Pagi-pagi sekali Arga sudah sampai di rumah Gisel. Bahkan gadis itu saja belum bangun! Jelas saja, waktu masih menunjukan pukul setengah delapan pagi! Jadwal gadis itu bangun tidur harusnya jam 8 pagi!
Kebetulan Papi dan Mami nya Gisel sedang tidak ada di rumah, karena pergi ke luar negeri untuk mengabari beberapa saudara Papi termasuk Kakek dan Neneknya Gisel di Belanda mengenai pernikahan Gisel. Papinya Gisel masih keturunan Belanda, ayah beliau asli Belanda yang menikah dengan wanita Jawa bermarga Wiratama. Setelah tonggak kepemimpinan Wiratama Grup dipegang oleh Papinya Gisel, Kakek dan Nenek memilih tinggal di Belanda. Harusnya Gisel ikut ke Belanda bersama Arga, tapi karena bentrok dengan beberapa jadwal penting terkait persiapan pernikahan mereka, maka Gisel dan Arga tak jadi ikut. Lagipula, sang nenek yang masih memegang teguh adat Jawa, mengatakan bahwa calon pengantin tidak boleh pergi jauh-jauh karena takut terkena 'sawan pengantin'.
Arga yang sudah diliburkan dari kegiatan kantor, merasa sangat bosan! Kemarin seharian dia di rumah saja, menghabiskan waktu dengan bermain game dan tidur. Oleh karena itu, semalam dia menghubungi Bobby dan Fahmi untuk mengecek persiapan pernikahannya dengan Gisel. Apa-apa saja yang harus dia bantu dan bagaimana cara melakukannya. Jadi setelah selesai melakukan gym di rumahnya pagi ini, Arga langsung ke rumah Gisel untuk mengajak calon istrinya itu mengebut semua persiapan pernikahan mereka.
"Seeellll... Banguuuun..."
Tidak seperti biasanya, kali ini Gisel tidur dengan menggunakan piyama berbahan sutera berwarna pink muda. Celana panjang dan bajunya tangan pendek.
"Tumben baju tidur kamu sopan." Arga dengan santai ikut tertidur di sebelah Gisel sambil melingkarkan tangannya di perut ramping gadis itu.
Gadis itu mulai terusik dengan suara asing yang ada di kamarnya, dan juga tangan Arga yang terasa begitu hangat di perutnya. Perlahan gadis itu membuka matanya dengan susah payah.
"Bangun Sel! Udah jam 10 nih! Katanya kita ada janji mau ke tante Anne kan?" Bisik Arga yang sekarang malah mulai memejamkan matanya, bertolak belakang dengan apa yang baru saja dia katakan.
"Hmmmm... Arga..?" Tanya gadis itu tanpa bergeming sama sekali. Sepertinya dia sudah tidak kaget lagi dengan keberadaan Arga di sebelahnya seperti sekarang.
"Jam berapa sih ini? Kok kamu ada di sini?"
"Jam sepuluh! Ayo bangun! Kan janjian sama tante Anne buat final fitting tuxedo aku!" Arga bergumam seperti memburu-buru Gisel. Padahal dia semakin erat memeluk calon istrinya itu! Lihat saja, kini hidungnya yang mancung sudah dengan mulus mendarat di perpotongan leher Gisel, menghirup aroma shampoo dan parfume yang tertinggal di sana.
"HAH? JAM SEPULUH?" Kini Gisel membuka matanya dengan tidak santai. Di langsung duduk dan melihat ke arah jam dinding yang ada di depannya. Tidak hanya sekali, tapi beberapa kali! Kalau-kalau matanya siwer karena baru bangun tidur. Tapi beberapa kalipun dia lihat jarum pendek dari jam itu masih menunjuk ke angka 7 hampir ke angka 8. Sialan! Dia sudah kena tipu daya! Gisel menoleh ke arah Arga yang sekarang masih tiduran di kasurnya dan mulai tak bisa menahan tawanya. Apalagi sekarang rambut Gisel terlihat berantakan dengan wajah yang kesal. Persis seperti singa!
"Iiiiiihhhh Arga!!!! Ini masih jam tujuh ya!! Kamu nih usil banget! Aku hampir lompat tau gak!!" Dengan geram gadis itu memukul Arga menggunakan bantal yang ada di dekatnya.
"Jam tujuh? Ini udah mau jam delapan ya! Kalau pake kaedah pembulatan matematika!"
"Ya tetep aja! Bukan jam sepuluh! Liar!"
"Hehehe tapi ampuh kan buat ngebangunin kamu?"
"Ini yang kaget bukan cuma aku doang! Tapi sampe ke malaikat di kanan kiri aku juga kaget!"
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRECRACKERS (II)
RomanceSetelah 5 tahun mereka tidak pernah bertemu bahkan tidak pernah berinteraksi sama sekali, Arga dan Gisel malah harus bertemu kembali karena DIJODOHKAN! Padahal dulu mereka bertengkar hebat sampai Arga mengusir Gisel dari hidupnya! Bagaimana mereka...