Her Private Room!

1K 20 1
                                    

Arga mengetuk pintu kamar Gisel sampai tiga kali dan belum juga ada jawaban dari dalam sana. Sepertinya sang empunya kamar masih tertidur pulas di dalam sana. Dengan hati-hati dan perasaan deg-degan lelaki itu membuka pintu ber-cat putih tersebut. Jujur saja ini pertama kalinya bagi Arga masuk ke kamar wanita, kalau satu kamar dengan wanita sudah sering. Tapi masuk ke kamar pribadi seperti ini belum pernah sama sekali.

"Permisi Gisel, aku masuk ya?" Suaranya pelan karena takut menganggu si Tuan Putri dari tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Permisi Gisel, aku masuk ya?" Suaranya pelan karena takut menganggu si Tuan Putri dari tidurnya. Kamar gadis itu begitu luas, lebih luas dari kamarnya. Jarak dari pintu ke ranjang besarnya kira-kira 20 langkah. Kamarnya didominaai oleh warna putih tulang dan cream, sehingga memberikan kesan yang mewah dan juga nyaman. Selain tempat tidur di dalam sana juga terdapat ruang tamu lengkap dengan sofanya, satu ruangan berpintu besar yang sepertinya walking closet, toilet dan satu meja rias yang sangat besar dengan dua lemari kaca berisikan koleksi parfum wanita itu.

Wangi kamarnya sangat khas, seperti wangi tubuh Gisel. Ditambah wangi-wangi lilin aroma therapy yang tersusun dengan cantik di dekat tempat tidur dan meja rias wanita itu. Gorden-gorden putih dan berenda menjuntai menghalangi masuknya sinar matahari ke kamar itu.

Arga berjalan mendekati ranjang king size yang kini di atasnya sedang terbaring sesosok makhluk ciptaan Tuhan paling indah yang pernah Arga lihat. Gadis berkulit putih mulus itu masih tertidur dengan tenangnya. Perhatian Arga tak lepas dari seksinya pakaian yang Gisel kenakan saat ini. Dia menggunakan gaun tidurnya semalam, tapi tanpa ditutupi oleh kimonononya! Arga sampai menelan ludah beberapa kali melihat tubuh Gisel yang bisa dibilang setengah telanjang ini. Posisi tidurnya menyamping dengan rambut panjangnya yang terurai, baju tidurnya itu hanya mampu menutupi bagian-bagian vital dari tubuh gadis itu. Sedangkan paha, punggung, bahu, dada bagian atas dan kaki jenjangnya nampak dengan begitu jelas. Tidak ada selimut yang menutupi sama sekali! Sungguh Arga dibuat panas dingin saat melihatnya! Rasanya semua indera dalam tubuhnya kehilangan fungsinya, apalagi posisi Gisel yang menyamping begini, membuat gundukan empuk di dadanya terhimpit dan membentuk satu garis belahan yang dari tadi terus mengalihkan fokusnya. Untuk sesaat lelaki itu hanya diam, dia takjub dengan semua pemandangan menggoda di depannya ini! Dia bingung apa yang harus dia lakukan?

Gak mungkin dia berani berbuat yang macem-macem di rumah Gisel! Apalagi ada Papi dan Mami nya di bawah, bunuh diri itu namanya! Dengan berat hati lelaki yang masih belum puas memandangi indahnya pemandangan di depannya itu, mengambil badcover tebal yang terserak tidak rapih di ranjang wanita itu. Dia mengambilnya dan langsung menyelimuti tubuh Gisel dengan bedcover itu. Misinya yang selanjutnya adalah dia harus bisa membangunkan Gisel tanpa mengagetkannya, sesuai dengan tugas dari Mami.

Arga duduk di kasur empuk milik Gisel, dengan perlahan diusapnya kepala gadis itu.

"Sel, banguun.." Ucapnya pelan dan kaku, karena ritme jantungnya belum kembali normal.

Yang diusap tak juga bergeming, dia masih tertidur dengan damainya. Saat melihat wajah Gisel dengan lebih dekat dia bisa melihat kalau matanya sembab sisa tangisannya semalam. Dengan perlahan Arga memberikan pijatan kecil pada bagian bawah mata gadis itu dengan menggunakan kedua ibu jarinya.

FIRECRACKERS (II) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang