Anak Tiri!

666 24 1
                                    

Waktu menunjukan pukul 2 dinihari saat supir dari masing-masing tuan muda keluarga Sasongko dan Atmadja datang untuk menjemput tuannya yang mabuk karena kebanyakan meminum wine yang mereka bawa sendiri. Kondisi Arga agak sedikit sempoyongan sedangkan Dery masih segar bugar. Besok dia masih ada meeting pagi, jadi sebisa mungkin dia menahan dirinya agar tidak terlalu banyak meminum cairan memabukkan berwarna burgundy itu.

Kamar Arga dan Dery sama-sama terletak di lantai dua. Sebelum Dery masuk ke kamarnya, dia menyempatkan diri untuk mengecek Nico di kamarnya. Sudah menjadi kebiasaan baginya untuk mencium kening anaknya terlebih dahulu sebelum dia tidur. Kebetulan kamar Nico berada tak jauh dari kamar Arga, sama-sama ada bagian south wing mansion keluarga Winata. Jadi dia berjalan beriringan dengan Arga sambil menertawakan lucunya tingkah Rangga ketika mabuk tadi.

"Gw ke kamar ya Kak"

"Yo, sikat gigi dulu lo jangan lupa!"

"Yaelah, kayak bocah aja pake diingetin!"

Dery hanya tertawa mendengar protes dari adiknya yang sekarang sudah menjadi lelaki dewasa itu. Dulu, Dery lah orang yang selalu mengajarkan Arga untuk membiasakan diri menggosok gigi sebelum tidur. Dia suka menyeret Arga ke kamar mandi kalau adiknya itu tak mau sikat gigi!

Baru beberapa detik Dery memasuki kamar Nico, tiba-tiba dia keluar lagi dengan agak tergesa tapi dengan mode senyap. Dia berharap Arga masih belum memasuki kamarnya.

"Gaaa.." Panggil Dery dengan suara berbisik, dia masih melihat Arga berjalan di lorong menuju kamarnya.

"Apaan kak?" Suara Arga bergema di lorong yang panjang itu.

"Ssst jangan berisik!" Masih berbisik.

"Khenhapha?" Arga jadi ikutan berbisik sambil berjalan cepat mendekat ke arah Dery.

"Itu si Gisel beneran bobo di kamar Nico! Kaget gw! Gw kira Nathalie. Hampir gw cium keningnya."

"Heh sembarangan!"

"Ya kan hampir!"

"Jadi beneran ya si Nico ngajakin Gisel bobo bareng? Kalah om nya!"Arga terlihat gemes sekaligus cemburu!

Dery tertawa tertahan melihat ekspresi dari adiknya itu.

"Yaudah,gw angkat aja ke kamar tamu? Atau gimana kak?"

"Gak usahlah, biarin aja bobo sama Nico! Dari pada bobo sama lo? Bahaya!"

"Enak aja! Iman gw sudah teruji!"

"Halah! Amatir! Ketangkep basah mulu!"

Arga hanya nyengir, karena memang yang dikatakan kakaknya adalah kebenaran! "Gw mau liat dulu deh"

"Yaudah gih sono, gw ke kamar ya?"

"Iya kak!"

Arga memasuki kamar Nico dengan perlahan dan menutup pintunya dengan sangat hati-hati. Semua lampu di kamar itu masih menyala, memamerkan Gisel yang sedang tidur menyamping memeluk Nico yang membelakanginya.
Ponakannya ini memang belum terbiasa tidur di kamar ini, jadi dia masih takut untuk mematikan lampu. Padahal sebenarnya Nico adalah tipe orang yang kalau tidur harus dalam keadaan remang atau gelap.

Dengan perlahan, Arga duduk di atas tempat tidur, tepat di sebelah Gisel. Dia perhatikan wajah wanita itu dalam-dalam. Tangannya dengan alami bergerak membelai rambut Gisel yang sekarang menutupi wajahnya sebagian.

"Dasar bandel! Kenapa sampe tega deket sama cowok lain!? Bikin gw keliatan kayak cowok bodoh! Sampe nangis di depan lo! Terus tadi tiba-tiba bilang sayang? Pake cium segala! Lo tuh maunya apa? Gw harus lepasin atau
iket lo erat-erat? hmm?" Arga masih betah menyisir rambut Gisel dengan jemarinya. "Dari dulu lo itu kerjaannya bikin gw pusing terus! Dasar macan!" Arga mencubit pipi Gisel denga pelan. Dia tak tahan sangking gemasnya.

FIRECRACKERS (II) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang