan Kak Dery. Gw ngerasa mereka semua gak adil. Kenapa Kak Dery dibiarkan menikah dan hidup bahagia dengan wanita pilihannya. Sedangkan gw harus dijodohkan sama..." Kata-kata Arga terhenti dia memandang Gisel yang sedang serius menyimak ceritanya. Mata Gisel seolah meminta Arga melanjutkan ceritanya tanpa perlu takut akan apapun.

FIRECRACKERS (II) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang